Foto: AP/Rahmat Gul
PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Kondisi Afghanistan semakin tidak kondusif. Sedikitnya tiga orang terluka dan 12 luka-luka setelah sekelompok orang bersenjata menembaki kerumunan orang yang melakukan protes anti Taliban, di Jalalabad, Rabu (18/8/2021).
Kejadian ini terjadi di Lapangan Pastunistan dan distrik Daronta. Massa menolak pemasangan bendera Taliban berwarna hitam putih dan hendak memasang bendera Afghanistan, berwarna hitam, merah dan putih.
BEST PROFITDi Lapangan Pastunistan, dalam sebuah video viral, terlihat bagaimana massa berhamburan saat tembakan terdengar di persimpangan jalan. Penembakan di Daronta terjadi saat sekelompok orang beraksi menurunkan bendera Taliban.
Meski tak Ada pertempuran besar melawan Taliban di Afghanistan, situasi tegang terjadi di negara itu. Menurut Aljazeera, bukan hanya di Jalalabad, protes juga sudah menyebar ke provinsi lain. BESTPROFIT
"Sejak kita melihat kedatangan Taliban, mereka secara bertahap menghapus bendera nasional Afghanistan dan menggantinya dengan bendera Taliban. Kami telah melihat itu di Kabul. Banyak orang tidak senang dengan itu, tetapi pada umumnya mereka harus menerima," tulis media itu mengutip laporan korespondennya, Rob McBride.
Dalam laporan Reuters, disebutkan pula bagaimana ribuan orang yang hendak melarikan diri dan menuju bandara internasional di Kabul dicegah anggota bersenjata Taliban. Langkah Taliban itu juga dilakukan ke mereka yang memang memiliki dokumen lengkap untuk bepergian. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF"Ini benar-benar bencana. Taliban menembak ke udara, mendorong orang, memukuli mereka dengan AK47," kata salah satu orang yang mencoba menerobos.
Namun kepada media Inggris itu, sumber Taliban mengatakan tak berniat melukai siapapun.
Sementara Amerika Serikat (AS) meminta Taliban mengizinkan warga Amerika, emua warga negara ketiga, dan semua warga Afghanistan yang ingin pergi untuk meninggalkan negara itu. "Aman dan tanpa gangguan," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman kepada wartawan di Washington.
SUmber : Jakarta, CNBC Indonesia
No comments:
Post a Comment