Friday, August 23, 2024

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA, BNI, BRI, Mandiri

 

ATM Bank BCA. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: ATM Bank BCA. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berkat semakin canggihnya teknologi, para nasabah mendapatkan kemudahan untuk melakukan transaksi tarik tunai di ATM tanpa menggunakan kartu debit. Layanan ini diterapkan oleh sejumlah bank besar di Indonesia seperti bank swasta terbesar BCA dan bank milik BUMN diantaranya BNI, BRI serta Mandiri.

Layanan ini tentunya sangat membantu para nasabah untuk lebih mudah bertransaksi ketika yang bersangkutan harus mengambil uang saat kartu debitnya tertinggal atau hilang. Lalu bagaimana cara tarik tunai tanpa kartu di ATM?


Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, BNI, BRI & Mandiri

Untuk tarik tunai tanpa kartu, nasabah hanya memerlukan smartphone untuk mengakses aplikasi mobile banking dari masing-masing bank. Adapun cara-caranya akan kami bahas secara rinci di bawah ini.

1. Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

  • Silahkan buka pilihan menu Cardless di aplikasi BCA Mobile.
  • Pilih Tarik.
  • Pilih rekening yang menjadi sumber dana dan masukkan nominal yang akan ditarik.
  • Input PIN m-BCA untuk mendapatkan 6 digit kode transaksi.
  • Lalu beralih ke ATM BCA.
  • Pilih menu Transaksi Tanpa Kartu di ATM BCA.
  • Masukkan nomor HP yang terpasang di BCA Mobile.
  • Lalu input 6 digit kode transaksi.
  • Silahkan ambil uangnya dari ATM.

Informasi tambahan bahwa kode transaksi BCA Mobile hanya berlaku selama satu jam dari waktu awal Anda mendapatkan kode tersebut.

2. Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BNI

  • Buka aplikasi BNI Mobile Banking di HP.
  • Pilih menu Mobile Tunai.
  • Silahkan baca syarat dan ketentuan yang ditampilkan, lalu klik setuju dan lanjut.
  • Lalu pilih rekening yang menjadi sumber dana.
  • Setelah itu, pilih nomor HP tujuan yang akan digunakan untuk mengambil tunai.
  • Isi nominal uang yang akan diambil.
  • Masukkan password transaksi Anda.
  • Beralih ke ATM BNI
  • Klik tombol hot key atau tombol enter hijau pada mesin ATM.
  • Tap menu Mobile Tunai.
  • Isi kode transaksi yang tadi Anda dapatkan melalui aplikasi BNI Mobile Banking.
  • Masukkan kode OTP yang dikirimkan ke nomor HP Anda.
  • Tarik uang di ATM dan transaksi selesai.

Untuk bank BNI, kode transaksi untuk tarik tunai tanpa kartu bisa diakses dan hanya berlaku selama 2 jam saja.

3. Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

  • Awali dengan membuka aplikasi BRImo.
  • Silahkan klik menu Tarik Dana.
  • Pilih rekening yang menjadi sumber dana.
  • Tentukan nominal uang yang akan ditarik tunai.
  • Klik Lanjut.
  • Setelah itu, Anda akan mendapatkan kode transaksi untuk menarik uang di ATM.
  • Beralih ke ATM BRI.
  • Klik tombol sebelah kiri bawah di mesin ATM.
  • Klik menu Tarik Tunai di layar mesin ATM.
  • Isi nomor HP yang terdaftar di BRImo,
  • Isi kode transaksi dan lakukan transaksi tarik tunai.

4. Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM Mandiri

  • Buka aplikasi Mandiri Mobile atau Livin Mandiri di HP.
  • Di halaman login aplikasi, silahkan klik Tarik Tunai.
  • Klik Pilihan Lain lalu pilih nominal tarik tunai.
  • Setelah itu silahkan buat kode token.
  • Input PIN lal akan ada kode transaksi dan batas waktu penarikan.
  • Silahkan klik Buat Kode Token.
  • Beralih ke ATM Mandiri.
  • Pilih menu Livin by Mandiri.
  • Klik pilihan withdrawal.
  • Input Nomor HP dan klik Correct.
  • Input PIN Token yang Anda buat di aplikasi.
  • Tunggu sebentar hingga proses selesai.

Demikian cara tarik tunai tanpa kartu di ATM BCA, BNI, BRI dan Mandiri. Pastikan Anda tidak melewati batas waktu kode transaksi masing-masing ATM agar berhasil melakukan transaksi tarik tunai tanpa kartu. Selamat mencoba!

