Thursday, May 2, 2024

9 Perbedaan Ayah Kaya & Ayah Miskin Ala Robert Kiyosaki

 Robert Kiyosaki. (AFP/OLIVIER TOURON) Foto: Robert Kiyosaki. (AFP/OLIVIER TOURON)

Jakarta, CNBC Indonesia - Latar belakang ayah menjadi salah satu hal yang membentuk kebiasaan literasi keuangan seseorang. Ternyata, terdapat perbedaan pandangan mendasar antara sosok orang tua dari kalangan kaya dan miskin.

Hal ini mengacu pada buku Robert Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad, yang menggali perbedaan inti antara kedua tokoh ini. Berikut merupakan rangkuman perbedaan antara keduanya:

Uang Dan Pendidikan

Ayah miskin percaya pada pendidikan tradisional; Ayah Kaya percaya pada pendidikan finansial. Perbedaan inti antara pola pikir Ayah Miskin dan Ayah Kaya tentang uang adalah keyakinan mereka pada jenis pendidikan yang mengarah pada kesuksesan finansial.

Jika Ayah Miskin percaya pada keamanan yang ditawarkan oleh pendidikan formal dan pekerjaan yang stabil, Ayah Kaya percaya pada kekuatan dan kebebasan pendidikan finansial. Buku Kiyosaki menekankan pentingnya literasi keuangan dan mendorong pembaca untuk mencari pengetahuan yang memberdayakan mereka untuk memahami dan mengelola keuangan mereka secara efektif.

Filsafat Keuangan

Ayah miskin berpikir, "Uang adalah akar segala kejahatan"; Ayah Kaya berpikir, "Kekurangan uang adalah akar segala kejahatan."

Perbedaan antara kedua pernyataan ini menyoroti perbedaan antara memandang uang sebagai sumber masalah potensial versus memandang ketidaktahuan dan kekurangan finansial sebagai masalah nyata. Kiyosaki menggunakan pandangan yang kontras ini untuk menekankan pentingnya pendidikan keuangan dan potensi manfaat dari pemahaman dan pengelolaan uang secara efektif.

Pekerjaan

Ayah miskin bekerja demi uang; Ayah Kaya menjadikan uang bekerja untuknya.

Ayah miskin percaya pada keamanan kerja dan berkata, "Dapatkan pekerjaan yang aman dan terjamin dengan tunjangan."; Ayah Kaya memikirkan tentang kewirausahaan dan berkata, "Pekerjaan adalah solusi jangka pendek terhadap masalah jangka panjang."

Ayah miskin percaya pada pendidikan tradisional. Dia menekankan mendapatkan pekerjaan yang baik, bekerja keras, dan menabung. Dia sering berkata, "Saya tidak mampu membelinya."

Ayah Kaya percaya pada pendidikan finansial. Dia menekankan belajar tentang uang, berinvestasi, dan menciptakan aset. Dia mendorong untuk bertanya, "Bagaimana saya mampu membelinya?"

Aset Dan Kewajiban

Ayah miskin tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang aset dan liabilitas dan sering salah mengira liabilitas sebagai aset; Ayah Kaya menekankan perolehan aset yang menghasilkan pendapatan dan berkata, "Orang kaya memperoleh aset. Masyarakat miskin dan kelas menengah memperoleh liabilitas namun menganggapnya sebagai aset."

Ayah miskin tidak memahami aset dan liabilitas dengan jelas dan sering salah mengartikan liabilitas sebagai aset. Ayah Kaya menekankan perolehan aset yang menghasilkan pendapatan dan berkata, "Orang kaya memperoleh aset. Masyarakat miskin dan kelas menengah memperoleh liabilitas namun menganggapnya sebagai aset."

Edukasi

Ayah Miskin menghargai pendidikan formal dan prestasi akademis; Ayah Kaya menyukai pembelajaran langsung dan pengalaman dunia nyata.

Ayah Kaya percaya bahwa melek finansial dan belajar sambil melakukan lebih penting daripada pendidikan formal. Sekolah membayar Anda berdasarkan nilai dan diploma; pasar membayar Anda dengan uang. Pendidikan terbaik ini ada dalam pengalaman, bukan di ruang kelas.

Risiko

Ayah miskin tidak mau mengambil risiko dan percaya untuk mengambil risiko; Ayah Kaya berpendapat bahwa mengambil risiko yang diperhitungkan adalah hal yang penting bagi pertumbuhan keuangan.

