Showing posts with label best profit futures. Show all posts
Showing posts with label best profit futures. Show all posts

Monday, June 30, 2025

Dapat Restu OJK, Bumi Resources Selesaikan Kuasi Reorganisasi

 

PT Bumi Resources Tbk berkomitmen pada kesetaraan gender
Foto: Dok Bumi Resources

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi Resources (BUMI) telah merampungkan kuasi reorganisasi setelah mendapatkan persetujuan para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) pada 2 Juni 2025 lalu. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah memberikan restunya, sehingga BUMI dapat menjalankan kuasi.

Dalam keterangannya, manajemen BUMI mengungkapkan hasil dari kuasi ini akan terlihat di laporan keuangan kuartal II-2025 ini. Berdasarkan hasil RUPSLB, sebanyak 300.787.941.463 saham atau 98,51% suara sah yang hadir menyetujui rencana tersebut. Hanya 4.528.236.900 saham atau 1,48% suara sah tidak sepakat.

Sebelumnya, BUMI menyampaikan akan melakukan kuasi reorganisasi menggunakan posisi agio saham yang merupakan selisih lebih antara setoran modal dengan nilai nominal saham. Agio saham merupakan selisih lebih antara setoran modal dengan nilai nominal saham. Singkatnya ini seperti tambahan modal yang disetor. Agio saham inilah yang akan menutup saldo defisit diharapkan semakin memperkuat ekuitas BUMI.


"Agar dapat membayar dividen, Perseroan akan melakukan restrukturisasi terhadap modal melalui Rencana Kuasi Reorganisasi, yaitu dengan cara mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) laba ditahan dengan menggunakan saldo agio saham," tulis manajemen BUMI, dikutip Senin (30/6/2025).

Manajemen BUMI juga menegaskan proposal ini telah memenuhi ketentuan Peraturan IX.L.1 terkait dengan Rencana Kuasi Reorganisasi. Sebagai informasi, BUMI menunjukkan nilai defisit telah mencapai 78% dari total modal disetor per 31 Desember 2024. Kemudian pada 2023 defisit mencapai 80% dari total modal dan tahun 2022 mencapai 81% dari modal disetor.

Selain itu, nilai defisit telah mencapai 10,17 kali dari rata rata laba tahun berjalan per 31 Desember 2024. Pada 2023 mencapai 10,47 kali dari rata rata laba tahun berjalan, kemudian pad 2022 setara 10,52 kali dari rata-rata tahun berjalan.

"Tujuan perseroan untuk melakukan rencana kuasi reorganisasi adalah untuk memperbaiki saldo laba perseroan agar perseroan dapat melakukan pembagian dividen tunai," sebut manajemen BUMI.

Monday, June 23, 2025

Harga Emas Dianggap Kemahalan, Kini Perak Jadi Incaran Warga RI!

 

Cikini Gold Center. (CNBC Indonesia/Robertus)
Foto: Cikini Gold Center. (CNBC Indonesia/Robertus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas menyandang status safe haven karena mujarab menjaga nilai uang saat terjadi gejolak ekonomi maupun geopolitik. Inilah mengapa saat ini emas menjadi investasi andalan para investor.

Berdasarkan data Refinitv pada Jumat (20/6/2025) harga emas dunia menguat 27,6% sejak awal tahun 2025 menjadi US$3.346,5 troy ons dan sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa. Kenaikan masif tersebut akibat banyaknya ketidakpastian ekonomi dunia yang terjadi tahun ini. Belum lagi ditambah perang yang tidak selesai antara Rusia-Ukraina dan kawasan timur tengah.

Sementara harga emas Antam saat ini dijual di Rp1.936.000 per gram, sudah naik Rp412.000 dibandingkan harga per 2 Januari 2025 di Rp1.524.000 per gram.Rafli, salah seorang pedagang emas di Gold Center Cikini, mengaku bahwa penjualan emas pada tahun ini lebih ramai dibandingkan tahun lalu.

"Kalau dibanding tahun lalu, tetap ramai tahun ini," katanya kepada CNBC Indonesia pada Jumat (20/6/2025).

