Tuesday, August 29, 2023

OJK Bikin Aturan Baru Soal Nasabah Pasar Modal

 Ilustrasi Gedung OJK Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 15 Tahun 2023 untuk meningkatkan efektivitas penggunaan infrastruktur layanan administrasi prinsip mengenali nasabah di pasar modal.

Ketentuan ini diharapkan bisa mendukung upaya penguatan pengawasan di sektor pasar modal melalui pelaksanaan uji tuntas nasabah (Customer Due Diligence/CDD) dan atau uji tuntas lanjut (Enhanced Due Diligence/EDD) oleh Pelaku Jasa Keuangan (PJK) terhadap calon nasabah dan atau nasabah.

Sebelumnya, dalam proses uji tuntas nasabah tersebut, untuk membuka rekening di lembaga jasa keuangan, nasabah harus melakukan proses CDD dan atau EDD yang berulang pada lembaga jasa keuangan yang berbeda ketika akan membuka rekening.

"OJK menilai perlu dilakukan pengadministrasian data dan dokumen calon nasabah dan atau nasabah secara tersentralisasi agar tercipta proses CDD dan atau EDD yang efisien dengan data yang terkini," tulis keterangan resmi OJK, Senin (28/8).

POJK Penyelenggaraan Layanan Administrasi Prinsip Mengenali Nasabah (LAPMN) ini selain meningkatkan efisiensi dan sentralisasi penyimpanan data dan dokumen juga meningkatkan pengawasan kegiatan CDD dan atau EDD dalam penerapan program anti- pencucian uang, pencegahan pendanaan terorisme, dan pencegahan pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal di sektor jasa keuangan.

Ruang lingkup kegiatan penyelenggara LAPMN dalam POJK ini meliputi penerimaan data statis awal calon nasabah dan atau nasabah, penerimaan pengkinian data, sentralisasi data dan dokumen CDD dan atau EDD.

Lalu, pembagiaan data dan dokumen CDD dan atau EDD kepada pengguna LAPMN. Serta, pemberitahuan informasi pengkinian data dan dokumen CDD dan atau EDD kepada Pengguna LAPMN di mana nasabah tersebut terdaftar.

Substansi pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15 Tahun 2023, antara lain mengatur pihak yang dapat menjadi penyelenggara LAPMN, pihak yang dapat dan wajib menjadi pengguna LAPMN, implementasi penggunaan subrekening Efek sebagai alternatif selain Rekening Dana Nasabah untuk penyimpanan dana nasabah.

Selanjutnya, kewajiban dan larangan pengguna LAPMN, peraturan penyelenggara LAPMN, perjanjian penggunaan LAPMN, laporan dan pemberitahuan oleh penyelenggara LAPMN, dan ketentuan sanksi.

Dengan diterbitkannya POJK 15/2023 ini, tidak menghapus kewajiban pelaku usaha jasa keuangan (PJK) untuk melakukan verifikasi dalam proses CDD dan atau EDD.

Penyelenggara LAPMN bertujuan untuk mengadministrasikan data dan dokumen calon nasabah dan atau nasabah secara tersentralisasi dalam pelaksanaan CDD dan atau EDD. PJK tetap wajib melakukan verifikasi atas validitas data dan dokumen nasabah yang diadministrasikan dan dibagikan oleh penyelenggara LAPMN.

Monday, August 28, 2023

Cerita Sebenarnya di Balik Polemik Salim-Djajadi Soal Indomie

 Infografis, Kisah Perjalanan Salim Grup, Dihantam Krisis 98 dan Bangkit Lebih Tajir Foto: Infografis/ Salim Grup/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak pemberitaan soal siapa sebenarnya pencetus merek mi instan Indomie. Selama ini banyak orang mengira Indomie diciptakan oleh Sudono Salim alias Liem Sie Long karena perusahaan itu kini memegang produksi atas Indomie. Namun, belakangan mulai terkuak bukan Salim-lah yang berada di balik penciptaan Indomie, melainkan seorang pengusaha bernama Djajadi Djaja.

Benarkah demikian dan bagaimana peristiwa sebenarnya?

