Wednesday, December 6, 2023

Nih Tanda Kamu di Zona Makan Tabungan Akut, Baca Baik-baik!

 Ilustrasi Menabung (Image by USA-Reiseblogger from Pixabay( Foto: Ilustrasi Menabung (Image by USA-Reiseblogger from Pixabay(

Jakarta, CNBC Indonesia-Definisi masyarakat yang masuk kategori 'makan tabungan' dapat dibagi menjadi dua jenis. Pertama adalah mereka yang benar-benar menggunakan sebagian tabungannya untuk membiayai kehidupan sehari-hari.

Sementara yang kedua adalah masyarakat yang kemampuannya dalam menyisihkan gaji untuk ditabung menurun. Dengan, kata lain, orang tersebut tidak bisa lagi menabung sebesar seperti sebelumnya.

"Jadi bukan hanya seberapa sering dan banyak dia ambil tabungannya, tapi seberapa persentase yang mereka bisa tabung," kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal ketika dihubungi, Selasa, (5/12/2023).


Faisal mengatakan kedua jenis warga ini sama-sama bisa disebut 'makan tabungan' sebab pertumbuhan nilai tabungan kedua jenis warga itu sama-sama melemah. "Jadi artinya kecepatan mereka mengambil tabungan lebih tinggi dibandingkan mengisi tabungan atau menyisihkan gaji untuk ditabung," kata dia.

Sebelumnya, fenomena masyarakat yang menggunakan tabungannya untuk keperluan sehari-hari terdeteksi melalui survei yang dirilis Bank Indonesia. Data Survei Konsumen dari Bank Indonesia per Oktober 2023 menunjukkan banyak warga Indonesia yang harus menggunakan tabungannya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. BI mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023 turun jauh dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19 atau Oktober 2019.

Pada bulan Oktober lalu, rasio simpanan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia sebesar 15,7%. Sementara pengeluaran dan pembayaran cicilan, masing-masing 76,3% dan 8,8%. Padahal, pada survei November 2019, rasio simpanan terhadap pengeluaran masyarakat di Tanah Air masih jauh lebih besar, yakni 19,8%. Pasalnya pengeluaran dan pembayaran cicilan pada periode itu sebesar 68% dan 12,2%.

Berdasarkan data BI, kelompok masyarakat dengan pendapatan Rp 4,1 juta hingga Rp 5 juta mengalami penurunan rasio simpanan terhadap pendapatan paling dalam atau sebesar 460 basis poin (bps). Kemudian disusul oleh kelompok pendapatan Rp 2,1 juta hingga Rp 3 juta, yakni merosot 400 bps.

Faisal mengatakan fenomena makan tabungan lebih disebabkan oleh kenaikan harga yang menyebabkan daya beli masyarakat melemah. Daya beli masyarakat melemah karena kenaikan harga tersebut lebih cepat terjadi dibandingkan kenaikan tingkat upah.

Dia mengatakan kenaikan bahan pokok seperti beras menjadi pemicu utama kenaikan harga. Ketika bahan pangan melonjak, maka masyarakat golongan menengah ke bawah yang paling menjadi korban makan tabungan. Sebab, sebagian besar pendapatan mereka habis untuk membeli makanan. "Kalangan bawah sangat rentan terhadap inflasi pangan," kata dia.

Senada, peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai kelompok masyarakat yang paling banyak menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari, yakni masyarakat miskin. Dia mengatakan penyebabnya adalah uang mereka habis untuk membeli bahan makanan yang harganya terus naik.

"Ini yang nampaknya mendorong adanya penggunaan tabungan oleh sebagian kelompok masyarakat termiskin," kata dia.

Monday, December 4, 2023

Kisah Robohnya Kerajaan Bisnis Salim Usai Berjaya 3 Dekade

 Infografis, Kisah Perjalanan Salim Grup, Dihantam Krisis 98 dan Bangkit Lebih Tajir Foto: Infografis/ Salim Grup/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudono Salim alias Liem Sioe Liong merupakan konglomerat ternama di Indonesia, dia memiliki catatan perjalanan bisnis panjang, hingga dikenal dekat dengan Presiden Soeharto saat masih menjabat sebagai kolonel.