Ayah Kaya berkata, "Untuk bertumbuh, Anda harus mengambil risiko." Pelajaran ini menggarisbawahi gagasan bahwa meskipun bermain aman mungkin melindungi Anda dari kerugian langsung, hal ini juga dapat membatasi potensi pertumbuhan Anda.

Di sisi lain, mengambil risiko yang telah diperhitungkan, bila dilakukan secara cerdas dan melalui penelitian yang tepat, dapat membuka pintu bagi peluang dan keuntungan finansial yang sebelumnya tidak dapat diakses.

Sepanjang bukunya, Kiyosaki menekankan pentingnya pendidikan keuangan, yang membekali individu dengan pengetahuan dan alat untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan dengan percaya diri dan efektif.

Perjuangan Keuangan

Ayah miskin sering mengeluh tentang kesulitan keuangan; Ayah Kaya melihat kesulitan finansial sebagai peluang belajar. Ia sering mengeluh tentang kesulitan keuangan tetapi tidak mengambil tindakan untuk mengubah situasinya.

Ayah Kaya melihat kesulitan keuangan sebagai peluang belajar dan selalu mencari solusi. Ada pelajaran finansial di balik setiap perjuangan yang kita hadapi. Kuncinya adalah mempelajari pelajaran tersebut dan tidak mengulanginya.

Pajak dan Perusahaan

Ayah yang malang membayar pajaknya dengan patuh dan tidak terlalu memikirkan untuk memanfaatkan perusahaan; Ayah Kaya memahami keuntungan pajak dari memiliki sebuah perusahaan dan menggunakannya untuk keuntungannya.

Pendekatan Ayah Kaya terhadap pajak dan korporasi merupakan bukti kekuatan pendidikan finansial. Dengan memahami seluk-beluk undang-undang perpajakan dan manfaat struktur perusahaan, individu dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mengoptimalkan hasil perekonomian mereka. Hal ini merupakan seruan untuk bersikap proaktif, mencari pengetahuan, dan memanfaatkan sistem yang ada untuk pertumbuhan dan pelestarian keuangan.

Kehidupan

Meskipun berpendidikan tinggi dan pekerja keras, Ayah Miskin berjuang secara finansial; Ayah Kaya membangun dan mempertahankan kekayaan melalui pemahamannya tentang uang, investasi, dan bisnis.

Hal ini mencerminkan gagasan bahwa pendidikan tradisional dan kerja keras, meskipun penting, bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan finansial. Literasi keuangan, pemahaman mendalam tentang uang, dan kemampuan mengambil keputusan keuangan yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan arah perekonomian seseorang.

Perbedaan antara Ayah Miskin dan Ayah Kaya berfungsi sebagai pengingat bahwa untuk mencapai kesuksesan dan stabilitas finansial dengan sungguh-sungguh; seseorang harus melampaui kebijaksanaan konvensional dan mencari pengetahuan yang memberdayakan seseorang untuk menavigasi dunia keuangan yang kompleks secara efektif.

Tuesday, April 30, 2024

Ramalan Robert Kiyosaki Jadi Kenyataan, Saatnya Serok Bitcoin?

 Robert Kiyosaki. (AFP/TIMOTHY A. CLARY) Foto: Robert Kiyosaki. (AFP/TIMOTHY A. CLARY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini tengah dihadapi beberapa sentimen negatif, seperti konflik geopolitik global yang berdampak pada perekonomian negara. Ternyata, hal itu sudah diramal jauh-jauh hari oleh Penulis buku Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki.

"Tolong hati-hati. Krisis perbankan semakin parah. Ancaman perang semakin besar. Bank sentral akan mendorong CBDC, Mata Uang Digital Bank Sentral, untuk memata-matai kita," ujar Kiyosaki di platform media sosial X pada hari Minggu, (25/2/2024).

"Saya membeli lebih banyak bitcoin dan koin perak. Tawaran perak terbesar. Saya akan menggunakan perak sebagai uang, bukan dolar AS palsu," tambahnya.


Setelah Silicon Valley Bank dan Signature Bank bangkrut pada bulan Maret tahun lalu, Kiyosaki memperingatkan akan memburuknya krisis keuangan global, dengan adanya "penipuan, pengkhianatan, dan kolusi" di bank, Wall Street, dan pemerintah.

