Friday, December 1, 2023

Perhatian! BI Tarik Rupiah 3 Logam Pecahan Ini dari Peredaran

 FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencabut dan menarik uang Rupiah logam pecahan Rp500 Tahun Emisi (TE) 1991, Rp1.000 TE 1993, dan Rp500 TE 1997 dari peredaran, melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14 Tahun 2023, terhitung sejak 1 Desember 2023.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan pencabutan dan penarikan uang Rupiah logam tersebut dilakukan dengan pertimbangan antara lain masa edar yang cukup lama dan perkembangan teknologi bahan/material uang logam.

"Dengan demikian, terhitung tanggal dimaksud uang Rupiah logam tersebut tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya, Jumat (12/1/2023).

Bagi masyarakat yang memiliki uang Rupiah logam tersebut dan ingin melakukan penukaran, dapat menukarkannya di Bank Umum mulai 1 Desember 2023 sampai dengan 1 Desember 2033, atau 10 tahun sejak tanggal pencabutan.

Erwin mengungkapkan penggantian atas uang Rupiah logam Rp500 TE 1991, Rp1.000 TE 1993, dan Rp500 TE 1997 yang dicabut dan ditarik dari peredaran sebesar nilai nominal yang sama dengan yang tertera pada uang Rupiah logam dimaksud.

Selain itu, layanan penukaran dapat juga dilakukan di Kantor Pusat maupun Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan pemesanan penukaran melalui aplikasi PINTAR yang diakses melalui https://www.pintar.bi.go.id, dengan mengacu pada ketentuan atau informasi yang disampaikan mengenai jadwal operasional dan layanan publik Bank Indonesia.

Penggantian atas uang Rupiah logam dalam kondisi lusuh, cacat, atau rusak dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai pengelolaan uang Rupiah, yaitu:

- Dalam hal fisik uang Rupiah logam lebih besar dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya dan ciri uang Rupiah dapat dikenali keasliannya, diberikan penggantian sebesar nilai nominal uang Rupiah yang ditukarkan, dan;

- Dalam hal fisik uang Rupiah logam sama dengan atau kurang dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.
Telaah ciri-ciri uang Rupiah logam pecahan Rp500 TE 1991, Rp1.000 TE 1993, dan Rp500 TE.

Thursday, November 30, 2023

Kode Keras BRI Bakal Kembali Bagikan Dividen Jumbo

 BRI Foto: Dok BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengisyaratkan pembagian dividen tahun buku 2023 di tahun depan nanti akan tetap jumbo. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pihaknya mengupayakan setidaknya 70% dari perolehan laba bersih tahun ini akan dialokasikan untuk pembagian dividen.

Hal ini didasari oleh rasio kecukupan modal BRI yang tebal, yakni 27,47% per September 2023. Sunarso menyebut rasio kecukupan hanya perlu sekitar 17,2%, maka ada sekitar kelebihan modal sekitar 10%.

"Sebutlah setahun untuk meng-cover kebutuhan itu hanya butuh 2% saja kita konsumsi capital. Maka bisa saya sampaikan sampai 5 tahun ke depan, berapapun laba BRI harus dibagi dalam bentuk dividen," ujarnya pada saat Public Expose Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/11/2023).

Sebelumnya, BRI telah membagikan dividen untuk tahun buku 2022 sebesar Rp43,4 triliun atau sebesar 85% dari laba bersih sebesar Rp51,1 triliun.

Menurut Sunarso, laba bersih BRI pada tahun 2023 paling tidak sudah mencapai Rp55 triliun. Sehingga, setidaknya 70% dari besaran disebut dapat dialokasikan sebagai dividen.

Namun begitu, semuanya bergantung dengan persetujuan para pemegang saham. Sunarso juga tidak menutup kemungkinan bahwa BRI akan membagikan dividen interim tahun buku 2023, tetapi hal itu juga bergantung pada keputusan para pemegang saham.

Wednesday, November 29, 2023

"Tangan Kanan" Warren Buffett Charlie Munger Meninggal Dunia

 Charlie Munger, wakil ketua Berkshire Hathaway Inc., berbicara kepada awak media. (Bloomberg via Getty Images) Foto: Charlie Munger (Bloomberg via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - "Tangan kanan" Warren Buffett di Berkshire Hathaway, meninggal dunia, Selasa waktu setempat. Ia adalah miliarder Charlie Munger, yang kerap disebut "orang bijak dalam investasi".