Sementara seorang pembeli bernama Arwendy mengatakan bahwa emas menjadi pilihannya untuk investasi. Ia mengatakan saat ini ia membeli emas karena melihat risiko ketidakstabilan ekonomi dalam beberapa tahun mendatang.

"Saya lihat tahun ini dan tahun depan masih ada risiko ekonomi lemah," katanya.

Serupa tapi tak sama, Yosa seorang pembeli emas mengatakan membeli emas sebagai tabungan di masa depan. Selain itu, juga menghindari risiko nilai dolar terhadap rupiah yang semakin tinggi.

"Cicil emas buat masa depan. Mungkin buat pendidikan anak nanti. Sekarang juga dolar mahal jadi lebih baik invest di emas," tuturnya.

Emas memang menjadi primadona saat terjadi chaos di perekonomian, namun perak kini mulai dilirik oleh investor.

Pasalnya harga perak lebih murah ketimbang emas meskipun sama-sama bertajuk logam mulia.

Berdasarkan cerita dari para pedagang di Gold Center Cikini, Jakarta Pusat mulai ada permintaan perak yang tinggi dari masyarakat.

Nendia, salah seorang pedagang logam mulia mengatakan ada penguatan tren pembelian emas di masyarakat yang signifikan.

"Sejak awal tahun ini (pembelian perak), sampai harus inden," ucapnya kepada CNBC Indonesia pada Jumat (20/6/2025).

Nendia mengatakan alasan perak mulai dibeli karena lebih murah dibandingkan emas untuk investasi dan harganya yang mulai naik signifikan.

Sementara di toko lain, penjualan perak juga terjadi peningkatan. Rafli salah sorang pedagang logam mulia juga mengatakan bahwa perak mulai diburu oleh masyarakat.

"Yang kemarin lagi tinggi tuh, banyak emas sekarang pada nyarinya perak," ucapnya.

Arwendy, salah seorang investor logam mulia, menjelaskan alasannya membeli perak karena saat ini harganya 'ketinggalan' dibanding emas.

"Dulu harga perak dan emas itu selisihnya sedikit. Sekarang sudah jauh banget. Saya yakin bahwa harga perak akan menyusul harga emas," katanya kepada CNBC Indonesia pada Jumat (20/6/2025).

Berdasarkan data Refinitiv, harga perak dunia per Jumat (20/6/2025) tercatat di US$35,8 per troy ons. Sepanjang 2025, harga perak pun sudah meningkat 24,3%.

Sementara di Indonesia, sebagai perbandingan nilai perak yang dijual di toko seberat 50 gram dijual dengan harga Rp1,5 juta-an. Sementara harga emas bisa mencapai Rp94 juta-an.

Tuesday, June 17, 2025

Danantara & INA Mau Guyur Rp 13 T ke Chandra Asri (TPIA)

 

Kantor Danantara pusat di Jakarta, Indonesia, 28 Februari 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Kantor Danantara pusat di Jakarta, Indonesia, 28 Februari 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dan Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani MoU dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group).

Nota kesepahaman tersebut berisi rencana Danantara dan INA untuk menyuntik modal ke proyek pabrik Chlor Alkali - Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik emiten Prajogo Pangestu tersebut.

Nilai investasi dari kerja sama tersebut ditaksir mencapai US$800 juta atau Rp 13,03 triliun (kurs Rp 16.290). Kemitraan ini bertujuan untuk mencerminkan komitmen bersama para pihak dalam memperkuat ketahanan industri Indonesia, mengurangi ketergantungan impor bahan baku kimia hulu utama, dan memajukan agenda hilirisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi jangka panjang di Tanah Air.

CIO Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan inisiatif tersebut merupakan langkah konkret untuk memperkuat pasokan bahan baku industri penting dalam negeri dan memperluas basis ekspor Indonesia.

Partisipasi Danantara Indonesia mencerminkan komitmen jangka panjang untuk berinvestasi di sektor-sektor dasar yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan lapangan kerja, dan nilai tambah industri. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Pabrik CA-EDC sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

Sektor kimia mendukung rantai nilai utama-dari manufaktur hingga transisi energi-terutama dalam pemrosesan nikel dan pemurnian alumina. Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan impor pada produk-produk penting seperti soda api dan Etilen Diklorida. Di Danantara Indonesia, kami menyambut mitra global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi dalam ekonomi Asia yang dinamis." kata Pandu, mengutip keterangan resmi, Selasa (17/6/2025).

