Showing posts with label best. Show all posts
Showing posts with label best. Show all posts

Tuesday, June 17, 2025

Danantara & INA Mau Guyur Rp 13 T ke Chandra Asri (TPIA)

 

Kantor Danantara pusat di Jakarta, Indonesia, 28 Februari 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Kantor Danantara pusat di Jakarta, Indonesia, 28 Februari 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dan Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani MoU dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group).

Nota kesepahaman tersebut berisi rencana Danantara dan INA untuk menyuntik modal ke proyek pabrik Chlor Alkali - Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik emiten Prajogo Pangestu tersebut.

Nilai investasi dari kerja sama tersebut ditaksir mencapai US$800 juta atau Rp 13,03 triliun (kurs Rp 16.290). Kemitraan ini bertujuan untuk mencerminkan komitmen bersama para pihak dalam memperkuat ketahanan industri Indonesia, mengurangi ketergantungan impor bahan baku kimia hulu utama, dan memajukan agenda hilirisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi jangka panjang di Tanah Air.

CIO Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan inisiatif tersebut merupakan langkah konkret untuk memperkuat pasokan bahan baku industri penting dalam negeri dan memperluas basis ekspor Indonesia.

Partisipasi Danantara Indonesia mencerminkan komitmen jangka panjang untuk berinvestasi di sektor-sektor dasar yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan lapangan kerja, dan nilai tambah industri. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), Pabrik CA-EDC sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

Sektor kimia mendukung rantai nilai utama-dari manufaktur hingga transisi energi-terutama dalam pemrosesan nikel dan pemurnian alumina. Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan impor pada produk-produk penting seperti soda api dan Etilen Diklorida. Di Danantara Indonesia, kami menyambut mitra global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi dalam ekonomi Asia yang dinamis." kata Pandu, mengutip keterangan resmi, Selasa (17/6/2025).

Produksi Ethylene Dichloride dari pabrik tersebut akan diekspor, sehingga menghasilkan potensi devisa hingga Rp 5 triliun per tahun. Pabrik ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor soda api, dengan proyeksi penghematan hingga Rp 4,9 triliun per tahun.

"Masuknya Danantara Indonesia dan INA menggarisbawahi kepercayaan investor terhadap pertumbuhan industri kimia Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami membangun fondasi yang kokoh untuk mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra.

Monday, June 16, 2025

4 Saham Naik Gila-Gilaan, BEI Langsung Pantau Ketat


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau ketat perdagangan empat emiten karena mengalami peningkatan harga saham yang signifikan hingga di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Ke empat emiten tersebut di antaranya, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dalam sepekan naik 42%, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) dalam seminggu naik 33%, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) dalam sepekan naik 51%, dan emiten BUMN PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) yang juga menguat 51% dalam seminggu.

Langkah tersebut dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan kepada para invstor, khususnya pemegang saham ke-empat emiten tersebut.

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal," tulis manajemen BEI, Senin (16/6).

Informasi terakhir mengenai CBRE adalah informasi tanggal 12 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal penjelasan atas volatilitas transaksi.

Selanjutnya, informasi terakhir mengenai ASBI adalah informasi tanggal 10 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal penjelasan atas volatilitas transaksi.

Sementara informasi terakhir mengenai JAWA adalah informasi tanggal 10 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal rencana penyelenggaraan public expose - tahunan.

Sebagai informasi, sebelumnya Bursa telah mengumumkan Unusual Market Activity (UMA) pada tanggal 26 Agustus 2024 atas perdagangan saham JAWA.

Sedangkan informasi terakhir mengenai KRAS adalah informasi tanggal 10 Juni 2025 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) perihal laporan bulanan registrasi pemegang efek.

Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

Tuesday, March 18, 2025

Bursa Saham Dihentikan Situasi RI Balik Kaya Pandemi

 

Karyawan berdiri dengan latarbelakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan berdiri dengan latarbelakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 7% ke level 6.017,39 pada perdagangan Selasa hari ini (18/3/2025) pukul 11.57 WIB. Penurunan sebesar 325,03 poin merupakan yang terdalam sejak Pandemi Covid-19. Analis menilai merahnya IHSG dipicu oleh sentimen negatif dari dalam negeri.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan dari domestik ada pelemahan dari kalangan tingkat menengah yang merupakan sumber pendapatan pemerintah. Menurutnya, awal tahun ini yang penuh tantangan mulai dari daya beli lemah yang tercermin dari deflasi secara tahunan pada Februari 2025 merupakan yang terparah dalam seperempat abad.

"Kemudian, penerimaan pajak yang lemah sampai depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)," papar Nafan.Minggu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp316,9 triliun. Khusus pajak, realisasinya hanya mencapai Rp187,8 triliun. Setoran pajak tersebut terkontraksi sebesar 30,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 269,02 triliun.