Menurut siaran pers dari Berkshire Hathaway, Munger meninggal dalam usia 99 tahun. Konglomerasi tersebut mengatakan bahwa anggota keluarga Munger diberitahu bahwa dia meninggal dengan tenang pagi ini di rumah sakit California.


Berkshire Hathaway tidak mungkin mencapai statusnya saat ini tanpa inspirasi, kebijaksanaan, dan partisipasi Charlie," kata Buffett dalam sebuah pernyataan, dikutip, Rabu (29/11/2023).

Selain bergabung di Berkshire Hathaway, Munger adalah seorang pengacara real estat, ketua dan penerbit Daily Journal Corp. Ia juga anggota dewan Costco, seorang dermawan dan arsitek.

Pada awal tahun 2023, kekayaannya diperkirakan mencapai US$2,3 miliar. Jumlah yang mencengangkan bagi banyak orang, namun jauh lebih kecil dibandingkan kekayaan Buffett yang diperkirakan mencapai lebih dari US$100 miliar.

Selama rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway, pada tahun 2021, Munger yang saat itu berusia 97 tahun sempat mengungkapkan rahasia perusahaan. Bahwa Wakil Ketua Greg Abel akan memimpin setelah era Buffett.

Buffett sendiri kerap memuji Munger di masa hidup. Ia memperluas strategi investasinya dari mendukung perusahaan-perusahaan bermasalah dengan harga rendah dengan harapan mendapatkan keuntungan menjadi berfokus pada perusahaan-perusahaan berkualitas lebih tinggi tetapi dengan harga rendah.

Contoh awal dari pergeseran ini diilustrasikan pada tahun 1972 dengan kemampuan Munger membujuk Buffett agar menandatangani pembelian See's Candies oleh Berkshire seharga US$25 juta meskipun pembuat permen California tersebut memiliki pendapatan sebelum pajak tahunan hanya sekitar US$4 juta. Sejak itu, perusahaan ini telah menghasilkan lebih dari US$2 miliar penjualan untuk Berkshire.

"Dia menjauhkan saya dari gagasan membeli perusahaan-perusahaan yang biasa-biasa saja dengan harga yang sangat murah, mengetahui bahwa ada sedikit keuntungan di dalamnya, dan mencari beberapa bisnis yang benar-benar bagus yang dapat kita beli dengan harga yang wajar," kata Buffett kepada CNBC di Mei 2016.

Munger pun pada rapat pemegang saham Berkshire tahun 1998, sempat berujar kenapa melakukan itu.

"Tidaklah menyenangkan untuk membeli sebuah bisnis di mana Anda benar-benar berharap bisnis ini akan dilikuidasi sebelum bangkrut," tegasnya.

Thomas Munger lahir di Omaha pada 1 Januari 1924. Ayahnya, Alfred, adalah seorang pengacara dan ibunya, Florence "Toody," berasal dari keluarga kaya.

Seperti Buffett, Munger bekerja di toko kelontong milik kakek Buffett saat masih muda. Namun kedua calon mitra tersebut baru bertemu bertahun-tahun kemudian.

Pada usia 17, Munger meninggalkan Omaha menuju Universitas Michigan. Dua tahun kemudian, pada tahun 1943, ia mendaftar di Korps Udara Angkatan Darat, sebagai mana dimuat Janet Lowe tahun 2003 dalam buku biografi "Damn Right!".

Militer kemudian mengirimnya ke Institut Teknologi California di Pasadena untuk mempelajari meteorologi. Di California, ia jatuh cinta dengan teman sekamar saudara perempuannya di Scripps College, Nancy Huggins, dan menikahinya pada tahun 1945.

Meskipun ia tidak pernah menyelesaikan gelar sarjananya, Munger lulus magna cum laude dari Harvard Law School pada tahun 1948. Pasangan tersebut pindah kembali ke California, tempat dia berpraktek hukum real estate

Tuesday, November 28, 2023

Sejak Kuliah Rafael Alun Sudah Ikut Tipu-Tipu Mulia Group

 Terdakwa yang merupakan mantan pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo menjalani sidang perdana terkait kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Terdakwa kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan pencucian uang, eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo mengaku bersama rekan kuliahnya pernah mengakali Mulia Group.