Produksi Ethylene Dichloride dari pabrik tersebut akan diekspor, sehingga menghasilkan potensi devisa hingga Rp 5 triliun per tahun. Pabrik ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor soda api, dengan proyeksi penghematan hingga Rp 4,9 triliun per tahun.

"Masuknya Danantara Indonesia dan INA menggarisbawahi kepercayaan investor terhadap pertumbuhan industri kimia Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami membangun fondasi yang kokoh untuk mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra.

Monday, June 16, 2025

4 Saham Naik Gila-Gilaan, BEI Langsung Pantau Ketat


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau ketat perdagangan empat emiten karena mengalami peningkatan harga saham yang signifikan hingga di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Ke empat emiten tersebut di antaranya, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dalam sepekan naik 42%, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) dalam seminggu naik 33%, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) dalam sepekan naik 51%, dan emiten BUMN PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) yang juga menguat 51% dalam seminggu.

Langkah tersebut dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan kepada para invstor, khususnya pemegang saham ke-empat emiten tersebut.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal," tulis manajemen BEI, Senin (16/6).

Informasi terakhir mengenai CBRE adalah informasi tanggal 12 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal penjelasan atas volatilitas transaksi.

Selanjutnya, informasi terakhir mengenai ASBI adalah informasi tanggal 10 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal penjelasan atas volatilitas transaksi.

Sementara informasi terakhir mengenai JAWA adalah informasi tanggal 10 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal rencana penyelenggaraan public expose - tahunan.

Sebagai informasi, sebelumnya Bursa telah mengumumkan Unusual Market Activity (UMA) pada tanggal 26 Agustus 2024 atas perdagangan saham JAWA.

Sedangkan informasi terakhir mengenai KRAS adalah informasi tanggal 10 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal laporan bulanan registrasi pemegang efek.

Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

Tuesday, June 10, 2025

Danantara Tepis Rumor Mau Masuk GOTO-Grab

 

Gedung Danantara Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Gedung Danantara Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), buka suara terkait dengan kabar penjajakan peluang investasi terhadap potensi merger antara PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings.

Managing Director Investment Danantara Indonesia, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan hingga saat ini belum ada pembahasan terkait rencana korporasi tersebut."Saat ini belum ada pembicaraan terkait hal tersebut," ujarnya dalam keterangan yang diterima oleh CNBC Indonesia, Selasa (10/6).

Stefanus mengatakan, Danantara tetap membuka peluang investasi yang sejalan dengan visi misi untuk memperkuat sektor strategis dan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

"Setiap keputusan investasi dilakukan secara selektif, melalui kajian yang menyeluruh, dengan menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik, serta mempertimbangkan potensi imbal hasil yang berkelanjutan bagi negara," pungkasnya.

Sebelumnya, beredar rumor Danantara sedang dalam tahap awal pembicaraan dengan GoTo untuk mengakuisisi saham minoritas. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya merespons kekhawatiran pemerintah terhadap potensi monopoli jika perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dikuasai oleh Grab, yang berbasis di Singapura.

Isu merger antara Grab dan GoTo sendiri telah bergulir cukup lama. Pertama kali muncul ke publik pada akhir 2020, kabar mengenai potensi penggabungan dua penyedia layanan transportasi dan pesan-antar makanan ini terus menjadi sorotan.

Saat itu, Gojek belum tergabung dengan Tokopedia dan pada akhirnya memilih merger domestik yang menghasilkan entitas GoTo Group.

Kabar mengenai pembicaraan baru kembali mencuat awal tahun ini. Grab dan GoTo disebut tengah menjajaki berbagai opsi kerja sama, termasuk skenario di mana Grab mengakuisisi GoTo dengan skema tunai, saham, atau kombinasi keduanya

Wednesday, June 4, 2025

Dulu Bantu Ibu Jaga Warung, Sekarang Punya 23.000 Toko

 

Djoko Susanto (Ist/Forbes.com)
Foto: Djoko Susanto (Ist/Forbes.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan ritel yang akrab ditelinga masyarakat, Alfamart sudah beroperasi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kesuksesan bisnis tersebut berkat tangan dingin Kwok Kwie Fo atau Djoko Susanto yang merupakan pemilik dari Alfamart dan Alfamidi.