Pada masa-masa awal terbentuknya Indonesia sebagai sebuah negara, Sudono Salim dikenal sebagai pengusaha impor cengkeh dan logistik tentara. Jaringan bisnisnya yang luas membuat Kolonel Soeharto ingin bekerja sama dengannya.

Jalinan perkenalan pun terjadi setelah sepupu Soeharto, Sulardi menjadi perantara pertemuan keduanya. Salim kemudian menjadi penyuplai logistik pasukan Kolonel Soeharto semasa Perang Kemerdekaan (1945-1949).


"Setelah Soeharto meraih kekuasaan di Indonesia pada pertengahan 1960-an dan menjadi presiden, dia didukung oleh kelompok kroni pengusaha, yang terbesar dan terkuat adalah Liem Sioe Liong," tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016), dikutip Minggu (3/12/2023).

Keduanya terlibat dalam relasi saling menguntungkan selama tiga dekade. Soeharto melindungi Liem dan memastikan bisnisnya berjalan lancar. Liem lewat kerajaan bisnis Salim Group menyalurkan dana kepada Soeharto, keluarga, dan kroni lainnya.

Alhasil, kedua pihak pun berjaya di jalannya masing-masing. Salim sukses terdaftar sebagai orang terkaya di Indonesia. Sedangkan Soeharto juga sukses memegang kuasa di Tanah Air. Namun, kejayaan keduanya tiba-tiba hancur sekejap dalam waktu beberapa hari saja pada Mei 1998.

Salim sukses membangun tiga kerajaan bisnis di tiga sektor, antara lain perbankan (Bank Central Asia, BCA), bangunan (Indocement), dan makanan (Bogasari dan Indofood). Namun, itu semua perlahan rontok saat memasuki krisis 1998. BCA menjadi yang terparah.


Sejarawan M.C Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern (2009) menyebut, selama masa krisis nasabah menarik dana secara massal dan besar-besaran. Ratusan orang rela antre berjam-jam untuk menguras seluruh tabungannya. Kondisi ini membuat BCA yang tidak lagi dipercaya masyarakat terancam bangkrut. Rangkaian krisis ini mencapai puncak pada Mei 1998.

Kedekatan dengan Soeharto rupanya menjadi malapetaka bagi Salim saat itu. Munculnya sentimen anti-Soeharto buntut meluasnya krisis ekonomi ke kemelut politik menjadi pukulan telak bagi Salim. Rakyat yang mengetahui kedekatan keduanya menjadikan Salim sebagai target sasaran. Ini terjadi usai unjuk rasa beralih menjadi kerusuhan rasial pada 13 Mei 1998.

Hari itu, Jakarta dan sekitarnya dilanda kerusuhan, penjarahan, dan pembakaran terhadap rumah, bangunan pertokoan dan banyak kendaraan (Kompas, 14 Mei 1998). Aksi ini dilakukan oleh massa yang sudah terprovokasi. Mereka menyasar bangunan dan kendaraan milik orang Tionghoa, bahkan menargetkan orang Tionghoa itu sendiri.

Jemma Purdey dalam Kekerasan Anti-Tionghoa di Indonesia 1996-1999 (2013) menjelaskan munculnya sentimen rasial terhadap Tionghoa disebabkan karena ada stereotip bahwa mereka patut dibenci hanya karena kaya raya dan dekat dengan penguasa Soeharto. Dan tokoh sentral yang melekat dengan deskripsi itu adalah Sudono Salim.

"Perusahaan para cukong dan keluarga Soeharto merupakan sasaran utama pembakaran dan penjarahan. Bank Central Asia milik Liem Sioe Liong merupakan objek serangan utama," tulis Ricklefs.

Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016), mengungkapkan meski dijadikan target amukan massa, Sudono Salim, istri, dan beberapa anaknya sedang berada di Amerika Serikat menemani Salim yang bakal operasi mata. Di Jakarta, hanya ada Anthony Salim yang bekerja di Wisma Indocement, Jl. Sudirman.