"Semakin banyak kartu domino yang berjatuhan," dia menekankan pada saat itu, sambil menekankan: "Kehancuran dan krisis baru saja dimulai. Beli lebih banyak emas, perak, bitcoin. Hati-hati di jalan."

Dia kemudian memperkirakan akan lebih banyak bank yang bangkrut. Pada bulan November tahun lalu, dia mengatakan "keruntuhan pasar besar-besaran akan terjadi," memperingatkan kemungkinan Depresi Besar berikutnya dan perang.

Banyak orang yang menyuarakan kekhawatirannya tentang mata uang digital bank sentral. Kandidat presiden dan mantan Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk menghentikan Federal Reserve menciptakan dolar digital jika terpilih.

Perwakilan Tom Emmer (R-MN) adalah kritikus vokal terhadap CBDC. Dia telah memperkenalkan "Undang-Undang Negara Anti-Pengawasan CBDC," yang memiliki 75 sponsor bersama. RUU ini membatasi The Fed untuk menggunakan CBDC untuk kebijakan moneter atau menawarkannya langsung kepada individu.

Kiyosaki telah lama menjadi pendukung emas, perak, dan bitcoin. Namun, dalam prediksinya baru-baru ini, dia memperingatkan bahwa emas bisa jatuh di bawah $1.200 sementara perak dan bitcoin akan melonjak.


Penulis terkenal ini telah lama menganjurkan perak sebagai investasi berharga, dan secara konsisten menyebutnya sebagai barang murah.

Dia menganggap mata uang fiat, seperti dolar AS, sebagai "uang palsu", sedangkan emas dan perak adalah "uang Tuhan" dan bitcoin adalah "uang rakyat."

Pekan lalu, dia memperkirakan bahwa BTC akan mencapai $100.000 pada bulan Juni, dan menyarankan investor untuk mewaspadai halving Bitcoin yang akan datang.


Monday, April 29, 2024

Kakak Adik Jadi Tersangka Kasus Timah, Ini Sosok Hendry Lie dan Fandy

 Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penahanan terhadap tiga dari lima tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga timah, Jumat (26/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) Foto: Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan penahanan terhadap tiga dari lima tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga timah, Jumat (26/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejaksaan Agung (Kejagung) mengumumkan tersangka baru dalam dugaan kasus korupsi PT Timah (Persero) Tbk. (TINS). Pemilik perusahaan penerbangan PT Sriwijaya ikut terseret dalam kasus korupsi tersebut, yaitu Air Hendry Lie dan adiknya Fandy Lingga

Hal itu diungkapkan oleh Kejaksanaan Agung (Kejagung) dalam pengumuman penatapan tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah.

Mengutip situs resminya, Hendry Lie mendirikan PT Sriwijaya Air pada 2022 lalu bersama pertama kali didirikan Chandra Lie, Johannes Bunjamin dan Andy Halim. Hendry Lie merupakan kakak dari Chandra Lie, Andy Halim, dan Fandy Lingga.

Hendry Lie merupakan beneficiary ownership atau pemilik manfaat PT Tinindo Internusa (TIN). Sementara Fandy Lingga merupakan Marketing PT TIN.

Sebelumnya, Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah memanggil 14 orang saksi, yang terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 hingga 2022.

Dari 14 orang saksi yang dipanggil, 1 orang tidak memenuhi panggilan yaitu HL sehingga 13 orang tambahan saksi tersebut menambah jumlah 158 orang saksi yang telah dilakukan pemeriksaan dalam perkara ini.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan dikaitkan dengan alat bukti yang ditemukan, Tim Penyidik telah meningkatkan status 5 orang saksi menjadi tersangka sehingga total tersangka menjadi 21 orang termasuk perkara Obstruction of Justice.

Kelima orang tersebut di antaranya, HL selaku Beneficiary Owner PT TIN, FL selaku Marketing PT TIN, SW selaku Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 hingga 2019, BN selaku Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak 2019, dan AS selaku Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2020 hingga 2021 & Definitif hingga sekarang.


Adapun kasus posisi dalam perkara ini yaitu tersangka SW selaku Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 telah menerbitkan Persetujuan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) kepada 5 perusahaan pemurnian dan pengolahan timah (smelter) secara tidak sah karena RKAB yang diterbitkan tidak memenuhi persyaratan yaitu PT RBT, PT SBS, PT SIP, PT TIN, dan CV VIP yang berlokasi di Bangka Belitung.

Penerbitan RKAB tersebut tetap dilanjutkan oleh Tersangka BN sewaktu menjabat Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2019 dan Tersangka AS selaku Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2019 hingga saat ini.

