Friday, December 12, 2025

Dibuka Menguat, IHSG Jumat 12 Desember Turun Tipis 0,04 Persen

 IHSG Hari Ini.

IHSG Hari Ini. (Antara/Antara)

Jakarta, Beritasatu.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak melemah tipis pada pembukaan perdagangan Jumat (12/12/2025) pagi. IHSG tercatat turun 0,04% ke level 8.616,67, setelah dibuka pada posisi 8.651,77.

Sepanjang sesi awal, indeks bergerak di rentang 8.585,42-8.656,15 dengan frekuensi transaksi mencapai 584.873 kali dan total volume perdagangan 11,86 miliar saham.

Nilai transaksi hingga pukul 09.23 WIB tercatat Rp 5,53 triliun, sementara kapitalisasi pasar berada di level Rp 15.821,48 triliun.

ADVERTISEMENT

Sebanyak 247 saham menguat, 307 melemah, dan 144 stagnan, mencerminkan tekanan jual yang masih dominan.

Pergerakan indeks sektoral pada perdagangan hari ini menunjukkan kinerja yang beragam, dengan beberapa sektor menjadi penopang utama IHSG.

Sektor energi tercatat menguat 1,05% ke level 4.421,38, disusul sektor bahan baku yang mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 1,72% ke 1.992,55. Penguatan juga terlihat pada sektor barang non-siklikal yang naik 0,53%, sektor kesehatan yang tumbuh tipis 0,11%, dan sektor transportasi naik tipis 0,09%.

Sebaliknya, sejumlah sektor justru memberikan tekanan terhadap pergerakan indeks. Sektor barang siklikal terpantau turun 0,59%, sementara sektor keuangan melemah 0,39%. Koreksi juga terjadi pada sektor teknologi yang turun 0,41%, sehingga turut membatasi penguatan IHSG lebih lanjut.

Top Losers

Beberapa emiten mencatat pelemahan terdalam hingga pukul 09.22 WIB, dipimpin oleh:

  • PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) melemah 14,66% ke Rp 990
  • PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) turun 14,53% ke Rp 147
  • PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) merosot 14,23% ke Rp 10.250
  • PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) turun 13,18% ke Rp 1.285
  • PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) melemah 12,04% ke Rp 950


Sementara itu, sejumlah saham mencatat penguatan signifikan:

  • PT Citatah Tbk (CTTH) melonjak 32,10% ke Rp 214
  • PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) naik 25,00% ke Rp 550
  • PT Pinnacle Persada Investama (XPLQ) menguat 24,60% ke Rp 785
  • PT Danareksa Investment Management (XDIF) naik 24,21% ke Rp 590
  • PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) naik 21,51% ke Rp 1.525

Friday, November 21, 2025

BI Catat Uang Beredar Tembus Rp 9.783,1 triliun

 Nilai tukar Rupiah hari ini

Nilai tukar Rupiah hari ini (Antara/Antara)

Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2025 tumbuh positif, yakni sebesar 7,7% secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp 9.783,1 triliun.

“Posisi M2 pada Oktober 2025 tercatat sebesar Rp 9.783,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,7% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,0% (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/11/2025).

Lebih lanjut, perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 11,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,5% (yoy).

Perkembangan M2 pada Oktober 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus).

ADVERTISEMENT

Aktiva luar negeri bersih pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 10,4% (yoy), melanjutkan pertumbuhan pada September 2025 sebesar 12,6% (yoy).

Sementara penyaluran kredit pada Oktober 2025 tumbuh 6,9% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 7,2% (yoy).

Dalam hal ini, kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.

Kredit yang masuk dalam perhitungan juga tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, serta kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan bukan penduduk.

Selanjutnya, tagihan bersih kepada Pempus tercatat tumbuh sebesar 5,4% (yoy), setelah pada September 2025 tumbuh sebesar 6,5% (yoy).

Di sisi lain, bank sentral juga mencatat uang primer (M0) adjusted pada Oktober 2025 yang tumbuh sebesar 14,4% (yoy), melanjutkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 18,6% (yoy), sehingga tercatat sebesar Rp 2.117,6 triliun.

Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di BI adjusted sebesar 27,1% (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,4% (yoy).

Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, pertumbuhan M0 adjusted telah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas (pengendalian moneter adjusted).

Wednesday, November 19, 2025

Pengangguran AS Naik, Harga Emas Dunia 19 November Berhasil Menguat

 Harga emas global kembali menguat usai melemah cukup dalam.

Harga emas global kembali menguat usai melemah cukup dalam. (AP)

Houston, Beritasatu.com – Harga emas dunia menguat dari posisi terendah sepekan pada Rabu (19/11/2025), didukung data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah, membuat pelaku pasar berharap adanya peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

Harga spot gold naik 0,4% menjadi US$ 4.072,37 per ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 10 November. Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melemah 0,2% ke US$ 4.066,50 per ons.

Data terbaru menunjukkan jumlah warga AS yang menerima tunjangan pengangguran mencapai level tertinggi dua bulan pada pertengahan Oktober, dengan klaim lanjutan meningkat menjadi 1,9 juta pada pekan yang berakhir 18 Oktober.

ADVERTISEMENT

“Data tersebut sedikit meningkatkan harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember. Ini membantu emas dan perak yang mencoba memutus tren pelemahan tiga hari,” ujar analis logam independen, Tai Wong, seperti dilansir dari Reuters.

Pelaku pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga mencapai hampir 50% pada pertemuan The Fed 9–10 Desember, naik dari 46% pada awal sesi, tetapi turun dibandingkan ekspektasi 67% pekan lalu, menurut FedWatch CME Group.

Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, biasanya berkinerja lebih baik ketika suku bunga turun. Harga logam mulia tersebut melemah lebih dari 3% pada akhir pekan kemarin dan turun 1% pada awal pekan ini seiring terkikisnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan tahun ini.

“Permintaan resmi terhadap emas diperkirakan tetap tinggi dalam waktu lama, menopang bias bullish dan membuka potensi kenaikan dari proyeksi harga rata-rata US$ 4.000 per ounce tahun depan,” tulis analis Deutsche Bank dalam catatan riset.

Sementara logam lain, spot silver naik 1,2% menjadi US$ 50,78 per ons, platinum menguat 0,5% ke US$ 1.541,57, dan paladium naik 1,1% menjadi US$ 1.408,52.