Anthony kala itu sampai tidak berani pulang ke rumah bapaknya di kawasan Roxy. Sebab, kerusuhan massa juga menyasar permukiman warga Tionghoa. Dikhawatirkan, jika Salim berdiam diri di rumahnya, dia bisa terbunuh.

Prediksi itu kemudian benar terjadi. Pagi hari pada 14 Mei, Anthony menerima kabar kalau rumah bapaknya didatangi sekelompok pemuda bertampang mengancam, bersenjatakan jerigen bahan bakar, dan perkakas. Mereka ingin masuk ke rumah mewah Liem.

Anthony tak berkutik. Dia segera memerintahkan satpam untuk mempersilahkan massa masuk merusak rumahnya, ketimbang dihadang dan terjadi pertumpahan darah.

"Dalam sekejap, seluruh mobil di garasi terbakar, termasuk juga seisi rumah. Mereka membakar furnitur, mencopot lukisan dan mengobrak-abrik kamar. Bahkan mereka mencoret-coret rumah dengan kata-kata tidak pantas," tutur Anthony kepada Richard Borsuk dan Nancy Chng.

Setelah beberapa menit melakukan itu, asap hitam dengan cepat membumbung tinggi dari kediaman Salim. Di jalanan, foto Salim dilempari batu dan dibakar oleh massa yang marah. (Kompas, 15 Mei 1998).

Melihat situasi Jakarta yang sangat parah, Anthony langsung berpikir untuk pergi meninggalkan kantornya. Dia takut kalau kantornya bakal bernasib sama seperti rumahnya. Dia lantas pergi ke Bandara Halim untuk menuju Singapura memakai pesawat jet pribadi. Dari sanalah, Anthony memantau perkembangan bisnisnya setelah masa-masa sulit itu.

Setelah kerusuhan mereda dan Soeharto akhirnya lengser, BCA mengalami kerugian paling parah. Tercatat ada 122 cabang rusak yang terdiri dari 17 kantor terbakar habis, 26 cabang dirusak dan dijarah, dan 75 cabang rusak tetapi tidak dijarah. Lalu, ada 150 ATM yang dirusak dan diambil uang tunainya hingga menelan kerugian Rp 3 miliar.

Selain BCA, Indofood juga mendapat serangan. Pabriknya di Solo dijarah dan dibakar hingga menelan kerugian Rp 42 miliar. Pusat distribusinya di Tangerang juga hancur dijarah massa. Hanya Indocement yang masih bisa bertahan.

Meski begitu, pukulan telak terjadi di kerajaan bisnis sektor perbankan. Seminggu setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, BCA diambil alih oleh pemerintah karena kondisi keuangannya semakin berdarah-darah tak tertolong. Pemerintah lewat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) resmi menjadikan BCA sebagai BTO (Bank Taken Over). Pengambilalihan ini bertujuan untuk menolong BCA agar tidak jatuh terlalu dalam.

Sejak itulah, BCA tidak lagi menjadi milik keluarga Salim. Richard Borsuk dan Nancy Chng menyebut untuk menghidupi kembali mesin-mesin kekayaannya, Salim hanya mengandalkan Indofood.

Kini, 25 tahun setelah kejadian memilukan itu, bisnis keluarga Salim mulai berjaya. Bisnisnya pun tidak hanya Indofood, tetapi juga merambah sektor migas, konstruksi, dan perbankan

Friday, December 1, 2023

Perhatian! BI Tarik Rupiah 3 Logam Pecahan Ini dari Peredaran

 FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencabut dan menarik uang Rupiah logam pecahan Rp500 Tahun Emisi (TE) 1991, Rp1.000 TE 1993, dan Rp500 TE 1997 dari peredaran, melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14 Tahun 2023, terhitung sejak 1 Desember 2023.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan pencabutan dan penarikan uang Rupiah logam tersebut dilakukan dengan pertimbangan antara lain masa edar yang cukup lama dan perkembangan teknologi bahan/material uang logam.