Awal mula industri mi instan Indonesia

Masyarakat Indonesia baru mengenal mi instan pada tahun 1968 usai PT Lima Satu Sankyu memproduksi Supermi. Dalam paparan majalah Historia dituliskan PT Lima Satu Sankyu adalah perusahaan hasil kerjasama perusahaan Jepang, Sankyo Shokuhin Kabushiki Kaisha dengan PT Lima Satu milik Sjarif Adil Sagala dan Eka Widjaja Moeis. Kerjasama ini berbentuk teknis hingga bantuan pengiriman tepung dari luar negeri. 

Barulah dua tahun kemudian tepat pada 1970, Sarimi mendapat lawan baru, yakni Indomie. Indomie adalah merek mi instan produksi PT Sanmaru Food. Dalam paparan Arto Biantoro di Namanya Apa?: Memahami Kekuatan Nama Merek & Cara Menemukannya (2023) diketahui PT Sanmaru Food didirikan oleh Djajadi Djaja, Wagyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma, serta berada di bawah jaringan Grup Djangkar Djati. Grup ini didirikan oleh Djajadi Djaja, pengusaha asal Medan, pada 1964 yang kemudian juga ikut mendistribusikan Indomie lewat PT Wicaksana Overseas.

Persaingan bisnis mi awalnya berjalan biasa saja hingga akhirnya muncul pendatang baru, yakni Sarimi pada awal 1980-an. Sarimi didirikan oleh Sudono Salim lewat PT Sarimi Asli Jaya. Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016), alasan Salim terjun ke industri mi berkaitan dengan kelangkaan beras di Indonesia pada akhir 1970-an.

Semua orang tahu beras adalah makanan yang tidak bisa tergantikan oleh masyarakat Indonesia. Pada saat krisis beras sudah pasti pemerintah dan swasta berputar otak untuk mencari pengganti beras. Kebetulan ketika itu industri tepung di Indonesia berjalan positif usai berdiri pabrik tepung pertama di Indonesia, yaitu PT Bogasari, yang juga didirikan oleh Salim, Djuhar Sutanto, Ibrahim Risjad, dan Sudwikatmono.  Keempatnya juga dikenal sebagai Gang of Four, persekutuan para pengusaha di era awal Orde Baru. 

Pada titik inilah, Salim ingin memproduksi mi dengan tujuan mengganti beras sebagai makanan pokok masyarakat. Keinginan ini lantas disetujui oleh pemerintah sebagaimana dituturkan Piet Yap dalam memoarnya My Grains of My Life (2010). Pemerintah secara terang-terangan mendorong Grup Salim untuk mengkampanyekan kelebihan mi dan roti kepada masyarakat.

Dari sini, Salim rupanya cukup serius soal produksi mi. Mengutip paparan Richard Borsuk dan Nancy Chng, Salim rela memesan 20 lini produksi dari pemasok Jepang. Setiap lini bisa memproduksi 100 juta bungkus mi instan. Artinya, ada miliaran bungkus mi yang diproduksi Grup Salim. Atas dasar ini, Salim cukup percaya diri menyaingi Supermie dan Indomie.

Namun, rasa percaya diri itu sirna ketika situasi berubah di pertengahan 1980-an. Tanpa diduga, stok beras Indonesia kembali membaik, bahkan di tahun 1984 sudah bisa swasembada. Cita-cita Salim mengubah makanan utama masyarakat dengan mi akhirnya gagal total. Semua yang sudah dilakukan, dari mulai membangun pabrik, berinvestasi, dan kerjasama, menjadi sia-sia. Dan semua itu tidak bisa dibatalkan, alias harus tetap berjalan. 

Sadar bingung mendistribusikan miliaran bungkus mi instan, Salim lantas mendekati pesaingnya, yakni Djajadi, yang merupakan pemilik Indomie.

Persekutuan Salim & Djajadi

"Kalian konsumen [tepung] saya, kami punya kelebihan lini. Bisakah kalian melakukan sesuatu? Sebab saya tidak mau bersaing dengan kalian," tutur ulang Anthony Salim saat mendekati Indomie, dikutip dari riset Richard Borsuk dan Nancy Chng.

Tawaran itu membuat Djajadi berada di posisi sulit. Dia tahu bahwa produksi Indomie bergantung pada Bogasari, tetapi dia juga tidak mau menerima tawaran itu. Alhasil, terjadilah penolakan oleh Djajadi, meski dia tahu menjadi pesaing Salim di Orde Baru bukan hal mudah. Dari sinilah, Sarimi bertarung melawan Indomie. Dalam pertarungan ini, Salim berani mengeluarkan biaya fantastis hingga US$ 10 juta untuk memasarkan produk mi dengan harga di bawah Indomie.

