Friday, August 2, 2024

Selangkah Lagi! Rupiah Digital Siap Diedarkan ke Perbankan

 

Infografis: RI Bakal Punya Uang Digital, Namanya Digital Rupiah
Foto: Infografis/RI Bakal Punya Uang Digital, Namanya Digital Rupiah/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah memasuki tahap akhir rencana penerbitan Rupiah Digital. BI sudah merampungkan tahap proof of concept. Setelah menentukan teknologi yang digunakan, maka mata uang digital pertama dari BI ini akan siap diedarkan ke bank-bank.

"Kami sudah lakukan proof of concept-nya, sekarang memilih teknologi yang cocok apa," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Peluncuran Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030, di Jakarta Convention Center, Jumat, (2/8/2024).

Perry mengatakan setelah teknologi dipilih, langkah berikutnya adalah melakukan uji coba. Uji coba yang dimaksud, yaitu mengedarkan mata uang digital ini ke perbankan.

"Eksperimentasi kita akan mulai, yaitu mengedarkan dulu, dari khazanah digital Rupiah BI, kemudian ke industri wholesaler," kata dia.

Perry mengatakan dalam tahap uji coba ini, perbankan dapat menggunakan Rupiah Digital untuk bertransaksi dengan BI maupun transaksi antarbank. "Kita langkah pertamanya itu dulu," kata dia.

Perry mengatakan BI akan hati-hati dalam menunjuk bank yang bisa melaksanakan uji coba ini. Menurut dia, bank itu harus memenuhi syarat, yaitu kuat secara manajemen risiko, kemampuan sumber daya manusia, dan infrastruktur.

"Nanti wholesaler bisa berinteraksi dengan instrumen digital dan antarbank bisa juga," kata dia.

Perry mengatakan setelah tahap uji coba rampung, barulah BI akan menjajal mengedarkan Rupiah Digital di tingkat ritel. "Setelah berkembang, step berikutnya kemudian melayani nasabah ke ritel," kata dia.

Wednesday, July 31, 2024

Ini Dia Sosok Raja Hotel Dunia, Balas Dendam Usai Terusir dari RI

 

Adrian Willem Ban Kwie Lauw-Zecha (Tangkapan layar Alchetron)
Foto: (Tangkapan layar Alchetron)

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Aman Resort' jaringan hotel mewah dunia, eksis karena sosok pria asal Indonesia bernama Adrian Willem Ban Kwie Lauw-Zecha alias Adrian Zecha. Pria asal Sukabumi itu membangun Aman Resort pada 1988, dan kini sudah beroperasi di 20 negara.

Saat ini, CEO Aman adalah warga Rusia bernama Vladislav Doronin. Namun, jauh sebelum dikuasai oleh Doronin, Aman Group didirikan oleh Adrian Zecha.

Adrian Zecha lahir di Sukabumi pada 1933. Dia tumbuh besar di keluarga Tionghoa terhormat, juga kaya raya. Mely Tan dalam The Chinese of Sukabumi (1963) menyebut, keluarganya dikenal sebagai 'cabang atas' yang merujuk pada keluarga Tionghoa tajir melintir dan sukses di Indonesia.


Bapaknya, William Lauw-Zecha, adalah orang Indonesia pertama yang lulus dari Lowa University, AS, pada 1923. Sedangkan, saudara-saudaranya sukses menempati jabatan tertinggi di pemerintahan masa kolonial. Dari keistimewaan itu tak heran kalau Adrian mendapat banyak kemudahan.

Dia tercatat pernah kuliah di Pennsylvania sekitar 1950-an. Namun, kedudukan keluarganya di Indonesia yang terhormat hancur pada tahun 1956-1957.

Pada saat itu, Sukarno melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia. Nasionalisasi itu dibarengi pula oleh meningkatkan sentimen terhadap warga non-Indonesia. Akibatnya bisnis keluarga Zecha terpaksa diambil negara. Mereka sekeluarga juga harus angkat kaki dan bermukim di Singapura.

Beruntung, pada kejadian itu Adrian masih berada di AS karena dia lanjut kerja sebagai jurnalis di Time. Ya, jauh sebelum bisnis hotel pada 1988, Adrian menjalani karir sebagai jurnalis wisata di berbagai media.

Menjadi jurnalis wisata membuatnya bisa berkeliling dunia, dari satu tempat wisata ke tempat lain. Karena inilah minatnya tumbuh di bidang wisata dan perhotelan.

Martin Roll dalam Asian Brand Strategy (2015) memaparkan persentuhan pertama Adrian dengan bisnis hotel terjadi pada 1972. Saat itu dia turut membangun Regent International Hotels sebelum akhirnya mendirikan hotel sendiri pada 1988.