"Dengan demikian, terhitung tanggal dimaksud uang Rupiah logam tersebut tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya, Jumat (12/1/2023).

Bagi masyarakat yang memiliki uang Rupiah logam tersebut dan ingin melakukan penukaran, dapat menukarkannya di Bank Umum mulai 1 Desember 2023 sampai dengan 1 Desember 2033, atau 10 tahun sejak tanggal pencabutan.

Erwin mengungkapkan penggantian atas uang Rupiah logam Rp500 TE 1991, Rp1.000 TE 1993, dan Rp500 TE 1997 yang dicabut dan ditarik dari peredaran sebesar nilai nominal yang sama dengan yang tertera pada uang Rupiah logam dimaksud.

Selain itu, layanan penukaran dapat juga dilakukan di Kantor Pusat maupun Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan pemesanan penukaran melalui aplikasi PINTAR yang diakses melalui https://www.pintar.bi.go.id, dengan mengacu pada ketentuan atau informasi yang disampaikan mengenai jadwal operasional dan layanan publik Bank Indonesia.

Penggantian atas uang Rupiah logam dalam kondisi lusuh, cacat, atau rusak dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai pengelolaan uang Rupiah, yaitu:

- Dalam hal fisik uang Rupiah logam lebih besar dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya dan ciri uang Rupiah dapat dikenali keasliannya, diberikan penggantian sebesar nilai nominal uang Rupiah yang ditukarkan, dan;

- Dalam hal fisik uang Rupiah logam sama dengan atau kurang dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.
Telaah ciri-ciri uang Rupiah logam pecahan Rp500 TE 1991, Rp1.000 TE 1993, dan Rp500 TE.

Thursday, November 30, 2023

Kode Keras BRI Bakal Kembali Bagikan Dividen Jumbo

 BRI Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengisyaratkan pembagian dividen tahun buku 2023 di tahun depan nanti akan tetap jumbo. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pihaknya mengupayakan setidaknya 70% dari perolehan laba bersih tahun ini akan dialokasikan untuk pembagian dividen.

Hal ini didasari oleh rasio kecukupan modal BRI yang tebal, yakni 27,47% per September 2023. Sunarso menyebut rasio kecukupan hanya perlu sekitar 17,2%, maka ada sekitar kelebihan modal sekitar 10%.

"Sebutlah setahun untuk meng-cover kebutuhan itu hanya butuh 2% saja kita konsumsi capital. Maka bisa saya sampaikan sampai 5 tahun ke depan, berapapun laba BRI harus dibagi dalam bentuk dividen," ujarnya pada saat Public Expose Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/11/2023).

Sebelumnya, BRI telah membagikan dividen untuk tahun buku 2022 sebesar Rp43,4 triliun atau sebesar 85% dari laba bersih sebesar Rp51,1 triliun.

Menurut Sunarso, laba bersih BRI pada tahun 2023 paling tidak sudah mencapai Rp55 triliun. Sehingga, setidaknya 70% dari besaran disebut dapat dialokasikan sebagai dividen.

Namun begitu, semuanya bergantung dengan persetujuan para pemegang saham. Sunarso juga tidak menutup kemungkinan bahwa BRI akan membagikan dividen interim tahun buku 2023, tetapi hal itu juga bergantung pada keputusan para pemegang saham.

Wednesday, November 29, 2023

"Tangan Kanan" Warren Buffett Charlie Munger Meninggal Dunia

 Charlie Munger, wakil ketua Berkshire Hathaway Inc., berbicara kepada awak media. (Bloomberg via Getty Images) Foto: Charlie Munger (Bloomberg via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - "Tangan kanan" Warren Buffett di Berkshire Hathaway, meninggal dunia, Selasa waktu setempat. Ia adalah miliarder Charlie Munger, yang kerap disebut "orang bijak dalam investasi".

Menurut siaran pers dari Berkshire Hathaway, Munger meninggal dalam usia 99 tahun. Konglomerasi tersebut mengatakan bahwa anggota keluarga Munger diberitahu bahwa dia meninggal dengan tenang pagi ini di rumah sakit California.


