PT BESTPROFIT - Sore itu beredar selebaran yang isinya rencana unjuk rasa Forum Masyarakat Jakarta Utara menentang keberadaan Hotel Alexis. Disebut dalam selebaran itu akan ada 1.000 orang dari 50 organisasi massa yang akan turun ke jalan.
Ditunggu hampir dua jam, unjuk rasa tak kunjung ada. Entah mengapa.
Hotel Alexis pernah menjadi topik hangat di masa kampanye Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Anies Baswedan sebagai calon gubernur waktu itu menyebut ada praktik prostitusi di hotel tersebut.
Ia menantang Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, untuk menutup Alexis.
Siang itu, Kamis (19/10/2017), saya mendatangi kawasan Pademangan, Jakarta Utara. Menurut rencana dalam selebaran, unjuk rasa seharusnya digelar pukul 14.00.
Nyaris dua jam saya menunggu bersama tim, tak juga tampak tanda–tanda pengunjuk rasa datang. BEST PROFIT
Tim Aiman pun mencoba menelpon Koordinator Lapangan (korlap) unjuk rasa. Beberapa kali di hubungi, HP nya tidak tersambung. Kami pun memutuskan untuk mendekat ke hotel yang berseberangan dengan taman wisata Ancol.
Masuk ke kompleks Alexis
Saya mulai berjalan kaki dari seberang kali, menuju hotel. Sepanjang perjalanan saya melihat ada banyak sekali “orang-orang khusus” yang berjaga-jaga di sekitar kompleks tempat Hotel Alexis berada.
Saya terus berjalan sambil melihat suasana sekitar. Sampailah saya persis di depan hotel. Saya disambut empat orang petugas keamanan.
Satu orang mendekat. Ia menolak menyebut namanya ketika saya bertanya. Sepertinya ia adalah pimpinan regu.
Berbadan tegap dan berwajah garang, orang ini meminta saya mematikan kamera. Saya pun mulai bertanya kepadanya perihal unjuk rasa. Ia mengaku tidak tahu.
Saya bertanya mengapa pengamanan tampak begitu ketat dengan kehadiran “orang-orang khusus” di sekitar lokasi? Ia mengatakan bahwa pengamanan di sini sehari-hari memang seperti itu. BESTPROFIT
Saya pun diantarkan olehnya ke petugas Hubungan Masyarakat (Humas) hotel ini. Saya diantarkan berjalan kaki mengelilingi kompleks hotel di bagian luar.
Lagi-lagi saya melihat area itu dipenuhi “orang-orang khusus” yang berjaga-jaga.
Masuk ke kompleks Alexis
Saya kemudian tiba dan masuk ke dalam kompleks hotel. Saya diantarkan ke ruangan petugas Humas tersebut.
Saya menunggu di sebuah ruangan kecil yang penuh dengan asap rokok. Di dindingnya terpampang sejumlah foto perwira tinggi mantan dan pejabat aktif polisi dari masa ke masa.
Dari kualitas fotonya, saya menduga foto didapat dari cetakan yang dibuatnya sendiri. Sayang, petugas Humas tidak bersedia saya wawancara. Ia hanya menjelaskan bahwa tidak ada praktik prostitusi di hotel ini.
Saya pun keluar kompleks. Dalam perjalanan saya kembali bertemu puluhan pemuda yang saya sebut sebagai “orang-orang khusus”.
Justru petugas keamanan TNI-Polri hanya tampak beberapa orang saja. Mereka berjaga untuk memastikan unjuk rasa yang rencananya berlangsung di depan hotel berjalan tertib, tidak mengganggu lalu lintas, dan tidak merugikan masyarakat. PT BEST PROFIT
Hotel Alexis memang bukan ujuk-ujuk menjadi bahasan. Sebelumnya, saat debat pertama pada musim pilkada lalu pada 13 Januari 2017, Anies Baswedan yang masih berstatus Cagub kala itu, mengkritik kebijakan calon petahana Ahok-Djarot. Anies berkata, “Soal penggusuran tegas, tapi soal prostitusi Alexis lemah. Kami akan bersikap tegas soal ini.”
Sejak saat itu Alexis menjadi topik utama yang semakin hangat dibahas, terlebih pada pekan pertama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menjabat.
Bukan merupakan program kerja, tapi sebagai fakta, bahwa “ketegasan” terhadap Alexis adalah sebuah produk janji kampanye, yang juga ditunggu publik.
Ada lagi yang paling ditunggu masyarakat, setidaknya berdasarkan hasil riset Litbang Kompas: rumah dengan uang muka Rp 0. Estimasi harga rumah yang bisa diperoleh dalam program ini adalah maksimal Rp 300 juta.
Pertanyaannya, adakah rumah seharga itu di Jakarta?
Aiman yang akan tayang malam nanti pukul 20.00 di KompasTV khusus mencari rumah jenis ini. Bahkan, lokasinya di pusat Kota Jakarta. Ada!
Saya Aiman Witjaksono
Salam.
Sumber: kompas.com