Singkat cerita, strategi ini pada akhirnya membuat Indomie takluk. Sarimi sukses menguasai 40% pasar mi instan Indonesia. Berkat kesuksesan inilah, Salim percaya diri dan kembali menawarkan proposal kerjasama kepada Djajadi. Namun, kali ini Djajadi terpaksa harus mengakui kehebatan Salim. Dia menyetujui tawaran tersebut dan sepakat membentuk perusahaan patungan bernama PT Indofood Interna pada 1984. Di perusahaan itu Djajadi punya 57,5 % saham dan Salim 42,5% saham. CEO-nya pun masih orang dekat Djajadi, yakni Hendy Rusli.

Sebenarnya, apa yang terjadi antara Salim-Djajadi adalah strategi umum dari bisnis Grup Salim. Salim sering melakukan pengelolaan bersama dengan mitra bisnis dalam suatu grup usaha. Menurut Yuri Sato dalam Chinese Business Enterprise (1996), tujuan Salim melakukan ini untuk mencari keahlian teknis dari mitra-mitra tersebut di bidangnya masing-masing dan mencari dukungan finansial. 

Dalam kasus PT Indofood Interna, strategi ini berjalan lancar. Bahkan, perusahaan patungan ini sukses menguasai pasar dan mampu mengakuisisi merek kompetitor, yakni Supermi besutan PT Lima Satu Sankyu. Namun, seiring waktu terjadi perubahan pengelolaan di tubuh perusahaan.

'Perceraian' Salim & Djajadi

Masih mengutip paparan Richard Borsuk dan Nancy Chng, perlahan tapi pasti kontrol PT Indofood Interna bergeser dari Djajadi ke Salim Group hingga menguasai seluruh perusahaan. Pada titik ini, Djajadi terpaksa angkat kaki.

"Karena mereka bertikai sendiri dan akhirnya kami mendapatkan mayoritas... Ada lima atau enam orang dalam kemitraan mereka dan mereka tidak akur... Bola jatuh berserakan dan kami memungut keping-kepingannya," tutur Anthony Salim saat ditanya Richard Borsuk soal perubahan kelola PT Indofood Interna. 

Sejak itu, Salim menguasai Indomie dan memasukkannya ke dalam induk perusahaan PT Indofood Sukses Makmur pada 1994. Ketika itu terjadi tak ada perlawanan dari Djajadi. Dia diam seribu bahasa menyikapi peristiwa itu. Dan ini menjadi kewajaran sebab Salim dekat dengan Presiden Soeharto. Jadi, tidak ada gunanya mengeluh dan protes atas kejadian itu, sehingga lebih baik diam untuk terhindar dampak lanjutan.

Barulah setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, Djajadi mulai buka suara dan berani melawan balik Salim yang ketika itu bisnisnya 'berdarah-darah'. Genderang perang pun dimulai. 

Dalam laporan Wall Street Journal (2 Februari 1999), Djajadi mengaku terpaksa menjual perusahaannya beserta 11 mereknya, termasuk Indomie dan Chiki, kepada PT Indofood Interna Corp. dengan harga yang sangat murah pada tahun 1986. Seluruhnya dijual dengan harga hanya Rp 30.000.

"Pak Djajadi menuntut agar transaksi penjualan tersebut dibatalkan karena ia menuduh perjanjian jual belinya diambil dengan paksa. Dia bersikeras bahwa merek tersebut adalah miliknya secara pribadi dan tidak seharusnya dimasukkan sebagai aset Sanmaru. Jadi, meski Sanmaru sudah dijual, dia tetap menjadi pemilik sah merek tersebut, kata Pak Djajadi," tutur kuasa hukum Djajadi kepada jurnalis Wall Street Journal.

Dalam momen ini pula, Djajadi berani melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan menuntut ganti rugi sebesar Rp 620 miliar kepada Indofood, Anthony Salim, Sudwikatmono, Ibrahim Risjad, dan Djuhar Sutanto. Meski begitu, PN Jakara Selatan menolak tuntutan ini. 