Berkshire Hathaway tidak mungkin mencapai statusnya saat ini tanpa inspirasi, kebijaksanaan, dan partisipasi Charlie," kata Buffett dalam sebuah pernyataan, dikutip, Rabu (29/11/2023).

Selain bergabung di Berkshire Hathaway, Munger adalah seorang pengacara real estat, ketua dan penerbit Daily Journal Corp. Ia juga anggota dewan Costco, seorang dermawan dan arsitek.

Pada awal tahun 2023, kekayaannya diperkirakan mencapai US$2,3 miliar. Jumlah yang mencengangkan bagi banyak orang, namun jauh lebih kecil dibandingkan kekayaan Buffett yang diperkirakan mencapai lebih dari US$100 miliar.

Selama rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway, pada tahun 2021, Munger yang saat itu berusia 97 tahun sempat mengungkapkan rahasia perusahaan. Bahwa Wakil Ketua Greg Abel akan memimpin setelah era Buffett.

Buffett sendiri kerap memuji Munger di masa hidup. Ia memperluas strategi investasinya dari mendukung perusahaan-perusahaan bermasalah dengan harga rendah dengan harapan mendapatkan keuntungan menjadi berfokus pada perusahaan-perusahaan berkualitas lebih tinggi tetapi dengan harga rendah.

Contoh awal dari pergeseran ini diilustrasikan pada tahun 1972 dengan kemampuan Munger membujuk Buffett agar menandatangani pembelian See's Candies oleh Berkshire seharga US$25 juta meskipun pembuat permen California tersebut memiliki pendapatan sebelum pajak tahunan hanya sekitar US$4 juta. Sejak itu, perusahaan ini telah menghasilkan lebih dari US$2 miliar penjualan untuk Berkshire.

"Dia menjauhkan saya dari gagasan membeli perusahaan-perusahaan yang biasa-biasa saja dengan harga yang sangat murah, mengetahui bahwa ada sedikit keuntungan di dalamnya, dan mencari beberapa bisnis yang benar-benar bagus yang dapat kita beli dengan harga yang wajar," kata Buffett kepada CNBC di Mei 2016.

Munger pun pada rapat pemegang saham Berkshire tahun 1998, sempat berujar kenapa melakukan itu.

"Tidaklah menyenangkan untuk membeli sebuah bisnis di mana Anda benar-benar berharap bisnis ini akan dilikuidasi sebelum bangkrut," tegasnya.

Thomas Munger lahir di Omaha pada 1 Januari 1924. Ayahnya, Alfred, adalah seorang pengacara dan ibunya, Florence "Toody," berasal dari keluarga kaya.

Seperti Buffett, Munger bekerja di toko kelontong milik kakek Buffett saat masih muda. Namun kedua calon mitra tersebut baru bertemu bertahun-tahun kemudian.

Pada usia 17, Munger meninggalkan Omaha menuju Universitas Michigan. Dua tahun kemudian, pada tahun 1943, ia mendaftar di Korps Udara Angkatan Darat, sebagai mana dimuat Janet Lowe tahun 2003 dalam buku biografi "Damn Right!".

Militer kemudian mengirimnya ke Institut Teknologi California di Pasadena untuk mempelajari meteorologi. Di California, ia jatuh cinta dengan teman sekamar saudara perempuannya di Scripps College, Nancy Huggins, dan menikahinya pada tahun 1945.

Meskipun ia tidak pernah menyelesaikan gelar sarjananya, Munger lulus magna cum laude dari Harvard Law School pada tahun 1948. Pasangan tersebut pindah kembali ke California, tempat dia berpraktek hukum real estate

Tuesday, November 28, 2023

Sejak Kuliah Rafael Alun Sudah Ikut Tipu-Tipu Mulia Group

 Terdakwa yang merupakan mantan pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo menjalani sidang perdana terkait kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Terdakwa kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan pencucian uang, eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo mengaku bersama rekan kuliahnya pernah mengakali Mulia Group.