Pengakuannya terungkap saat tim jaksa KPK membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Rafael dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (27/11). Rafael diperiksa dalam kapasitasnya sebagai terdakwa.

"Kami mengakali Group Mulia dengan seolah-olah menyelesaikan permasalahan hukumnya, padahal itu bukan permasalahan hukum. Total uang yang didapat Arme sebesar Rp 5 miliar dan saya memperoleh pembagian dengan porsi terbesar yaitu Rp2,5 miliar karena saya yang membuatkan perhitungan PPN [pajak pertambahan nilai]-nya.'," kata Jaksa mengutip CNN Indonesia, Selasa (28/11).

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Rafael, namun ternyata itu bukan terkait kasus pajak. Pihaknya mengakali seolah-olah ada permasalahan hukum Mulia Group di Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung.

"Jadi, teman saya pada saat itu ibaratnya tanda kutip, Yang Mulia, mem-blowing dari salah satu Direktur Grup Mulia. Saya sendiri tidak kenal, itu salah satu teman saya S2 di UI yang kenal dengan Direktur Mulia itu, itu di tahun 2000 kalau enggak salah. Jadi, itu permasalahan hukum. Jadi, seolah-olah kita bisa menyelesaikan permasalahan itu," jelasnya

Selanjutnya, Jaksa bertanya terkait keterangannya dalam membuatkan perhitungan PPN.

"Betul, jadi perhitungan PPN dalam perkara ini adalah dia diperiksa seolah-olah dikondisikan oleh teman saya, itu dia mempunyai permasalahan di Bareskrim pada saat itu dan di Kejaksaan Agung, tapi sebetulnya tidak ada. Jadi, kami buat perhitungan PPN seolah-olah dia menggelapkan PPN padahal tidak. Jadi, itu usaha tipu-tipu Yang Mulia, mohon maaf. Saya pada saat itu masih muda terikut arus jadi tipu-tipu saja Yang Mulia, ternyata bisa menghasilkan," jelasnya.

Jaksa lantas mengarahkan hal tersebut kepada PT Artha Mega Ekadhana (Arme) yang merupakan perusahaan konsultan pajak yang menurut KPK digunakan Rafael untuk menerima gratifikasi terkait perpajakan. Rafael menempatkan istrinya Ernie Meike Torondek menjadi pemegang saham di perusahaan tersebut.

Namun, Rafael mengatakan, keterlibatan dengan sang Isteri tidak ada hubungannya dengan kasus ini. "Itu bukan kelanjutan karena pemegang sahamnya berbeda, sama sekali berbeda," ucap Rafael.

Dalam surat dakwaan jaksa KPK, Rafael disebut bersama-sama dengan istrinya secara bertahap sejak tanggal 15 Mei 2002 sampai dengan bulan Maret 2013 telah menerima gratifikasi berupa uang seluruhnya sejumlah Rp 16.644.806.137.

Penerimaan gratifikasi tersebut melalui PT Arme, PT Cubes Consulting, PT Cahaya Kalbar dan PT Krisna Bali International Cargo. Hal tersebut berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugas Rafael.

Selain gratifikasi, Rafael bersama-sama Ernie juga didakwa melakukan TPPU dalam periode 2003-2010 sebesar Rp5.101.503.466 dan penerimaan lain sejumlah Rp31.727.322.416. Berikutnya periode 2011-2023 sebesar Rp11.543.302.671 dan penerimaan lain berupa Sin$2.098.365 dan US$937.900 serta sejumlah Rp14.557.334.857.

Rafael menempatkan harta kekayaan yang patut diduga merupakan hasil tindak pidana ke dalam penyedia jasa keuangan. Ia juga membeli sejumlah aset berupa tanah dan bangunan, kendaraan roda dua dan empat, hingga perhiasan.