Djajadi pun melakukan perlawanan ke tingkat pengadilan lebih tinggi hingga ke Mahkamah Agung dalam kurun waktu 7 tahun. Hingga akhirnya, pada 2005 Mahkamah Agung menolak tuntutan Djajadi dan menyatakan tidak ada masalah dari proses pengalihan bisnis itu. Sejak inilah, Djajadi resmi mengibarkan bendera putih.

Salim pun tetap memproduksi Indomie hingga benar-benar menjadi 'raja' mi. Sedangkan Djajadi tetap berbisnis di PT Wicaksana Overseas dan masih berjualan mi lewat PT Jakarana Tama yang menghasilkan merek Mie Gaga.

Friday, August 25, 2023

Nasabah Prudential Ngaku Rugi Rp 50 Juta, Ini Kata Manajemen

 Sebuah rekaman memperlihatkan sejumlah nasabah Prudential Bentrok dengan Security.  (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia) Foto: Sebuah rekaman memperlihatkan sejumlah nasabah Prudential Bentrok dengan Security. (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menanggapi soal pemegang polis yang mengaku mengalami kerugian Rp 50 juta. Rita, pemegang polis itu, baru-baru ini berupaya untuk menagih klaim polisnya ke Prudential Centre yang terletak di lantai 15 Mal Kota Kasablanka.

Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan pihaknya mengimbau setiap nasabah untuk memaksimalkan jalur komunikasi yang telah disediakan khusus untuk nasabah apabila memiliki pertanyaan atau ingin menyampaikan masukan dan pengaduan.

Dia juga memastikan Prudential Indonesia memiliki bukti tertulis atas pemenuhan kewajiban kepada para pemegang polis. Hal ini termasuk pembayaran manfaat asuransi jiwa dan kesehatan.

"Dapat kami pastikan bahwa untuk setiap pemenuhan kewajiban perusahaan kepada nasabah, termasuk pembayaran manfaat asuransi jiwa dan kesehatan, Perusahaan memiliki bukti tertulis atas pemenuhan kewajiban tersebut, termasuk pembayaran klaim meninggal dunia dan manfaat polis lainnya," kata Karin kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/8/2023).

Di samping itu, ia menyebut Prudential Indonesia berkomitmen untuk memenuhi hak nasabah sesuai dengan ketentuan polis, serta senantiasa menangani keluhan nasabah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rita bercerita kepada CNBC Indonesia bahwa dirinya hendak mendatangi kantor Prudential untuk menanyakan klaim polis asuransi dirinya dan mendiang suaminya yang tak kunjung cair. Secara gabungan, nilai setoran asuransi Rita bersama suaminya sebesar Rp 50 juta.

"Dan masih aktif sampai sekarang," kata Rita kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/8/2023).

Ia mengaku sejak ikut program asuransi Prudential tahun 2011, dirinya tidak pernah menerima surat laporan bulanan.

"Saya dan suami saya istilahnya membeli asuransi 'kucing dalam karung'," ujarnya.

Rita menyebut produk yang dibeli adalah asuransi pendidikan. Dia mengaku menjadi pemegang polis Prudential Indonesia melalui agen yang merupakan kakak kandungnya sendiri, yang selama dua tahun terakhir sudah tidak berkomunikasi lagi dirinya.

Rita juga mengaku sudah tidak membayar premi asuransi lagi sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 2018.

"Tapi itu kan namanya pendidikan. Gunanya pendidikan apa? Di saat saya udah nggak punya kerjaan, suami saya nggak ada.... Tapi saya nggak tahu saldo [asuransinya]," pungkasnya.

Setelah berdemo, katanya, saldo asuransi itu kemudian baru muncul di November 2022 dengan nilai Rp 0. Sementara itu, klaim asuransi AXA Mandiri miliknya yang statusnya sudah tidak aktif, cair pada bulan yang sama.

Maka dari itu, Rita merasa berhak masuk ke kantor Prudential untuk menanyakan haknya. Dia sudah berupaya masuk ke Kota Kasablanka sebanyak dua kali namun selalu diusir.

Bahkan, keadaan kemarin sempat memanas. Pihak security Mal Kota Kasablanka sampai menyeret mereka keluar dari lokasi. Rita, yang ditolak masuk mengaku menendang dan menyiram pihak security dengan air mineral.