Pengakuannya terungkap saat tim jaksa KPK membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Rafael dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (27/11). Rafael diperiksa dalam kapasitasnya sebagai terdakwa.

"Kami mengakali Group Mulia dengan seolah-olah menyelesaikan permasalahan hukumnya, padahal itu bukan permasalahan hukum. Total uang yang didapat Arme sebesar Rp 5 miliar dan saya memperoleh pembagian dengan porsi terbesar yaitu Rp2,5 miliar karena saya yang membuatkan perhitungan PPN [pajak pertambahan nilai]-nya.'," kata Jaksa mengutip CNN Indonesia, Selasa (28/11).

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Rafael, namun ternyata itu bukan terkait kasus pajak. Pihaknya mengakali seolah-olah ada permasalahan hukum Mulia Group di Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung.

"Jadi, teman saya pada saat itu ibaratnya tanda kutip, Yang Mulia, mem-blowing dari salah satu Direktur Grup Mulia. Saya sendiri tidak kenal, itu salah satu teman saya S2 di UI yang kenal dengan Direktur Mulia itu, itu di tahun 2000 kalau enggak salah. Jadi, itu permasalahan hukum. Jadi, seolah-olah kita bisa menyelesaikan permasalahan itu," jelasnya

Selanjutnya, Jaksa bertanya terkait keterangannya dalam membuatkan perhitungan PPN.

"Betul, jadi perhitungan PPN dalam perkara ini adalah dia diperiksa seolah-olah dikondisikan oleh teman saya, itu dia mempunyai permasalahan di Bareskrim pada saat itu dan di Kejaksaan Agung, tapi sebetulnya tidak ada. Jadi, kami buat perhitungan PPN seolah-olah dia menggelapkan PPN padahal tidak. Jadi, itu usaha tipu-tipu Yang Mulia, mohon maaf. Saya pada saat itu masih muda terikut arus jadi tipu-tipu saja Yang Mulia, ternyata bisa menghasilkan," jelasnya.

Jaksa lantas mengarahkan hal tersebut kepada PT Artha Mega Ekadhana (Arme) yang merupakan perusahaan konsultan pajak yang menurut KPK digunakan Rafael untuk menerima gratifikasi terkait perpajakan. Rafael menempatkan istrinya Ernie Meike Torondek menjadi pemegang saham di perusahaan tersebut.

Namun, Rafael mengatakan, keterlibatan dengan sang Isteri tidak ada hubungannya dengan kasus ini. "Itu bukan kelanjutan karena pemegang sahamnya berbeda, sama sekali berbeda," ucap Rafael.

Dalam surat dakwaan jaksa KPK, Rafael disebut bersama-sama dengan istrinya secara bertahap sejak tanggal 15 Mei 2002 sampai dengan bulan Maret 2013 telah menerima gratifikasi berupa uang seluruhnya sejumlah Rp 16.644.806.137.

Penerimaan gratifikasi tersebut melalui PT Arme, PT Cubes Consulting, PT Cahaya Kalbar dan PT Krisna Bali International Cargo. Hal tersebut berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugas Rafael.

Selain gratifikasi, Rafael bersama-sama Ernie juga didakwa melakukan TPPU dalam periode 2003-2010 sebesar Rp5.101.503.466 dan penerimaan lain sejumlah Rp31.727.322.416. Berikutnya periode 2011-2023 sebesar Rp11.543.302.671 dan penerimaan lain berupa Sin$2.098.365 dan US$937.900 serta sejumlah Rp14.557.334.857.

Rafael menempatkan harta kekayaan yang patut diduga merupakan hasil tindak pidana ke dalam penyedia jasa keuangan. Ia juga membeli sejumlah aset berupa tanah dan bangunan, kendaraan roda dua dan empat, hingga perhiasan.

Monday, November 27, 2023

Bankir Hong Kong Pada Nganggur, Investasi Sepi, Bisnis Suram

 Hong Kong Foto: courtesy SCMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesepakatan bisnis dari Tiongkok di Hong Kong telah berkurang selama beberapa dekade terakhir. Bank dan firma hukum sama-sama mengurangi lapangan kerja. Mereka yang tersisa mengejar kesepakatan yang lebih kecil dan mengambil liburan yang lebih panjang.

