PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai pemerintah salah langkah menaikkan kembali iuran BPJS Kesehatan di tengah Pandemi Virus Corona ini. PT BESTPROFIT
Menurutnya, di tengah Pandemi ini semua lini masyarakat mulai kelas atas hingga kelas bawah alami kesusahan. Sehingga, jika ditambah kenaikan iuran BPJS Kesehatan akan makin memberatkan. BEST PROFIT
"Memang disayangkan kebijakan ini diambil pemerintah ditengah kegalauan masyarakat akibat wabah covid-19. Tidak tepat waktunya," ujar Piter saat dihubungi Suara.com, Jakarta, Rabu (13/5/2020). BESTPROFIT
Piter menuturkan, kebijakan pemerintah ini diambil untuk mengisi kekosongan setelah keputusan Mahkamah Agung membatalkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. PT BESTPROFIT FUTURES
"Dengan kebijakan ini diharapkan ada kepastian masyarakat atas iuran yang harus dibayar dan ada kejelasan di mana pemerintah mengumumkan bantuan iuran," jelas dia. BPF
Kendati demikian, tambah Piter, masyarakat bisa pindah kelas jika merasa keberatan dengan adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
"Peserta bisa pindah kelas. Jadi kalau mereka keberatan mereka bisa pindah kelas," ucap dia.
Sebelumnya, iuran BPJS Kesehatan kembali dinaikkan oleh Presiden Jokowi berdasarkan Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
Dalam Perpres tersebut, disebutkan jika Iuran BPJS Kesehatan Kelas I naik menjadi Rp 150.000. Kelas II naik menjadi Rp 100.000 dan Kelas III menjadi Rp 35.000.
Kenaikan iuran BPJS Kesehatan tersebut berlaku mulai 1 Juli 2020.
Sebelumnya, Iuran BPJS Kesehatan per 1 Mei 2020 ini sudah mengalami penurunan. Mengacu pada Peraturan Presiden 82 tahun 2018, iuran BPJS Kesehatan kelas I turun menjadi sebesar Rp 80.000, kelas II Rp 51.000 dan kelas III Rp 25.500.
Sumber : suara.com