Adapun belanja negara dalam dua bulan pertama adalah Rp348,1 triliun atau 9,6% dari target APBN. Pemerintah pusat menghabiskan Rp211,5 triliun dan transfer daerah Rp136,6 triliun. Maka dari itu, hingga akhir Februari 2025 APBN tercatat defisit Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Kondisi ini memicu kekhawatiran investor bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan melemah.

Adapun, Erwin Supandi, Head of Equity Retail dari HP Sekuritas mencermati tekanan dari saham-saham konglomerasi yang rontok, salah satunya Grup Barito.

"Penurunan harga saham-saham Grup Barito juga memberikan tekanan tambahan pada IHSG, mengingat kapitalisasi pasar yang besar dari emiten-emiten tersebut. Dengan demikian, anjloknya saham-saham milik Prajogo Pangestu berkontribusi signifikan terhadap pelemahan IHSG hari ini" terang-nya.

Dia pun menilai IHSG mengalami penyesuaian dalam kondisi pasar yang dinamis, tetapi fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

"Investor diharapkan tetap fokus pada strategi jangka panjang dan memanfaatkan momentum koreksi ini sebagai peluang untuk menyesuaikan portofolio" ujarnya.

Erwin mengungkapkan bahwa fundamental bisnis emiten di Indonesia maish banyak yang tetap kuat dan memiliki prospek pemulihan jangka panjang yang baik.

Friday, March 14, 2025

Siap-Siap, Ada Dua Bank Syariah Mau IPO di BEI

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal RI bakal kedatangan dua emiten bank syariah baru. Kedua bank syariah tersebut tengah mengkaji rencana untuk initial public offering (IPO).

PT Bank Mega Syariah (BMS) sudah merencanakan untuk IPO pada tahun 2026. Direktur Bisnis BMS Rasmoro Pramono Aji mengungkapkan saat ini pihaknya tengah memperkuat ekuitas perusahaan dari kinerja laba bank syariah milik CT Corp itu.

"Jadi yang kita bangun adalah, bagaimana membuat history, investment story-nya mesti pas. Jadi kita lagi fokus kepada, bagaimana memperkuat kita punya equity. Kalau equity kan dibangun dari profit yang kita dapatkan setiap bulan," terang pria yang akrab disapa Oney itu di Menara Mega Syariah, Kamis (13/3/2025).

Lantas, dengan pertumbuhan kinerja BMS yang positif diharapkan dapat terus berlanjut hingga tahun 2026.


"Insha Allah dari laba yang kita tahan, akan memperkuat kita punya komposisi equity kita. Equity-nya sudah cukup kuat, ya pastikan harus, lewat IPO untuk [memperkuat] modal," pungkas Oney.

Dalam rencana IPO tersebut, BMS belum memiliki niat untuk konsolidasi dengan bank-bank syariah lainnya. Menurut Oney, permodalan BMS masih cukup kuat karena disokong oleh ekosistem CT Corp.

Kemudian, PT Bank Jabar Banten Syariah (BJB Syariah). Komisaris Utama BJB Taswin Zakaria tidak dapat memastikan apakah BJB Syariah dapat IPO tahun ini, tetapi mengatakan rencana ini terus menjadi bahan kajian rutin.

"Ya ini tentunya strategi bisnis ke depan, itu menjadi review rutin lah bagi kita ya. Kalaupun hasil review itu tadi menunjukkan IPO sesuatu yang baik untuk kita tempuh ya, mungkin itu bisa saja menjadi salah satu alternatif ya," ujar Taswin saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/3/2025).

Menurutnya, yang terpenting bagi BPD pentolan itu saat ini adalah memperkuat fundamental baik BJB maupun BJB Syariah. Terlebih, BJB saat ini tengah diterpa kasus korupsi dana iklan yang ditaksir merugikan negara hingga Rp222 miliar.

"Yang paling penting itu dulu ya, jadi memperkuat fundamental manajemen risiko dan juga memperkuat fundamental budaya internalnya juga. Saya rasa cukup krusial ke depannya ya, apalagi dengan kasus dengan insiden ini saya pikir penekanan ke depan terkait integritas itu sangat penting. Saya pikir ini yang menjadi prioritas kami ke depan," terang Taswin.

Sebelumnya, BJB Syariah direncanakan akan melaksanakan IPO pada semester II tahun 2022. Nantinya, anak usaha Bank BJB tersebut dipersiapkan untuk menjadi bank digital syariah guna memasuki persaingan.


Wednesday, March 12, 2025

BCA (BBCA) Bagi Dividen Rp300 per Saham dan Ganti Dirut-Komut

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp37 triliun atau Rp300 per saham dari laba tahun buku 2024. Maka, jumlah rasio pembagian dividen atau dividen payout ratio sebesar 67,4%, menurun dari setahun sebelumnya 68,4%.

Sebelumnya, BCA telah membagikan dividen interim tunai sebesar Rp50. Maka, dividen final Dari besaran dividen tersebut, imbal hasil sebesar 2,8%, berdasarkan harga penutupan saham BBCA pada Selasa (11/3/2025) di level Rp8.925 per saham.

