Wednesday, October 30, 2024

IHSG Anjlok 1%, Ternyata Ini Penyebabnya

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali merana pada perdagangan sesi I Rabu (30/10/2024), di tengah sikap investor yang masih menanti rilis kinerja keuangan emiten besar pada kuartal III-2024.

Hingga pukul 11:20 WIB, IHSG merosot 0,82% ke posisi 7.544,28. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.500 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,1 triliun dengan melibatkan 9,1 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 639.150 kali. Sebanyak 178 saham menguat, 356 saham melemah, dan 234 saham cenderung stagnan.

Tercatat seluruh sektor bergerak di zona merah pada hari ini, dengan sektor konsumer primer menjadi yang paling besar koreksinya dan paling membebani IHSG yakni mencapai 1,1%.

Sementara dari sisi saham, dua emiten bank raksasa yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) serta emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penekan IHSG masing-masing 15,6, 13,1, dan 4,6 indeks poin.

Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.

IHSG kembali merana di tengah belum membaiknya sentimen global. Dari Amerika Serikat (AS), ada kabar buruk di mana Lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun pada September lalu, yang menunjukkan bahwa Badai Helene dan Milton sementara waktu memengaruhi permintaan tenaga kerja.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa kemarin disertai oleh survei dari Conference Board yang menunjukkan persepsi konsumen tentang pasar pekerjaan meningkat signifikan pada bulan Oktober, mendorong kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

Lowongan pekerjaan, sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, turun 418.000 menjadi 7,443 juta pada akhir September, level terendah sejak Januari 2021, menurut laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Sementara itu, data Agustus direvisi turun menjadi 7,861 juta dari laporan sebelumnya yang menyebut 8,040 juta. Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan jumlah lowongan pekerjaan akan mencapai 8,00 juta. Terdapat 1,09 pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur, hampir tidak berubah dari 1,10 di Agustus.

Di lain sisi, pasar di dalam negeri masih wait and see menanti rilis kinerja keuangan emiten besar pada kuartal III-2024. Terbaru, emiten perbankan Himbara raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah merilis kinerja keuangannya pada kuartal III-2024.

BBRI mencatatkan perolehan pendapatan bunga sebesar Rp 148,79 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2024.

Meskipun tumbuh signifikan, tetapi beban bunga menekan top line BRI sehingga pertumbuhan bunga bersih tercatat 4,5% yoy menjadi Rp 105,76 triliun. Adapun beban bunga BRI tumbuh hingga 40,2% yoy menjadi Rp 43,04 triliun. Alhasil laba BRI tercatat sebesar Rp45,36 triliun, tumbuh 2,59% yoy.

Selain BBRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga direncanakan akan merilis kinerja keuangan kuartal III-2024 jelang penutupan perdagangan hari ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment