Sri Mulyani menjelaskan defisit APBN pada November 2021 turun hingga 31%, dibandingkan dengan November 2020 yang mencapai Rp 885,1 triliun atau 5,73% terhadap PDB.
“Size defisit tahun lalu mencapai 5,74% terhadap PDB, dan tahun ini kita lihat di 3,63% dari PDB jadi penurunan 2% lebih dari GDP hanya dalam waktu 12 bulan. Ini perbaikan sisi kesehatan APBN akan kita jaga jadi APBN akan tetap jadi instrumen yang dapat diandalkan dalam situasi apapun,” tuturnya dalam Konferensi Pers APBN kita, Selasa (21/12/2021). PT BESTPROFIT
Penurunan defisit terjadi seiring dengan naikan penerimaan negara. Tercatat, total penerimaan negara per November 2021 sebesar Rp 1.699 triliun atau naik 19,4% dari November 2020 yang sebesar Rp 1.423,1 triliun.
Realisasi pendapapatan negara sudah mencapai 97,5% dari pagu Rp 1.743,6 triliun.
“Tahun lalu pendapatan negara masih negatif 15,1% sehingga ini pemulihan sangat luar biasa, rebound sisi penerimaan negara menjadi positif 19,4%,” ujarnya. BEST PROFIT
Sedangkan untuk penerimaan pajak tercatat Rp 1.082,6 triliun atau tumbuh 17% secara year on year (yoy). Penerimaan pajak tercatat sudah mencapai 88% dari pagu Rp 1.229,6 triliun.
Kemudian penerimaan bea dan cukai juga sudah melampaui target 108% atau mencapai Rp 232,3 triliun dan tumbuh 26,6% (yoy), sedangkan kinerja PNBP tercarat Rp 382,5 triliun atau tumbuh 25,4% (yoy). BESTPROFIT
“Kami memperkirakan insyaallah hingga akhir tahun seluruh penerimaan negara akan melebihi target APBN sehingga akan dapatkan positif sisi pendapatan negara. Kita masih ada 2 minggu, kita lihat sisi penerimaan pajak dan bea cukai masih sangat kuat dan kami akan terus lihat sampai akhir tahun ini hanya sisa 9 hari lagi,” ujarnya.
Sumber : Jakarta, Beritasatu.com
No comments:
Post a Comment