"Era keemasan para bankir dan penasihat investasi yang sukses sudah hampir berlalu," kata Veronique Lafon-Vinais, seorang bankir investasi selama lebih dari dua dekade yang kini mengajar keuangan di Sekolah Bisnis Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, dikutip dari The Business Times, Senin (27/11/2023).

Nilai merger dan akuisisi di daratan Tiongkok dan Hong Kong pun telah turun 6% menjadi sekitar US$185 miliar (Rp2.874,04 triliun) Jumlah tersebut kemungkinan merupakan jumlah terendah dalam satu tahun sejak tahun 2013 dan tidak lebih dari setengah rata-rata tahunan sejak saat itu.

Bahkan, penurunan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) lebih ekstrem. Tahun ini diperkirakan menjadi tahun terburuk bagi debut Hong Kong sejak tahun 2001, dengan IPO senilai US$4,6 miliar (Rp71,46 triliun). Jumlah tersebut jauh lebih kecil dari dana yang dikumpulkan tiga tahun lalu sebesar US$52 miliar (Rp807,84 triliun), dan turun 85% dari rata-rata 10 tahun terakhir sebesar US$31 miliar (Rp481,59 triliun).

Lebih dari selusin penasihat yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa keadaan tahun depan akan tetap penuh tantangan. Beberapa dari mereka bahkan menyebutkan aktivitas ekonomi tidak akan meningkat hingga setidaknya tahun 2025.

Dampak yang mereka sebutkan sangat banyak, termasuk meningkatnya biaya pendanaan luar negeri; pasar yang bergejolak; hubungan yang tegang antara Beijing dan Washington; serta tindakan keras yang dilakukan Presiden Xi Jinping terhadap industri seperti properti, teknologi, dan keuangan.

Merosotnya valuasi pasar saham Hong Kong dan kontrol peraturan yang lebih ketat juga menghalangi perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk mencatatkan sahamnya.

Baru-baru ini, Alibaba Group Holding mengejutkan investor dengan menghentikan rencana spin-off dan IPO bisnis cloud senilai US$11 miliar (Rp170,93 triliun). Perusahaan menyebut pembatasan AS pada penjualan chip ke Tiongkok sebagai alasan pembalikan kebijakan tersebut. Grup milik konglomerat Jack Ma itu mengatakan juga akan menangguhkan listing untuk bisnis grosir populer Freshippo.

Akibat dari penurunan pada investasi, para pelaku industri jadi lebih berhemat. Perjalanan kelas bisnis dan pengeluaran yang besar telah dikurangi, dan panggilan Zoom semakin menggantikan pertemuan tatap muka. Mereka juga terpaksa melakukan kesepakatan di negara-negara dan sektor-sektor yang tidak mereka kenal.

Di samping itu, dengan menyusutnya ukuran dan frekuensi kesepakatan bisnis, banyak penasihat yang memanfaatkan hal yang dulunya merupakan komoditas langka, yakni waktu luang. Para bankir investasi Hong Kong diketahui telah melakukan perjalanan darat dari perbatasan Kyrgyzstan/Tiongkok ke Turki selama sebulan.

Yang lainnya menghabiskan empat minggu trekking di fjord Norwegia dan pegunungan Kanada dalam dua liburan terpisah tahun ini. Yang ketiga mengajak keluarganya hiking di Italia dan Pegunungan Alpen Swiss. Yang lainnya menempuh perjalanan panjang di Selandia Baru, Kroasia, dan Prancis bagian selatan.

Namun begitu, di balik adanya waktu yang lebih luang, terdapat kekhawatiran akan masa depan.

"Dalam kondisi arus kesepakatan bisnis yang lambat dan PHK di industri keuangan saat ini, orang-orang cenderung mengambil libur panjang, namun saya perkirakan mereka juga khawatir jika harus meninggalkan kantor terlalu lama," kata Simon Kavanagh dari BDA Partners.