Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah India mengeluarkan peraturan darurat yang meminta produsen listrik yang menggunakan batu bara impor (ICB) untuk berproduksi secara penuh. Mereka juga diminta untuk menjual dengan segera produksi mereka.
Peraturan itu dikeluarkan sebagai antisipasi lonjakan permintaan listrik selama musim panas, April tahun ini.
Aturan ini akan berlaku pada 16 Maret 2023 mendatang guna memberikan waktu bagi produsen pengelola pembangkit listrik untuk mengimpor batu bara menjelang lonjakan konsumsi.
Aturan ini akan berakhir pada 15 Juni 2023.
"Untuk memastikan ketersediaan listrik dan memenuhi permintaan, pembangkit listrik ICB harus dinaikkan (produksinya). Demi kepentingan yang lebih besar dan memastikan pembangkit optimal dari ICB plant, arahan ini dikeluarkan di bawah Section-11 of The Electricity Act 2003 yakni bahwa semua pembangit ICB harus beroperasi dengan kapasitas penuh," demikian tulis aturan darurat tersebur, dikutip dari Money Control.
Aturan ini dikeluarkan karena India tidak ingin mengulangi pengalaman yang sama pada tahun lalu di mana mereka ditimpa krisis energi.
Pada Mei 2022, gelombang panas menerjang India sehingga permintaan pendingin ruangan melonjak.
Pasokan batu bara di pembangkit listrik mereka pun dengan cepat berkurang bahkan dalam kondisi kritis. India pun mewajibkan pembangkit listrik batu bara impor untuk impor secepatnya demi meningkatkan pasokan.
Seperti diketahui, India menggantungkan sekitar 70% pasokan listrik mereka dari pembangkit batu bara. India diperkirakan akan membakar 8% lebih banyak batu bara pada tahun fiskal 2023/2024.
Dikutip dari Reuters, Kementerian Listrik India memperkirakan permintaan listrik akan mencapai puncaknya pada April tahun ini dengan kebutuhan mencapai 229 Giga Watt (GW).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pembangkit listrik batu bara diharapkan bisa menyumbang 193 GW.
Banyak dari pembangkit yang menggunakan impor atau ICB tidak beroperasi penuh saat ini karena sulit bersaing dengan mereka yang menggunakan batu bara domestik.
Pembangkit tersebut di antaranya dimiliki oleh Adani Power dan Tata Power.
No comments:
Post a Comment