BEST PROFIT - Warga di wilayah Jabodetabek digegerkan oleh tiga peristiwa pembunuhan sadistis yang terjadi secara berturut-turut dalam jangka waktu satu pekan.
Hal tersebut membuat aparat kepolisian harus bekerja keras mengungkap kasus tersebut dan juga mengantisipasi agar perbuatan serupa tak terulang.
Sementara bagi masyarakat, ketiga peristiwa pembunuhan sadistis tersebut membuktikan kewaspadaan harus lebih ditingkatkan.
Berikut tiga pembunuhan sadis yang terjadi dalam sepekan terakhir di Jabodetabek tersebut:
Pembantaian Keluarga Gaban
Warga Pondok Melati, Bekasi, digegerkan oleh penemuan 4 mayat yang terikat dalam hubungan keluarga pada hari Selasa (13/11/2018) pagi.
Dalam rumah yang berada di Jalan Bojong Nangka II, RT2/RW7 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, terdapat empat mayat.
Keempat mayat itu ialah Diperum Nainggolan alias Gaban Nainggolan (38), istrinya Maya boru Ambarita (37), dan kedua anak mereka Sarah Nainggolan (9) serta Arya Nainggolan (7). PT BESTPROFIT
Gaban dan Maya ditemukan tewas bersimbah darah di depan televisi ruang tamu. Sementara Sarah dan Arya tewas akibat kehabisan nafas di dalam kamar mereka.
Belakangan diketahui pelakunya adalah pemuda berusia 23 tahun bernama Haris Simamora, yang masih berkerabat dengan keluarga Gaban.
Haris adalah adik sepupu Maya. Ia ditangkap saat hendak mendaki gunung di Garut. Setelah ditangkap, ia mengakui semua perbuatannya.
Haris menuturkan membunuh Gaban dan Maya memakai linggis. Sementara Sarah dan Arya dicekiknya hingga kehabisan oksigen.
Ironis, sebelum dicekik hingga tewas, kedua bocah tak bersalah tersebut sempat bertanya kepada pelaku mengenai kondisi kedua orang tua mereka yang terdengar menjerit dari ruang tamu.
Bahkan, Haris sempat lebih dulu mengeloni Sarah dan Arya hingga tertidur sebelu,m dicekik hingga tewas.
Kekinian, kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan. Haris dibawa aparat kepolisian untuk proses rekonstruksi.
Mayat Dufi dalam Tong
Selang tiga hari setelah pembunuhan keluarga Gaban, Jumat (16/11), menjadi hari terakhir Bayu Yuniarti Hendriani melihat sosok suaminya Abdullah Fithri Setiawan sekaligus ayah dari keenam anak-anak mereka. Saat itu, Abdullah yang akrab disapa Dufi pamit berangkat bekerja kepada istri dan anak-anaknya.
Kala itu, Dufi berangkat bekerja menggunakan mobil pribadinya. Tak ada firasat aneh ataupun curiga saat Yuniarti melepas kepergian suami tercintanya itu. Hingga beberapa jam kemudian, nomor telepon genggam Dufi tak bisa dihubungi.
Barulah pada Minggu (18/11/2018) siang polisi dari Polsek Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memberikan kabar duka, Dufi ditemukan meninggal dunia.
Adalah seorang pemulung yang pertama kali menemukan jasad Dufi. Saat ditemukan kondisi Dufi sangat mengenaskan, badannya terbungkus sebuah drum plastik warna biru.
Sementara kaki dan tanggannya terikat lakban. Warga yang melihat maupun polisi yang mengidentifikasi jasad Dufi langsung menduga ia adalah korban pembunuhan.
Belakangan, Dufi diketahui adalah seorang freelance sales marketing di TV Muhammadiyah atau TvMU. Ia juga dikenal sudah malang melintang sebagai wartawan di sejumlah media nasional. BESTPROFIT
Beberapa jam seusai jasad Dufi dimakamkan, polisi berhasil menangkap seseorang berinisial MN yang diduga kuat sebagai pembunuh Dufi.
"Iya (ketangkap), intinya Polda Metro membantu Polres Bogor. Mengingat korban (berdomisili di wilayah hukum) di Polda Metro Jaya dan pelaku juga di Polda Metro Jaya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono, Selasa (20/11/2018).
MN merupakan seorang karyawan swasta, ia diciduk polisi di dekat cucian motor Omen, di Kelurahan Bantar Gebang, Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi pada Selasa (20/11/2018) sekitar pukul 14.30 WIB.
Saat badan MN digeledah, polisi mendapati sejumlah barang bukti identitas milik korban Dufi. Antara lain, telepon genggam korban, KTP korban, SIM, kartu ATM hingga buku tabungan atas nama korban.
Hanya, polisi belum mengungkap apa motif di balik aksi pembunuhan eks wartawan nasional itu. Saat ini, pelaku pembunuhan yakni MN tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya.
Mayat dalam Lemari
Dua hari usai penemuan jasad Dufi yang tewas di dalam drum, warga jabodetabek kembali digegerkan dengan penemuan sosok mayat.
Kali ini seorang perempuan cantik bernama Iin Puspita ditemukan tewas bersimbah darah di indekos 21 di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2018).
Ironisnya, perempuan yang berprofesi pemandu karaoke itu ditemukan setengah telanjang di dalam lemarinya dengan posisi kakinya ditekuk ke atas.
Polisi yang menerima laporan atas penemuan mayat itu langsung melakukan olah TKP. Meski masih menunggu hasil autopsi, namun Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestro Jaksel Kompol Andi Sinjaya Ghalib menyebut, dugaan sementara, Iin Puspita telah tewas beberapa hari sebelum jenazahnya ditemukan oleh Wahyu, penjaga kos bersama rekannya Rofik.
Kematian Iin sempat membuat geger warga di sekitar tempat kos di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Penjaga yang mengecek rekaman CCTV sempat mengatakan, beberapa hari sebelum jasad Iin Puspita ditemukan, ada dua orang yakni laki-laki dan perempuan sempat bertamu bahkan menginap di kos Iin.
Hingga kemudian, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar mengungkapkan, dua pelaku yang membunuh Iin Puspita diduga berniat melarikan diri ke Jambi.
"Kami memang belum interogasi (pelaku), tetapi memang sudah ada niat melarikan diri," kata Indra Selasa (20/11/2018).
Dua terduga pelaku pembunuhan itu, laki-laki bernama Yustian (24) dan perempuan Nissa Regina (17). Keduanya ditangkap jajaran Polda Jambi pada Selasa, beberapa jam setelah jasad Cikturi Iin Puspita (22) ditemukan di kamar indekos di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.20 WIB.
Regina dan Yustian mengakui membunuh Iin Puspita karena korban tak memberikan uang tip titipan pelanggan sesuai nominal.
Regina dan korban adalah rekan seprofesi, yakni gadis pemandu lagu di tempat karaoke bilangan Jalan Gatot Subroto, Jaksel.
Sumber: suara.com
No comments:
Post a Comment