Bahkan tersangka SW, Tersangka BN, dan tersangka AS mengetahui bahwa RKAB tersebut tidak dipergunakan untuk menambang di lokasi IUP-nya perusahaan smelter itu sendiri, melainkan hanya untuk melegalkan penjualan timah yang diperoleh secara ilegal dari IUP PT Timah Tbk.

Selanjutnya, kegiatan ilegal tersebut disetujui dan dibalut oleh Tersangka MRPT dan Tersangka EE dengan perjanjian seolah-olah ada kerja sama sewa-menyewa peralatan processing peleburan timah dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan PT Timah Tbk.

Sedangkan Tersangka HL selaku Beneficiary Owner dan Tersangka FL selaku Marketing PT TIN telah turut serta dalam kerja sama penyewaan peralatan processing peleburan timah dengan PT Timah Tbk, selain itu keduanya juga membentuk CV BPR dan CV SMS sebagai perusahaan boneka untuk melaksanakan kegiatan ilegalnya.

Pasal yang disangkakan kepada kelima Tersangka adalah Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Untuk kepentingan penyidikan, Tim Penyidik menahan tiga orang Tersangka yakni Tersangka FL yang dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung dan Tersangka AS dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Jakarta Pusat selama 20 hari ke depan.

Sedangkan, Tersangka BN tidak dilakukan penahanan dengan alasan sakit sebagaimana hasil pemeriksaan dokter.

Di samping itu, Tim Penyidik sampai saat ini masih terus mengejar aset milik para Tersangka sebagai upaya optimalisasi pengembalian kerugian keuangan negara dengan mengamankan sejumlah aset yang telah didapat seperti meliputi beberapa unit kendaraan mewah.

Selain itu, Tim Badan Pemulihan Aset melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah barang yang bersifat ekonomis lainnya.

Friday, April 26, 2024

BI Rate Naik, Kabar Baik Buat Pemilik KPR Ini

 Suasana perumahan subsidi pemerintah di Kawasan, Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (19/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Suasana perumahan subsidi pemerintah di Kawasan, Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, (19/2/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pejuang KPR bersubsidi dapat tetap merasa tenang meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya ke level 6,5%. Sebab, kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh pada nasabah KPR bersubsidi. Artinya, masyarakat berpendapatan rendah yang masih memiliki angsuran perumahan tidak perlu cemas.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, bagi nasabah KPR subsidi tidak akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga acuan BI karena beban kenaikan bunganya ditanggung oleh pemerintah.

"Jadi kalau KPR subsidi, it's a good news sebenarnya. KPR subsidi FLPP tidak ngaruh apa-apa, karena dananya udah jauh udah ditaruh, bunganya sama, tak berubah," ujarnya di Menara BTN Jakarta, Kamis (25/4).

Namun, dampak kenaikan suku bunga BI akan terasa pada nasabah KPR non subsidi. Pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan bunga. Namun untuk saat ini belum ada rencana untuk menaikkan KPR non subsidi.

"Di KPR non-subsidi memang isunya adalah bagaimana kami bisa menaikkan bunga. Nah, kami juga mesti ngitung. Menjadi bankers ini kan gak gampang juga, gak kayak matematik. Bunganya naik, kita ikutin naik gak? Belum tentu, Bapak-Ibu juga bisa lihat ya. Kecuali Ibu naik dari fixed ke floating, hanya karena itu aja," jelasnya.

Nixon menambahkan, untuk nasabah KPR komersial dengan skema floating, pihaknya belum tentu akan menaikkan bunga dalam waktu dekat. "Tapi buat itu floating, kita jarang naikin. Kenapa? Karena nanti call 2-nya naik. Waktu kita ngitung angsurannya nasabah, kan kita udah ngitungnya akurat gitu loh. Naik beban bunganya sedikit aja, jadi call 2. Kurang bayar," ucapnya.

Selain itu, Nixon juga mengungkapkan, untuk perumahan bersubsidi tidak akan terpengaruh oleh kenaikan kurs. Sebab, semua material dan bahan baku pembangunan rumah bersubsidi menggunakan bahan baku dalam negeri. Jika terkena dampak pun tidak akan besar.

