Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, ada 7 saham yang paling banyak diborong oleh investor asing (net foreign buy/NFB lebih dari Rp 100 miliar) minggu lalu, berikut ini adalah daftarnya:
1. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), NFB Rp 1,3 triliun
2. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), NFB Rp 603,5 miliar
3. Saham PT Astra International Tbk (ASII), NFB Rp 407,1 miliar
4. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), NFB Rp 304,5 miliar
5. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), NFB Rp 271,9 miliar
6. Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), NFB Rp 118,8 miliar
7. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), NFB Rp 101,3 miliar
Setelah sempat terjadi capital outflows akibat bank sentral AS (The Fed) yang agresif menaikkan suku bunga acuan, inflows ke pasar saham mulai masuk di pekan terakhir bulan Juli lalu.
Saham-saham yang menjadi incaran asing di minggu lalu masih didominasi oleh saham sektor perbankan dan konsumen. PT BESTPROFIT
BEST PROFITAda setidaknya dua faktor yang membuat saham-saham di sektor tersebut menjadi primadona asing. Alasan pertama adalah dari sisi free float dan bobot indeks.
Investor asing terutama para fund manager yang melakukan diversifikasi secara geografis ke negara berkembang termasuk Indonesia memiliki kecenderungan untuk masuk lewat produk Exchange Traded Fund (ETF) yang dikembangkan oleh perusahaan pembuat indeks seperti MSCI.
Dalam produk ETF iShares MSCI Indonesia (EIDO), bobot saham bank dalam portofolio memang besar. Apalagi melihat kinerja keuangan sektor perbankan terutama bank kakap yang moncer di sepanjang semester I-2022.
Kinerja yang apik membuat investor asing berekspektasi bahwa setoran dividen bisa naik secara nominal, bahkan bisa saja secara payout ratio. BESTPROFIT
Di tengah kondisi global yang diwarnai dengan ketatnya likuiditas, pendapatan dari dividen merupakan hal yang tentu saja didambakan. PT BESTPROFIT FUTURES
BPFSelain sektor perbankan, sektor konsumen juga menjadi incaran. Hal ini juga tak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dimotori oleh konsumsi masyarakat.
Pada kuartal II-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,44% secara year on year (yoy). Salah satu motornya adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,51% yoy.
Melihat fenomena tersebut, bisa dibilang investor asing masih memiliki ekspektasi baik terhadap sektor keuangan dan konsumsi domestik yang dapat menjadi motor perekonomian domestik di kala menghadapi tantangan perlambatan ekonomi global. Jakarta, CNBC Indonesia
TIM RISET CNBC INDONESIA