Pihak security kemudian membopongnya keluar dan membenturkan kepalanya ke trotoar. Rita lantas melaporkannya perkara ini ke Polsek Tebet. Ia juga telah membuat laporan polisi terhadap perlakuan yang ia terima, yakni Tindak Pidana Sesuai UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP, Pasal 351 KUHP.

Thursday, August 24, 2023

4 Raja Media Kakap RI Tarung Politik, Sosok Ini Terkaya

 Politikus Golkar Aburizal Bakrie  (CNN Indonesia/Andry Novelino) Foto: Politikus Golkar Aburizal Bakrie (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah konglomerat yang lama berkecimpung di dunia bisnis memilih terjun ke dunia politik. Beberapa diantaranya merupakan pengusaha yang memiliki media kakap. Sebut saja Erick Thohir, Aburizal Bakrie, Hary Tanoe, dan Surya Paloh.

Adapun sederet pengusaha yang memiliki media dan memilih terjun ke politik diantaranya :

1. Erick Thohir

Mengutip data LHKPN 2021, kekayaan Menteri BUMN dan Ketua Umum PSSI tersebut Rp 2,3 triliun. Total harta kekayaannya sudah dikurangi dengan utang Rp165 miliar. Ia juga memiliki sejumlah perusahaan media.

Harta kekayaannya terdiri dari 34 tanah dan bangunan di Depok, Bekasi, Bogor, Badung, Pasuruan, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Tangerang, dan Manggarai Barat, dengan nilai Rp 364 miliar.

Kemudian, alat transportasi dan mesin yang meliputi dua mobil Mercedez Bens dan satu motor Honda dengan nilai Rp 1,8 miliar, harta bergerak Rp 27 miliar, kas dan setara kas Rp209 miliar, serta harta lainnya Rp 159 miliar. Lalu, sumber harta kekayaan terbesar Erick tercatat dari surat berharga yakni Rp 1,7 triliun.

Perusahaan media yang dimiliki oleh Erick Thohir diantaranya, PT Mahaka Media Tbk (Perseroan) didirikan di Jakarta dengan nama PT Abdi Bangsa pada tanggal 28 November 1992. Lalu, PT Republika Media Mandiri yang berdiri sejak tahun 1992 Republika merupakan perusahaan media jurnalistik yang menaungi Republika dan Republika Online.

Selanjutnya, PT Danapati Abinaya Ivestama (Jak TV) melalui perusahaannya PT Danapati Abinaya Investama. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2005 awalnya dimilik Jawa Pos Group. Namun, pada 2012, Jak TV diakuisisi perusahaan Erick Thohir dengan nilai akuisisi mencapai Rp55,5 miliar atau 50% saham.

Kemudian, PT Kalyanamitra Adhara Mahardhika (Alive! Indonesia). Perusahaan ini didirikan pada tahun 2007 milik Erick Thohir yang menyediakan layanan brand activation, creative agency, hingga event organizer.

PT Media Golfindo (Golf Digest Indonesia) yang menjafi menjadi penerbit dari majalah Golf Digest Indonesia. Serta, PT Mahaka Radio Integra Tbk yang juga memiliki beberapa perusahaan radio yaitu PT Radio Attahiriyah (Gen 98.7 FM Jakarta), PT Radio Camar (Gen 103.1 FM Surabaya), dan PT Suara Irama Indah (Jak 101 FM).

2. Aburizal Bakrie (ARB)

Aburizal Bakrie pernah disebut sebagai orang paling kaya di Asia Tenggara. Grup Bakrie sendiri mempunyai berbagai ladang uang di hampir semua sektor penting dalam perekonomian.

Pra yang akrab disapa Ical, dengan bakat bisnisnya yang cemerlang spat berperan sangat besar dalam mengembangkan, memajukan, serta memperluas sayap bisnis Bakrie Group.

Adapun bisnis mereka mencakup berbagai sektor. Di antaranya ialah energi, properti, pertambangan batu bara, minyak, infrastruktur, kesehatan, jasa keuangan, media, telekomunikasi dan operator seluler, perkebunan, media massa, juga teknologi.

Dari bisnis tersebut, Grup Bakrie meraup pundi-pundo kekayaan. Pada tahun 2006, namanya mulai masuk dalam daftar orang terkaya keenam di Indonesia versi Forbes, dengan total kekayaan mencapai US$ 1,2 miliar.