"Rumah-rumah ini gak pakai panel-panel elektronik yang canggih, yang mahal itu Bapak-Ibu. Gak pakai lift. Ya, rumah Rp 300-400 juta. Itu batakonya dalam negeri. Pasirnya dalam negeri. Semennya dalam negeri. Gentengnya dalam negeri. Kayunya dalam negeri. Besinya dalam negeri. Pakunya dalam negeri. Tukangnya mas-mas Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," sebutnya.

"Artinya kalau di perumahan sederhana dan subsidi ini, 90% of the material is local content.Sehingga kalau ditanya apakah ada dampak inflasinya, saya jawab pasti ada.
Apakah besar? Jawabannya kecil," pungkasnya.


Thursday, April 25, 2024

Laba BRI Kalahkan BCA, Ini Data Terbarunya

 Bank BRI BCA Foto: Bank BRI BCA

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) kembali mencetak kinerja positif pada tiga bulan pertama tahun ini. Secara konsolidasi, BRI telah membukukan laba bersih periode berjalan Rp15,98 triliun, tumbuh 2,69% secara tahunan (yoy) pada kuartal I-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp15,56 triliun.

Pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp35,95 triliun, naik 9,68% yoy dari setahun sebelumnya Rp32,78 triliun.

Kemudian, penyaluran kredit BRI yang tercatat sebesar Rp1.308,65 triliun, tumbuh 10,89% yoy pada periode Maret 2024. Dari jumlah tersebut, kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.089,41 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 83,28%.


Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3,27% dan NPL net sebesar 1% per Maret 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 214,26%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga sebesar Rp1.416,21 triliun, tumbuh 12,8% yoy. Dengan jumlah dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar Rp873,3 triliun atau menyumbang orsi sebesar 61,67%.

Pencapaian laba BRI tersebut melampaui PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp 12,9 triliun sepanjang kuartal I 2024. Catatan laba tersebut naik 11,7 % secara tahunan (yoy).

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi perbaikan kualitas kredit dan perbaikan volume transaksi dan pendanaan.

"Kami melihat optimisme konsumsi, khususnya periode Idul Fitri berkontribusi positif," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Senin (22/4/2024).

BBCA juga mencatat, kenaikan kinerja bottom line ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 17,1% yoy menjadi Rp 835,7 triliun per maret 2024.

Adapun bila dibandingkan dengan kuartal I 2023, pertumbuhan laba BCA menyusut. Pada tiga bulan pertama tahun lalu, laba emiten bank milik Grup Djarum ini tumbuh 43% yoy menjadi Rp11,5 triliun.


Pertumbuhan tersebut didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional, serta kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi.

Wednesday, April 24, 2024

Asing Terciduk Borong 10 Saham Ini Kala IHSG Bangkit

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ambles usai libur Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa (23/4/2024). Ini terjadi sehari setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh permohonan gugatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Adapun indeks ditutup menguat 0,52% ke posisi 7.110,81. Bahkan, IHSG sempat melesat lebih dari 1% pada perdagangan sesi I kemarin.


Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan Selasa mencapai sekitar Rp 12,20 triliun dengan melibatkan 19,44 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 270 saham menguat, 288 melemah, dan sebanyak 225 stagnan.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp127,87 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp166,66 miliar di pasar reguler. Di samping itu, mereka melakukan pembelian bersih sebesar Rp38,79 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Maka, saham-saham apa saja yang kompak diborong asing hingga IHSG berhasil bangkit? Mengutip RTI Business, berikut net foreign buy perdagangan kemarin!

1. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp459,6 miliar

2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp108,9 miliar

3. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) - Rp104,9 miliar

4. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) - Rp50,3 miliar

5. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp45,6 miliar

6. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) - Rp23,8 miliar

7. PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) - Rp19,0 miliar

8. PT MD Pictures Tbk. (FILM) - Rp16,2 miliar

9. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) - Rp13,7 miliar

10. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Rp9,1 miliar

Tuesday, April 23, 2024

Kisah Robohnya Bisnis Pendiri Astra Hingga Terpaksa Obral Saham

 HUT ke-67 Astra Foto: Dok: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak ada yang bisa menandingi kebesaran nama William Soerjadjaja atau Tjia Kian Liong sebagai raja otomotif Indonesia. Dia adalah pendiri Astra International yang menaungi merek mobil ternama, antara lain Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan, Lexus, Peugeot, dan BMW.

Sejak berdiri tahun 1957, Astra sukses menguasai lebih dari 50% pasar mobil di Indonesia. Tak heran, William dan keluarganya mendapat kedudukan terhormat. Sayangnya, saat berada di puncak kejayaan William diterpa badai besar yang membuatnya jatuh tersungkur.