Kisah bermula di tahun 1966. Setelah meninggalkan bangku SMA, Djoko Susanto mengawali kariernya di perusahaan perakitan radio sebagai pegawai biasa. Namun, di sana dia tidak betah. Alhasil, Djoko memilih membantu bisnis kelontong ibunya bernama Toko Sumber Bahagia di Petojo, Jakarta.Sehari-hari di sana, ia menjaga warung yang berjualan kacang tanah, minyak sayur, sabun mandi dan rokok, dari pagi sampai malam. Seiring waktu,warung tersebut kemudian hanya berkonsentrasi menjual rokok dalam skala besar. Dan kebetulan mitra utama warung Sumber Bahagia adalah Gudang Garam.

Tak disangka, penjualan di sana mendapatkan hasil positif. Bahkan, tulis Sam Setyautama, pada 1987 Djoko sudah punya 15 jaringan toko grosir dan terpilih sebagai penjual rokok Gudang Garam terbesar.

Di tengah jalan, keberhasilan Djoko menjual rokok ini menarik perhatian petinggi PT HM Sampoerna, yakni Putera Sampoerna.

"Pertemuannya dengan Putera Sampoerna, bos PT HM Sampoerna akhir 1986 mengubah nasibnya secara total. Ia diangkat menjadi direktur penjualan PT Sampoerna yang membawa PT HM Sampoerna ke peringkat kedua terbesar setelah Gudang Garam," tulis Sam Setyautama dalam Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia (2008)

Kepiawaiannya memasarkan rokok membuatnya juga dipercaya menjadi direktur PT Panarmas yang menjadi distributor rokok Sampoerna. Di posisi inilah, Djoko turut serta memasarkan merek baru Sampoerna bernama Sampoerna A Mild di tahun 1989.

Kelak, rokok ini menjadi salah satu yang populer di Indonesia. Ketika memasarkan rokok baru inilah, Djoko mendirikan PT Alfa Retailindo pada 1989 usai mengubah gudang Sampoerna di Jl Lodan No. 80.

"Dengan modal Rp 2 miliar, gudang itu disulap menjadi Toko Gudang Rabat, dengan 40% saham dimiliki Puetera Sampoerna, dan sisanya dimiliki Kwok Kwie Fo (alias Djoko Susanto)," tulis Sam Setyautama

Toko Gudang Rabat itu jadi cikal bakal Alfa. Mulanya, difungsikan sebagai distributor rokok baru Sampoerna, tetapi perlahan jadi toko kelontong yang menjual berbagai macam barang.

Toko Gudang Rabat kemudian berkembang besar dan memiliki banyak cabang di beberapa kota Indonesia. Pada tahun 1990-an, Gudang Rabat menjelma menjadi retail pesaing Indomaret bentukan Salim Group dengan memiliki 32 gerai.

Namanya kemudian berubah menjadi Alfa Minimart di bawah PT Sumber Alfaria Triyaja pada 18 Oktober 1999. Alfa Minimart berupaya mirip dengan Indomaret, yakni minimarket yang bisa dijangkau masyarakat secara dekat, di mana bangunan pertamanya di Jl. Beringin Raya, Tangerang.

Keberadaan Alfa Minimart mendapat respons positif dari masyarakat. Penjualannya naik. Djoko segera dapat "durian runtuh".

"Alfa dinyatakan go public pada 18 Januari 2000. Saat itu nilai kapitalisasi pasar Alfa ditaksir mencapai US$ 108,29 juta," tulis buku Kaum Supertajir Indonesia (2008)

Sejak 1 Januari 2003, Alfa Minimart berubah men­jadi Alfamart. Putera Sampoerna ikut menyuntikkan modalnya dan kemudian Alfamart beranak-pinak seperti sekarang.

Saat ini total gerai Grup Alfamart mencapai lebih dari 23.000 toko, termasuk gerai yang dikelola anak usaha seperti Alfamidi dan Lawson.