Mengutip list yang dirilis Forbes 2007, Aburizal Bakrie adalah orang paling kaya di Indonesia. Saat itu total hartanya menembus US$ 5,4 miliar. Bahkan Majalah Globe Asia 2008 juga menyebut nama Aburizal Bakrie sebagai orang paling kaya di Asia Tenggara. Kekayaannya saat itu berada di angka fantastis, yakni US$ 9,2 miliar.

Kekayaan Bakrie saat itu meroket lantaran saham salah satu anak usahanya terus menanjak dari Rp300 per lembar (2004) menjadi Rp5.900 per lembar (2007). Sayangnya, tak ada yang kekal di dunia ini. Kejayaan Aburizal Bakrie tak berlangsung langgeng.

Namun sayangnya, krisis moneter global yang melanda di tahun 2008 membuat Ical tak dapat bertahan di peringkatnya. Tahun itu, namanya turun ke peringkat sembilan dalam daftar bergengsi Forbes. Di tahun 2012, namanya tak lagi ada dalam deretan konglomerat terkaya Tanah Air.

Selain itu, Grup Bakrie juga memiliki beberapa perusahaan media, diantaranya, PT Visi Media Asia Tbk yang didirikan pada tahun 2004, PT Visi Media Asia Tbk. ("VIVA" atau "Perseroan") adalah perusahaan media konvergensi yang terintegrasi. Perusahaan sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak November 2011 (VIVA).

Kemudian, l PT Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ANTV hadir sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia. Stasiun televisi pertama ini didirikan oleh Grup Bakrie pertama kali muncul pada Juli 1992, dengan nama PT Cakrawala Bumi Sriwijaya Televisi (CBS TV) yang berbasis di Palembang, Sumatra Selatan.

CBS TV awalnya direncanakan berada di bawah PT Usaha Mediatronika Nusantara, anak usaha PT Bakrie Investindo, dan dikelola oleh Nirwan Bakrie. Target acaranya adalah berita dan olahraga, dan sudah mendapatkan izin sejak 31 Desember 1991 dari pemerintah untuk bersiaran lokal.

3. Hary Tanoe

Hary Tanoe ditaksir memiliki harta kekayaan mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15 triliun (kurs Rp 15.000/dolar AS). Hal ini berdasarkan laporan dari Forbes Real Time Billionaires, Selasa (31/1/2023).

Menurut catatan detikcom, Hary Tanoesoedibjo merupakan anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, yang merupakan pendiri MNC Group dan hingga saat ini masih menjabat sebagai Chairman PT MNC Investama Tbk, dahulu PT Bhakti Investama Tbk.

Hary Tanoe telah mulai membangun bisnis media segera setelah ia lulus kuliah. Hingga saat ini dirinya masih memiliki lebih dari 60 stasiun TV, stasiun radio, dan surat kabar. Hary Tanoe juga menjabat di berbagai anak perusahaan MNC Group.

Dirinya diketahui sudah menjabat sebagai Komisaris Utama PT MNC sejak bulan Februari 2004. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Utama pada: PT Global Mediacom Tbk sejak 2002, PT Media Nusantara Citra Tbk sejak 2004, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak 2010, PT MNC Land Tbk sejak 2011, PT GLD Property sejak 2012.

Selain itu, Hary Tanoe juga menjabat sebagai Komisaris Utama pada: PT MNC Sky Vision Tbk (Indovision) sejak 2006, PT MNC Sekuritas sejak 2004, PT Global Informasi Bermutu (Global TV) sejak 2009, PT Media Nusantara Informasi sejak 2009 dan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (MNCTV) sejak 2011.

Tidak lama setelah itu, pada 2016 ia mengundurkan diri sebagai CEO Media Nusantara Citra (MNC), yang memiliki empat stasiun TV nasional, untuk fokus pada politik.

Lalu, pada 11 Maret 2022 lalu, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) mengubah namanya menjadi PT MNC Digital Entertainment Tbk pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hary Tanoe pada saat itu diangkat sebagai Direktur Utama MNC Digital, menggantikan Ella Kartika yang akhirnya menempati posisi direktur.