Pembagian dividen itu akan berasal dari laba bersih sebesar Rp54,8 triliun pada tahun 2024. Perolehan laba itu tumbuh 12,7% secara tahunan (yoy) pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.

Pada 2024, BBCA mencatatkan ROE (Return on Equity) sebesar 24,6% dan ROA (Return on Assets) sebesar 1,89%.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga menyetujui perubahan susunan anggota dewan komisaris dan direksi perseroan yang diusulkan. Pemegang saham memberhentikan dengan hormat Jahja Setiaatmadja selaku presiden direktur dan mengangkatnya menjadi presiden komisaris. 

RUPS pun mengangkat Hendra Lembong sebagai presiden direktur. Lalu John Kosasih diberikan amanat baru sebagai wakil presiden direktur. Kemudian Hendra Tanumihardja dipilih sebagai direktur perseroan

Seluruh keputusan mengenai perubahan pengurus tersebut akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Thursday, February 13, 2025

Breaking! IHSG Anjlok 1% Lebih, Ini Saham Biang Keroknya

 

Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersungkur ambles 1% setelah sempat mencatatkan rebound signifikan pada perdagangan Rabu (12/2/2025) kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat berada di jalur hijau pada detik pertama pembukaan perdagangan di level 6.648, namun 3 menit berikutnya, pada 09.03 WIB kembali ke zona merah ke level 6.594 atau 47 poin atau 0,71%.Pada titik terendah perdagangan intraday, IHSG bahkan sempat ambruk 1,14% ke 6.569,81

Nilai transaksi perdagangan pagi ini mencapai Rp 3,36 triliun dengan volume sebanyak 5,54 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 417 ribu kali . Sebanyak 245 saham menguat, 279 saham turun, dan 229 saham stagnan.

Secara sektoral, nyaris sektor yang diperdagangkan di IHSG berada di zona merah kecuali sektor infrastruktur dan kesehatan yang bergerak di zona hijau.

Koreksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang melemah 0,99% dan diikuti oleh sektor energi yang turun 0,83%.

Secara spesifik saham emiten kapitalisasi besar dan blue chip masih menjadi beban utama pergerak IHSG hari ini.

Telkom Indonesia (TLKM) dan Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi dua saham dengan kontribusi terbesar atas pelemahan IHSG masing-masing sebesar 13 dan 11 indeks poin.

Kemudian ada juga emiten Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN), yang kembali terperosok usai mengalami penguatan pada perdagangan kemarin. Saham BREN tercatat turun 2,39% dan berkontribusi atas pelemahan 9 poin indeks IHSG.

Lalu melengkapi empat besar ada saham Bank Central Asia (BBCA) yang turun 0,82% dan berkontribusi atas pelemahan IHSG 6,51 indeks poin.

Terpuruknya IHSG seiring dengan aksi jual asing yang masih terjadi. Pada perdagangan 12 Februari 2025, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp208,21 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp231,14 miliar di pasar reguler. Di samping itu, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp22,93 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Sementara itu, hari ini pasar keuangan juga di dorong oleh beberapa sentimen positif dari dalam negeri hingga sentimen dari luar negeri. Namun, lonjakan inflasi AS bisa membebani rupiah hingga IHSG hari ini.

Perdagangan hari ini diselimuti sejumlah sentimen pasar yang menjadi perhatian investor.

Inflasi AS secara mengejutkan mengalami lonjakan cukup tajam pada Januari 2025. Inflasi menembus 0,5% secara bulanan (month to month/mtm) atau yang tertinggi sejak Agustus 2023 atau hampir 1,5 tahun.

Inflasi juga melesat 3,0% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 atau tertinggi sejak Juni 2024. Sementara itu, inflasi inti tercatat 3,3% (yoy) pada Januari 2025 atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 3,2%. Inflasi jauh di atas ekspektasi yakni 0,3 (mtm) dan 2,9% (yoy).

Kenaikan inflasi dipicu oleh meningkatnya harga energi dan pangan, terutama telur. Harga telur melonjak 53% setahun dan 15,2% sebulan karena terjadi kekurangan yang meluas akibat wabah flu burung yang mematikan.

Dengan adanya lonjakan inflasi maka harapan pelaku pasar untuk melihat pelonggaran suku bunga secara signifikan akan sirna. Inflasi merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.

Dalam perkembangan lain, mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (13/2/2025). Nikkei memimpin penguatan dengan 1,19% ke 39.427dan diikuti Hang Seng yang naik 0,46% ke 21.958.

Begitu pula dengan Indeks Kospi menguat 0,71% ke 2.566,52 dan indeks ASX 200 menguat 0,34% ke 8.564,2. Sementara itu, FTSE Straits Times turun tipis 0,08% ke 3.871,58 dan FTSE Malay melemah 0,04% ke 1.602,44.