Monday, November 27, 2023

Bankir Hong Kong Pada Nganggur, Investasi Sepi, Bisnis Suram

 Hong Kong Foto: courtesy SCMP

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesepakatan bisnis dari Tiongkok di Hong Kong telah berkurang selama beberapa dekade terakhir. Bank dan firma hukum sama-sama mengurangi lapangan kerja. Mereka yang tersisa mengejar kesepakatan yang lebih kecil dan mengambil liburan yang lebih panjang.

"Era keemasan para bankir dan penasihat investasi yang sukses sudah hampir berlalu," kata Veronique Lafon-Vinais, seorang bankir investasi selama lebih dari dua dekade yang kini mengajar keuangan di Sekolah Bisnis Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, dikutip dari The Business Times, Senin (27/11/2023).

Nilai merger dan akuisisi di daratan Tiongkok dan Hong Kong pun telah turun 6% menjadi sekitar US$185 miliar (Rp2.874,04 triliun) Jumlah tersebut kemungkinan merupakan jumlah terendah dalam satu tahun sejak tahun 2013 dan tidak lebih dari setengah rata-rata tahunan sejak saat itu.

Bahkan, penurunan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) lebih ekstrem. Tahun ini diperkirakan menjadi tahun terburuk bagi debut Hong Kong sejak tahun 2001, dengan IPO senilai US$4,6 miliar (Rp71,46 triliun). Jumlah tersebut jauh lebih kecil dari dana yang dikumpulkan tiga tahun lalu sebesar US$52 miliar (Rp807,84 triliun), dan turun 85% dari rata-rata 10 tahun terakhir sebesar US$31 miliar (Rp481,59 triliun).

Lebih dari selusin penasihat yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa keadaan tahun depan akan tetap penuh tantangan. Beberapa dari mereka bahkan menyebutkan aktivitas ekonomi tidak akan meningkat hingga setidaknya tahun 2025.

Dampak yang mereka sebutkan sangat banyak, termasuk meningkatnya biaya pendanaan luar negeri; pasar yang bergejolak; hubungan yang tegang antara Beijing dan Washington; serta tindakan keras yang dilakukan Presiden Xi Jinping terhadap industri seperti properti, teknologi, dan keuangan.

Merosotnya valuasi pasar saham Hong Kong dan kontrol peraturan yang lebih ketat juga menghalangi perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk mencatatkan sahamnya.

Baru-baru ini, Alibaba Group Holding mengejutkan investor dengan menghentikan rencana spin-off dan IPO bisnis cloud senilai US$11 miliar (Rp170,93 triliun). Perusahaan menyebut pembatasan AS pada penjualan chip ke Tiongkok sebagai alasan pembalikan kebijakan tersebut. Grup milik konglomerat Jack Ma itu mengatakan juga akan menangguhkan listing untuk bisnis grosir populer Freshippo.

Akibat dari penurunan pada investasi, para pelaku industri jadi lebih berhemat. Perjalanan kelas bisnis dan pengeluaran yang besar telah dikurangi, dan panggilan Zoom semakin menggantikan pertemuan tatap muka. Mereka juga terpaksa melakukan kesepakatan di negara-negara dan sektor-sektor yang tidak mereka kenal.

Di samping itu, dengan menyusutnya ukuran dan frekuensi kesepakatan bisnis, banyak penasihat yang memanfaatkan hal yang dulunya merupakan komoditas langka, yakni waktu luang. Para bankir investasi Hong Kong diketahui telah melakukan perjalanan darat dari perbatasan Kyrgyzstan/Tiongkok ke Turki selama sebulan.

Yang lainnya menghabiskan empat minggu trekking di fjord Norwegia dan pegunungan Kanada dalam dua liburan terpisah tahun ini. Yang ketiga mengajak keluarganya hiking di Italia dan Pegunungan Alpen Swiss. Yang lainnya menempuh perjalanan panjang di Selandia Baru, Kroasia, dan Prancis bagian selatan.

Namun begitu, di balik adanya waktu yang lebih luang, terdapat kekhawatiran akan masa depan.

"Dalam kondisi arus kesepakatan bisnis yang lambat dan PHK di industri keuangan saat ini, orang-orang cenderung mengambil libur panjang, namun saya perkirakan mereka juga khawatir jika harus meninggalkan kantor terlalu lama," kata Simon Kavanagh dari BDA Partners.