Thursday, August 22, 2024

Lagi Pesta, IHSG & Rupiah Jatuh Saat Peringatan Indonesia Darurat

 

Sejumlah massa mulai berdatangan untuk menggelar aksi di Depan DPR RI hari ini, Kamis (22/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah massa mulai berdatangan untuk menggelar aksi di Depan DPR RI hari ini, Kamis (22/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia-Pasar keuangan dalam negeri diwarnai kepanikan karena situasi politik dalam negeri yang memanas. Baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai tukar rupiah sama-sama jatuh pada pagi ini.

"Secara global bagus sebenarnya, Karena Fed mulai dovish. Politik domestik jadi menurun kan lagi," ungkap Ekonom Senior UI, Telisa Aulia Falianty kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/8/2024)

Pilihan Redaksi

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,38% ke posisi 7.526,03. Selang lima menit setelah dibuka, koreksi IHSG makin kencang yakni terkoreksi 0,76% ke 7.496,89.

Dilansir dari Refinitiv, pagi ini rupiah kembali ke atas Rp15.500/US$, tepatnya melemah 0,13% dari harga closing kemarin, Rabu (21/8/2024) di harga Rp15.480/US$.

Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan beberapa perubahan dalam RUU Pilkada ini. Pertama terkait perubahan syarat ambang batas pencalonan pilkada dari jalur partai hanya berlaku untuk partai yang tidak punya kursi di DPRD.

Partai yang punya kursi di DPRD tetap harus memenuhi syarat 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara pemilu sebelumnya.

Kemudian soal batas usia minimal calon gubernur dan wakil gubernur di pasal 7. Baleg memilih mengadopsi putusan Mahkamah Agung (MA) dibandingkan MK. Dengan demikian, batas usia calon gubernur ditentukan saat pelantikan calon terpilih.

Hal ini membuat kemarahan publik memuncak. Sejak kemarin, media sosial dibanjiri oleh protes yang mencantumkan gambar burung Garuda dan bertuliskan Peringatan Darurat.

Pada hari ini, ribuan masyarakat turun ke jalan menuju Gedung DPR/MPR Jakarta.

Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail menjelaskan, situasi politik terkini membawa investor takut. Ketika DPR memutuskan hal berbeda dari Mahkamah Konstitusi maka ada potensi hasil Pilkada bisa dibatalkan.

"Iya politik orang takut, ketidakpastian politik tinggi. Karena kalo DPR berbeda dengan keputusan MK ada kemungkinan pilkada ulang," ujarnya.

"Jika ada judicial review ke MK. Kemungkinan MK bisa menganulir hasil pilkada karena berbeda dengan keputusan MK. Jadi menimbulkan ketidakpastian politik," terang Ahmad.

Wednesday, August 21, 2024

Dolar AS Sudah Rp 15.400, Apa Bisa Sentuh Level Rp 14.000?

 

Uang dolar AS dan Rupiah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Uang dolar AS dan Rupiah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah telah bergerak di kisaran atas Rp 15.400/US$ per hari ini, Rabu (21/8/2024) setelah beberapa bulan terakhir betah di level Rp 16.000-an. Penguatan ini membuat mata uang Garuda semakin dekat dengan asumsi kurs dalam APBN 2024 di level Rp 15.000/US$.

Penguatan rupiah kali ini cukup signifikan. Hanya dalam sembilan hari, rupiah mampu mengalahkan dolar AS. Rupiah bergerak di level Rp 16.100/US$ sejak 7 Agustus 2024, berdasarkan catatan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia. Lalu, lompat ke level Rp 15.480/US$ pada 20 Agustus 2024.

Dengan penguatan yang terus terjadi sejak sembilan hari terakhir ini, apakah rupiah bisa terus menguat dan menembus level Rp 14.000?

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang mengatakan, level Rp 14.000/US$ merupakan level yang terlalu dalam jika terjadi dalam waktu dekat. Implikasinya bisa menekankan ekspor, karena harga di pasar global menjadi tidak kompetitif.

"Kalau ke level 14.000 ini masih cukup struggle kita lihat ini sudah bottoming banget paska penguatan Rupiah yang signifikan," kata Hosianna kepada CNBC Indonesia, Rabu (21/8/2024).


"Karena kalau Rupiah kita terlalu menguat signifikan ini enggak kompetitif buat ekspor. Jadi kita lihat yang level ini sudah cukup solid," tegasnya.

Senada dengan Hosianna, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto juga melihat range pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan berada di kisaran Rp 15.500/US$, di tengah derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia.

Dipicu oleh kuatnya sentimen pelaku pasar keuangan terhadap kemungkinan terjadinya penurunan suku bunga acuan global, khususnya suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed pada tahun ini sebesar 125 basis points (bps) dari saat ini di kisaran 5,25%-5,5%.