Cerita bermula ketika putra sulungnya, Edward Soerjadjaja, membeli Bank Agung Asia pada 1988. Bank tersebut berubah nama menjadi Bank Summa. Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Grup (2016) menyebut, Bank Summa dalam sekejap tumbuh besar di tangan keluarga Soerjadjaja. Bahkan, masuk ke dalam 10 bank swasta terbaik di Indonesia pada akhir 1990.

Namun, setahun kemudian Bank Summa dilanda krisis. Ini disebabkan karena banyak kontraktor yang gagal membayar cicilan ke bank tersebut. Ditambah lagi, Bank Summa terlilit hutang luar negeri mencapai Rp 1,5 triliun.

Pada kondisi ini, Bank Summa berada di posisi sulit. Sebab, bank ini tidak diberi pertolongan oleh Bank Indonesia tanpa alasan jelas. Maka, untuk menyelamatkan uang para nasabah William mengambil keputusan paling memilukan sepanjang hidupnya: menjual 76% kepemilikan saham di Astra International yang kala itu konglomerasi terbesar kedua di Indonesia.

Parahnya, William terpaksa menjual sahamnya di Astra di bawah harga pasar yang kala itu sebesar Rp 10.000, yakni Rp 7000-8000 per lembar.

Namun, di balik keputusan tersebut banyak yang mempercayai ada konspirasi besar untuk menjatuhkan William dan Astra.

Menurut Ricardi S. Adnan dalam disertasinya berjudul The Shifting Patronage: Dinamika Hubungan Pengusaha dan Penguasa dalam Industri Otomotif 1969-1998 (2010), ada hubungan antara ketidaksukaan Presiden Soeharto terhadap William dan Astra.

Tidak seperti pengusaha lain yang dekat dan menjadi tangan kanan presiden, William berdiri independen dan sangat menjaga profesionalisme. Bahkan, posisi politik William berseberangan dengan penguasa. Diketahui, pendiri Astra itu dekat dengan Megawati dan menjadi donatur tetap Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Tercatat pula pernah membangun kerjasama bisnis dengan Nahdlatul Ulama dan Gus Dur.

Independensi William ini juga terlihat pada sikapnya yang tidak memanjakan penguasa dengan berbagai hadiah. Astra tidak pernah memberikan diskon kendaraan kepada pemerintah, petinggi militer, dan pejabat pemerintah. Dia juga tidak mau memberi bantuan ketika Bank Duta (milik Keluarga Presiden Soeharto) dilanda kesulitan.

Sebagaimana dipaparkan Ricardi, mengutip majalah Warta Ekonomi (No 25 th XI/8 Nop. 1999), mantan anggota DPR Ichsanuddin Noorsy pun menyebut Bank Summa sengaja dilemahkan dengan mencabut kliringnya. Baginya, Bank Summa dinilai sangat sehat dan kuat. Tidak mungkin bank tersebut tiba-tiba bangkrut.

Dalam wawancaranya kepada Tempo (18 Juli 1999), William juga mengakui secara eksplisit bahwa telah terjadi konspirasi yang menginginkannya keluar dari Astra yang telah dibangunnya.

Sampai sekarang, teori konspirasi kejatuhan Astra ini masih misterius. Memang, tidak ada bukti Presiden Soeharto melarang pemberian bantuan kepada Bank Summa. Alasan logis ketiadaan bantuan Bank Indonesia disebabkan karena bank sentral itu memang tidak lagi memberi bantuan kepada bank swasta. Terakhir kali Bank Indonesia memberi bantuan hanya kepada Bank Duta.

Namun, melihat relasi penguasa-pengusaha yang lazim di era Soeharto, nampak masuk akal kalau William dan Astra, yang bukan kroni Soeharto, berupaya dijegal.

Usai kejadian itu Astra tak lagi milik William. Pilar utama kekayaan William pun runtuh. Keluarganya harus mencari mesin pendulang uang baru. Upaya memasukkan kembali William ke dalam Astra di era Megawati dan Gus Dur pun gagal.

Setelahnya Astra dipegang oleh Putra Sampoerna (14,67%), Bob Hasan (8,83%), Prajogo Pangestu (10,68%), Toyota Jepang (8,26%), Kelompok Salim (8,19%), Usman Atmadjaja (5,99%) dan sisanya tersebar di tangan publik.