4. Surya Paloh

Surya Paloh merupakan Ketua Umum Partai Nasdem. Sebelum mendirikan Partai Nasdem pada tahun 2011, Surya bernaung di bawah Partai Golkar.

Ia sebelumnya juga merupakan seorang pengusaha yang bergerak di berbagai bidang. Harta kekayaan Surya pada tahun 2018 mencapai Rp 8,74 triliun. Ini menempatkan bos Media Group tersebut sebagai orang terkaya ke-77 dari 150 orang di Indonesia versi Globe Asia.

Surya Paloh memiliki perusahaan media diantaranya, Metro TV dan Media Indonesia.

Wednesday, August 23, 2023

Nasabah Prudential Unjuk Rasa, Bentrok dengan Security Kokas

 Sebuah rekaman memperlihatkan sejumlah nasabah Prudential Bentrok dengan Security.  (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia) Foto: Sebuah rekaman memperlihatkan sejumlah nasabah Prudential Bentrok dengan Security. (CNBC Indonesia/Zefanya Aprilia)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Sebanyak empat orang berupaya untuk masuk ke Mall Kota Kasablanka untuk berdemonstrasi meminta refund kepada asuransi PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) pada Selasa (22/8/2023). Diketahui, Prudential Centre terletak di Lantai 15 Kota Kasablanka.

Berdasarkan pandangan mata CNBC Indonesia, para pengunjuk rasa kompak menggunakan baju hitam dengan motif tulisan-tulisan yang bersifat protes. Antara lain, "Prudential Taekk", "Pembunuh Masa Depan Nomor Satu", dan "Jauhi Asuransi".

Sejumlah pihak security mall pun menghadang mereka untuk masuk dan meminta mereka untuk meninggalkan lokasi. Namun, mereka menolak untuk meninggalkan tempat. Para pengunjuk rasa pun sempat berteriak-teriak menolak untuk pergi. PT BESTPROFIT


Konfrontasi antara security dan para pengunjuk rasa pun sempat berlangsung alot, bahkan security sampai menyeret mereka keluar dari lokasi. Pihak security juga meminta semua kerumunan sekitar untuk menjauhi tempat kejadian peristiwa.

Konfrontasi antara pengunjuk rasa dan security sempat memanas. Salah satu pengunjuk rasa, Rita, mengaku dibopong keluar dan dibenturkan kepalanya ke trotoar oleh pihak security. Perlakuan itu ia terima setelah sebelumnya ia menendang dan menyiram mereka dengan air mineral yang ia miliki. BEST PROFIT


Rita mengaku melakukannya karena dilarang masuk ke Prudential Centre. Dirinya yang mengaku pemegang polis aktif, berniat untuk menanyakan klaim polis mendiang suaminya yang tak kunjung cair. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF

"Saya kan mau masuk. Polis saya juga masih aktif ya, suami saya kan meninggal. Tapi anak saya nggak dapat apa-apa. Saya mau menanyakan itu. Tapi saya nggak boleh masuk," kata Rita saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (22/8/2023).

Rita lantas melaporkannya perkara ini ke Polsek Tebet. Ia juga telah membuat laporan polisi terhadap perlakuan yang ia terima, yakni

Tindak Pidana Sesuai UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP, Pasal 351 KUHP.

Terpisah, Ketua Koordinator Korban Asuransi Unit Link Prudential Indonesia, AIA, dan, AXA Mandiri, Maria Trihartati yang digelar Kota Kasablanka hari ini merupakan bagian dari komunitasnya dan bukan merupakan yang pertama kali.

"Yang utama [unjuk rasa] itu korban Prudential, sudah tiga Minggu bertahan di OJK [Otoritas Jasa Keuangan] tidur di trotoar, baru kemarin dan hari ini di Mall Casablanca," jelas Maria saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (22/8/2023).

Sementara itu, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengklarifikasi bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah persuasif kepada kelompok pengunjuk rasa tersebut agar dapat melakukan dialog menggunakan jalur resmi. Namun, kata Karin, mereka menolak.

"Perlu kami sampaikan bahwa Prudential senantiasa membuka jalur untuk berdialog dengan nasabah untuk menyelesaikan setiap keluhan nasabah, dan kami tetap mengimbau nasabah untuk menyampaikan keluhan melalui jalur resmi perusahaan atau jalur resmi penyelesaian sengketa, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/8/2023).