"Jadi semuanya tergantung kebijakan moneter global ya terutama dari the Fed, karena ini akan pengaruhi aliran masuk dana asing ke pasar keuangan Indonesia, maupun juga dana asing ke foreign direct investment Indonesia," tegasnya.


Myrdal pun menekankan, perkembangan rupiah saat ini sejalan dengan ekspektasi yang begitu kuat dari investor terkait denfan kemungkinan the Fed yang menurunkan suku bunganya secara agresif 50 bps pada bulan depan, atau tepatnya September.

Sentimen itu memicu inflow terutama di pasar obligasi. Hasil lelang surat utang negara atau SUN pun ia ingatkan sudah sangat kuat perimtaannya, tercermin dari incoming bids atau penawaran lelang Surat Utang Negara (SUN) per 20 Agustus 2024 yang mencapai Rp 104,07 triliun.

"Demandnya begitu kuat dengan total incoming bids atau minat lebih dari Rp 100 trili7n dan kita lihat juga flow di pasar SUN juga begitu kuat, jadi wajar rupiah kita mengalami apresiasi yang sangat signifikan," tutur Myrdal.

Ke depannya, ia menilai perkembangan rupiah akan bergantung pada kebijakan moneter dari global, yang sangat memengaruhi aliran pasokan dolar atau modal terutama di pasar keuangan emerging market seperti Indonesia.


Bila the Fed menurunkan suku bunga sesuai ekspektasi pelaku pasar sekitar 125 bps, tentu kurs rupiah ia anggap bisa mengalami penguatan tajam. Tapi kalau the Fed hanya menurunkan suku bunga satu kali sekitar 25 bps rupiah masih akan bergerak di level yang tidak sekuat sekarang.

"Tapi kalau the Fed turunkan suku bunga 25 bps setiap bulan, yaitu pada bulan September, lalu November, dan Desember yang totalnya jadi 75 bps tahun ini ada kemungkinan rupiah bisa ada di kisaran Rp 15.500," ucap Myrdal.


(Arrijal Rachman/haa)

Tuesday, August 20, 2024

Breaking! Rupiah ke Level Terkuat Tahun Ini, Dolar Sentuh Rp15.400

 

Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) menguat di pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2024), di tengah penantian suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.

Dilansir dari Refinitiv, pagi ini rupiah dibuka di harga Rp15.500/US$ menguat 0,29% dari harga closing kemarin (19/8/2024) di harga Rp15.545/US$. Berselang sekitar lima menit, rupiah menguat tajam 0,55% menuju Rp15.460/US$.

Disisi lain, indeks dolar AS (DXY) kembali mengalami pelemahan sebesar 0,05% ke titik 101,834.

Pergerakan rupiah ini tentunya dipengaruhi banyak faktor, khususnya sentimen reshuffle kabinet yang dilaksanakan kemarin. Reshuffle tersebut dilakukan dalam rangka untuk mempersiapkan transisi pemerintahan berikutnya supaya berjalan lancar.

Salah satu menteri yang digantikan posisinya dalam reshuffle kemarin adalah menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly yang digantikan oleh Supratman Andi Agtas.

Selain itu, Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) digantikan posisinya oleh Bahlil Lahadalia yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Sementara posisi Bahlil akan diisi oleh Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM yang baru.

Pergantian beberapa menteri dalam kabinet ini tentunya akan membuat dinamika politik akan semakin memanas. Pasalnya menteri-menteri yang digantikan posisinya tersebut merupakan menteri-menteri yang dekat dengan PDIP dan Megawati sedangkan penggantinya merupakan orang-orang yang dekat dengan lingkungan Prabowo dan Jokowi.

Berlanjut, Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa dan Rabu pekan ini.

Salah satu yang paling ditunggu pasar adalah pernyataan BI mengenai kebijakan ke depan. Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sudah mengisyaratkan pemangkasan pada September dan BI diperkirakan akan mengikutinya.

Pemangkasan suku bunga diharapkan bisa mendongkrak kredit dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Setelah sebelumnya pada Agustus 2024, Indonesia mengerek suku bunga sebesar 275 bps dari 3,5% menjadi 6,25%.

Tidak hanya soal isu dalam negeri, sentimen yang datang dari negeri tirai bambu pun akan mempengaruhi pasar keuangan domestik. Pada pukul 08:15 WIB, Bank Rakyat China (PBoC) telah mengumumkan suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun dan lima tahun.

Dalam Pengumumannya LPR China tidak mengalami perubahan, yaitu di angka 3,35% untuk suku bunga acuan pinjaman tahunan dan 3,85% untuk lima tahun. Angka tersebut sesuai dengan prediksi konsensus yang dilakukan Trading Economics sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH