Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
- Beredar kabar di kalangan para pelaku pasar bahwa dua emiten media dalam Grup MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) bakal merger.
PT BESTPROFITKabar ini ternyata terungkap dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BMTR yang baru digelar Kamis (28/7) kemarin. Pemilik Grup MNC Hary Tanoe juga menyebut bahwa kondisi saham BMTR yang selalu sideways menjadi salah satu alasan utama dibalik rencana merger tersebut. BEST PROFIT
"Ada rencana MNCN dan BMTR dimerger," ujar Hary Tanoe pasca sesi tanya jawab RUPS usai. Meski demikian ia menegaskan kepada notaris bahwa hal tersebut bukan bagian dari resolusi RUPS.
MSIN yang merupakan operating company terkait digital adalah emiten media Grup MNC dengan harga tertinggi, diikuti oleh MNCN yang secara langsung memiliki empat televisi yaitu RCTI, MNCTV, GTV dan iNews. BESTPROFIT
PT BESTPROFIT FUTURESBPF
Kondisi yang dinilai kurang optimal tersebut menjadi alasan merger. Adapun perusahaan yang bertahan pasca merger adalah BMTR dan nanti akan disebut MNC Media.
"The Merge Company, The New Company itu langsung memiliki empat TV," jelas Hary Tanoe secara lugas.
Foto: Tangkapan Layar RUPS BMTR Struktur perusahaan pasca merger |
Dalam kesempatan itu Hary Tanoe juga memberikan sedikit bocoran terkait kapan proses merger ini akan selesai.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa tuntas," ujar Hary Tanoe yang mengindikasikan jadwal proses merger kedua perusahaan.
Hary Tanoe juga mengemukakan optimisme bahwa langkah tersebut mampu mengerek harga saham BMTR yang ia sebut bergerak sideways.
Dia juga menambahkan bahwa pihak direksi sedang melakukan simulasi terkait merger.
Pada perdagangan kemarin harga saham emiten media Grup MNC kompak terbang. MSIN menguat 12,68% ke harga Rp 5.775/saham, MNCN naik 5,91% ke Rp 985/saham dan BMTR yang akan menjadi surviving company melejit 17,02% ke Rp 48/saham.
BMTR yang merupakan induk perusahaan media Grup MNC memiliki kapitalisasi pasar yang jauh lebih kecil dari anak dan cucu perusahaan. Tercatat perusahaan hanya bernilai Rp 5,47 triliun atau kurang dari 10% valuasi MSIN. Jakarta, CNBC Indonesia
TIM RISET CNBC INDONESIA