Friday, November 24, 2023

Selain Bursa Karbon, 2 Bisnis Ini Bisa Bikin PGEO Makin Kaya

PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV) Foto: PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren pertumbuhan bisnis energi hijau makin menjanjikan di tengah isu pemanasan global. Hal ini ditandai dengan perdagangan di bursa karbon yang juga makin menarik.

Salah satu perusahaan yang diuntungkan dengan hal itu adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), yang menunjukkan performa bisnis sangat baik pada kuartal III-2023 ini.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, PGEO membukukan pendapatan usaha sebesar US$308,92 juta sepanjang kuartal III-2023. Pendapatan tersebut naik 7,49 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar US$287,39 juta.

Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan uap dan listrik kepada pihak berelasi yaitu PT Indonesia Power. Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III-2023 pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar, yaitu senilai US$109,6 juta, yang kemudian disusul oleh PGE Area Ulubelu senilai US$86,1 juta.

Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan PGEO juga tercatat naik 3,11% menjadi US$126,21 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$122,40 juta.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Market Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, menilai potensi PGEO untuk melakukan ekspansi bisnis di luar geothermal, seperti green hydrogen dan green amonia cukup baik. Sebab, bisa mendukung program hilirisasi pemerintah menjadi perusahaan futuristik.

"Selain itu, berpartisipasi pada bisnis yang berpihak kepada lingkungan, benar-benar hijau. Saya lihat PGEO ini bisa menjadi pemain besar, apalagi baru-baru ini PGEO mendapatkan skor ESG 8.4 dari Sustainalytics. Ini menjadi sinyal positif bagi bisnis PGEO," ungkap Myrdal, Jumat (24/11).

Menurut Myrdal, upaya ekspansi bisnis melalui loan pun cukup baik, dengan tenor menengah panjang.


"Kalau bisa lebih dari tujuh tahun, maka aman, karena saya lihat aset PGEO cukup besar dan memiliki ruang untuk ekspansi melalui pinjaman atau loan," ucap Mrydal.

Kendati ekspansi di luar panas bumi cukup menarik, tetapi potensi panas bumi dinilai juga cukup baik. Myrdal pun memberikan saran agar PGEO memiliki beberapa strategi untuk memuluskan langkah mendapatkan kembali kredit di bursa karbon Indonesia.

Pertama, kata Myrdal, PGEO harus fokus pada bisnis energi baru terbarukan (EBT). Kedua, PGEO harus memaksimalkan produk sekundernya seperti green hydrogen, green ammonia, dan silika. Selain itu, memperluas market pasar ke luar negeri.

"Jika itu dilakukan kepercayaan pasar lebih besar. Apalagi saat ini PGEO sudah mulai ekspansi global ke Kenya dan Turki," pungkas Myrdal.


Thursday, November 23, 2023

Asing Terciduk Borong Saham Blue Chip RI Kala IHSG Melemah

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama dua hari beruntun dalam pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah. Ini terjadi setelah indeks kemarin ditutup turun 0,79% ke 6.906,95 pada perdagangan sesi II Rabu (22/11/2023).

IHSG pun belum berhasil mencapai level psikologis 7.000. Bahkan, pada titik terendahnya, IHSG sempat turun ke 6.893,50 pada sesi II perdagangan kemarin.

Tercatat, nilai transaksi kemarin sebesar Rp8,57 triliun dengan volume transaksi sebanyak 23,54 miliar saham. Tercatat sebanyak 280 saham hijau, 355 saham turun, dan 225 saham kuning atau mendatar.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp31,61 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp44,10 miliar di pasar reguler. Di samping itu, investor asing juga melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp12,49 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Lantas, saham-saham apa saja yang diborong asing yang menadahi pergerakan IHSG kemarin? Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy perdagangan Rabu.

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp216,2 miliar

2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp49,5 miliar

3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) - Rp42,2 miliar

4. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) - Rp16,2 miliar

5. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) - Rp12,5 miliar

6. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) - Rp10,0 miliar

7. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) - Rp9,5 miliar

8. PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) - Rp9,2 miliar

9. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) - Rp8,4 miliar

10. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp6,9 miliar