Karin menyatakan bahwa Prudential selalu menjalankan bisnis dengan penuh integritas, sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik, dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, khususnya peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tuesday, August 22, 2023

Ditunjuk Jadi Pengganti Luhut, Saham Sandiaga Uno Lompat

 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno dalam Economic Update di Program Profit yang berlangsung pada Selasa, (11/7/2023). (CNBC Indonesia TV) Foto: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno dalam Economic Update di Program Profit yang berlangsung pada Selasa, (11/7/2023). (CNBC Indonesia TV)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI ­- Saham-saham yang dimiliki oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia atau yang dikenal Sandiaga Uno kompak menguat pada awal perdagangan hari ini Selasa (22/8/2023).

Penguatan saham-saham Sandiaga Uno setelah Presiden Joko Widodo menunjuk Sandiaga Uno menjadi Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menkomarves dengan status Ad Interim atau sementara, menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang dinas ke luar negeri.

Hal ini membuat saham-saham Sandiaga Uno melesat pada awal perdagangan hingga pukul 10.00 WIB. Dari delapan emiten, terdapat tujuh menguat dan satu melemah yakni PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), meskipun AGII sempat menguat 0,27% pada pukul 09.14 WIB. PT BESTPROFIT


Dalam update instagram @sandiuno pada hari Senin (21/8/2023), tertulis "Per hari Sabtu kemarin saya ditugaskan oleh Bapak Presiden untuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim sementara."

Diketahui Luhut Binsar Panjaitan saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. Namun, Luhut saat ini mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke sejumlah negara di Afrika selama 20 - 25 Agustus. Presiden Jokowi akan berkunjung ke Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan.

Jokowi memiliki agenda untuk bertemu dengan Presiden Republik Kenya William Ruto selama berkunjung ke negara tersebut. Keduanya akan menggelar pertemuan bilateral untuk meningkatkan hubungan kerja sama antar kedua negara. BEST PROFIT


Jokowi menjelaskan Indonesia dan Afrika memiliki hubungan historis yang panjang. Sebab, Indonesia merupakan penggagas dan tuan rumah Konferensi Asia Afrika di tahun 1955. Selain itu, Indonesia juga berperan penting dalam melahirkan Gerakan Nonblok. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF

Presiden Jokowi pun menyampaikan bahwa Kenya dan Tanzania telah membuka kedutaan besarnya di Jakarta tahun lalu. Ini merupakan komitmen kedua negara tersebut untuk terus memperkuat kerja sama dengan Indonesia. Sedangkan Mozambik, merupakan negara Afrika pertama yang memiliki preferential trade agreement (PTA) dengan Indonesia.

Sementara itu, kunjungan Jokowi ke Afrika Selatan adalah untuk memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2023.

Monday, August 21, 2023

Asing Kompak Jual Saham Ini, Net Sell Capai Rp 3,42 triliun

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi gagal happy weekend. Indeks kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (18/8/2023), di tengah memburuknya kembali sentimen pasar.

Adapun IHSG mengalami koreksi 0,59% ke posisi 6.859,91. Indeks kembali menyentuh level psikologis 6.800 sejak Rabu lalu.

Adapun nilai transaksi pada perdagangan Jumat sebesar Rp 11,32 triliun dan volume perdagangan 18,47 miliar saham. Sebanyak 327 saham turun, 193 saham naik, dan 222 sisanya stagnan.

Sementara itu, tercatat sepanjang perdagangan pekan lalu, investor asing melakukan penjualan bersih (net sell), sebesar Rp 3,42 triliun di seluruh pasar. Rinciannya, sebesar Rp 1,91 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 1,51 triliun di negosiasi dan tunai.

Lantas, saham-saham apa yang ramai dilepas asing sepanjang perdagangan lalu yang melemahkan pergerakan IHSG? Mengutip RTI Business, berikut 10 net foreign sell sepanjang pekan lalu.

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp 902,9 miliar

2. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) - Rp 311,5 miliar

3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp 254,5 miliar

4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp 252,5 miliar

5. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) - Rp 144,0 miliar

6. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp 124,7 miliar

7. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) - Rp 86,9 miliar

8. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp 78,1 miliar

9. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) - Rp 69,0 miliar

10. PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) - Rp 61,7 miliar