Hanya saja, kendati harga logam mulia Antam tidak berubah, harga emas Antam sebetulnya masih berada di rekor termahal sepanjang sejarah. BEST PROFIT
Mengacu data dari situs logammulia.com, emas Antam batangan 1 gram kemarin dibanderol Rp 1.028.000/batang. Harga tersebut merupakan yang termahal sepanjang sejarah. Sementara itu, untuk harga emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram. BESTPROFIT
Rekor termahal harga emas Antam tersebut mengikut harga emas dunia yang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat (31/7/2020). PT BESTPROFIT FUTURES
Pergerakan harga emas Antam memang cenderung mengikuti harga emas dunia, selain juga faktor lain seperti nilai tukar rupiah, serta supply-demand. Pada 09.05 WIB Senin kemarin, harga emas global spot terkoreksi 0,14% ke US$ 1.971/troy ons. BPF
Di hari Senin (27/7/2020), harga emas dunia melesat menyentuh US$ 1.945,16/troy ons, rekor tertinggi baru saat itu, tetapi umurnya kurang dari 24 jam.Rekor tertinggi harga emas dunia sebelumnya US$ 1.920,3/troy ons dicapai pada 6 September 2011 akhirnya berhasil di pecahkan di awal pekan lalu, nyaris satu dekade lamanya. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
Selasa (28/7/2020) pagi harga emas emas dunia terbang tinggi menyentuh US$ 1.980,56/troy ons yang kini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi menutup perdagangan di US$ 1.970,37/troy ons.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, emas memang gagal mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi mencetak rekor penutupan perdagangan tertinggi di US$ 1.974,69/troy ons.
Proyeksi emas global
Kendati belum melesat lagi, reli panjang emas global diperkirakan masih akan berlanjut. Stop level selanjutnya berada di US$ 2.000/troy ons yang diyakini sebagai level resisten kuat emas selanjutnya. Saat krisis keuangan global 2008, harga emas sempat sentuh rekor tertingginya di US$ 1.920/troy ons pada September 2011.
Pergerakan selanjutnya harga emas akan sangat bergantung pada imbal hasil surat utang pemerintah AS yang semakin terperosok ke zona negatif. Hal ini disampaikan oleh kepala riset Pepperstone Chris Weston kepada Kitco.
Faktor lain yang juga dipandang penting sebagai penggerak harga logam mulia ini menurut para analis adalah negosiasi terkait stimulus fiskal AS."Sentimen terhadap emas belum menunjukkan adanya sinyal bearish dan saya senang untuk hold dengan bias akan bullish yang percaya bahwa koreksi yang terjadi nantinya tak banyak dan kemungkinan besar menuju level US$ 2.000" katanya.
"Setelah melewati berakhirnya tunjangan pengangguran, kami mengincar tenggat waktu 'lunak' Jumat ini sebelum Kongres menuju reses musim panas, meskipun ada opsi untuk melanjutkan pembicaraan sampai hari Senin tanggal 10," kata Weston.
"Emas ajan sangat tergantung dari seberapa banyak stimulus akan diberikan. Jika stimulus mulai turun, maka ada kemungkinan harga emas akan sedikit terkoreksi. Jika stimulus semakin banyak dan uang terus dicetak, maka harga emas harusnya naik" kata RJO Futures senior commodities broker Daniel Pavilonis.
Harga emas diperkirakan mengalami koreksi dalam jangka waktu dekat mengingat harga sudah mengalami kenaikan yang sangat cepat. Namun prospek emas ke depan masih bullish.
"Secara teknikal, harga emas sudah mencerminkan level jenuh belinya melihat reli yang terlalu cepat sehingga risiko untuk mengalami koreksi temporer meningkat. Namun risiko cenderung akan mendorong harga emas untuk naik dengan adanya indikator makro yang mendukung, koreksi dalam jangka waktu dekat harusnya dipandang sebagai momentum untuk beli" kata Suki Cooper, analis Standard Chartered.
Risiko yang dihadapi untuk emas saat ini adalah suksesnya pengembangan vaksin untuk virus corona, kenaikan tajam dolar AS dan juga aksi ambil untung. Jika hal ini terjadi maka harga emas bisa anjlok seperti saat Maret lalu.
Bagaimanapun juga harga emas masih diperkirakan bakal menyentuh level di atas US$ 2.000 ke US$ 2.100 per troy ons pada akhir tahun menurut Warren Patterson kepala strategi komoditas ING.
Survei yang dilakukan oleh Kitco pada pelaku pasar menunjukkan bahwa mereka masih optimis harga emas bisa naik pekan ini. Sebanyak 17 analis Wall Street ikut serta dalam jajak pendapat minggu ini. Ada 10 (59%) analis yang optimis harga emas naik, tiga analis (18%) memperkirakan harga lebih rendah dan sisanya yakin emas akan bergerak sideways.
Sementara dari Main Street ada sebanyak 2.075 orang yang berpartisipasi dalam survei tersebut. Sebanyak 1.375 responden, atau 66%, yakin harga emas naik di minggu ini. Sebanyak 385 lainnya, atau 19%, mengatakan lebih rendah, sementara 315 pemilih, atau 15% netral.
Sumber : cnbcindonesia.com