Cerita pendirian hotel sendiri olehnya pun terbilang menarik. Pendirian itu disebabkan karena Adrian tidak suka dengan konsep hotel saat itu di dunia, yang menawarkan ruangan besar dengan tingkat kelas berbeda. Baginya, konsep seperti ini mengharuskan hotel berdiri dengan bangunan besar dan menutupi keindahan lokasi wisatanya.

Alhasil, dia ingin membangun hotel berkonsep berbeda: eksklusif dan kecil, hanya ada 50 kamar saja. Bentuk yang kecil ini membuat lokasi wisata di daerah terpencil bisa memiliki hotel.

Wujud nyata dari konsep ini dilakukan di Phuket, Thailand. Dia bersama temannya, Anil Thadani, patungan dan membangun hotel disana dengan biaya US$ 4 juta.

Pada Desember 1987, hotel itu selesai dibangun dan diberi nama Amanpuri. Sesuai namanya "Aman" diambil dari Bahasa Sansakerta, berarti "Damai". Dia ingin hotel yang dibangunnya memberi rasa damai kepada para pengunjung.

Berdasarkan filosofi pendiriannya, Amanpuri memiliki kurang dari 50 kamar yang bertujuan untuk menjaga eksklusif pada para pengunjung. Jadi, makin sedikit kamar yang ada, Adrian memang pelayanan yang diberikan akan maksimal, sehingga akan menyenangkan pengunjung. Ini berbeda dengan hotel lain yang kurang memperhatikan pelayanan jumlah kamar yang banyak.


Masih mengutip Asian Brand Strategy (2015), dengan strategi seperti itu, Adrian dan Aman sukses memberikan pengalaman berbeda kepada tamu, yang membuatnya makin terkenal. Selain karena itu, kesuksesan ini disebabkan oleh kepiawaian Aman yang mampu mencari lokasi di tempat wisata terpencil.

Jadi, begitu ada lokasi wisata terpencil, Adrian langsung memilih dan mendirikan Aman.

Kini, Hotel Aman telah menjelma jadi salah satu perusahaan perhotelan terbesar di dunia. Jika Anda melihat nama hotel memiliki nama depan "Aman", seperti Amanjiwo, Amanpuri, Amankila, dan lainnya, maka itu berada di bawah naungan Aman Group yang didirikan pria asal Sukabumi itu.

Tuesday, July 30, 2024

Sukses Rampok Emas 960 Kg di RI, Terbongkar Akibat Ulah Istri

 

Emas batangan. (AP Photo)
Foto: Emas batangan. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada masa pendudukan Jepang, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kasus perampokan emas seberat 960 kilogram oleh seorang tentara Jepang bernama Hiroshi Nakamura.

Awalnya, aksi perampokan ini berjalan lancar, namun akhirnya terbongkar akibat ulah istri Nakamura yang suka memamerkan harta.

Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1946, dikenal sebagai Peristiwa Nakamura, dan melibatkan penggelapan besar-besaran terhadap rumah gadai negara di akhir perang.

Sejarawan Ben Anderson dalam bukunya "Revoloesi Pemoeda" (2018) mencatat bahwa kantor Pegadaian di Jl. Kramat, Jakarta Pusat, menjadi pusat sentralisasi harta selama pendudukan Jepang. Sehingga, terdapat ratusan kilo emas, uang, dan barang berharga lainnya di kantor itu.

Jepang berupaya memindahkan seluruh barang berharga dari pegadaian lokal di seluruh Jawa ke pegadaian Jl. Kramat. Namun, ketika Jepang hengkang dari Indonesia, harta-harta itu menjadi tak bertuan.

Sesuai hukum perang, maka seharusnya harta tersebut jadi milik pemerintah Indonesia. Meski begitu, praktiknya tidak sederhana. Terjadi kebingungan di antara tentara Jepang yang ada di Indonesia.

Pada titik ini, Vincent Houben dalam Histories of Scale (2021) mencatat Kapten Hiroshi Nakamura terprovokasi memiliki barang tersebut. Terlebih, dia bisa dengan mudah melakukan pencurian sebab dia punya jabatan penting di Indonesia.

Menurut Vincent Houben aksi ini didukung oleh atasannya, Kolonel Nomura Akira. Provokasi tersebut mendorong Nakamura melakukan tindakan kriminal: pencurian. Dia membawa truk ke Jl. Kramat untuk memboyong seluruh harta yang tersebar dalam 20-25 koper.

Menurut catatan De Locomotief (1/8/1948), harta yang dirampok Nakamura mencapai 960 kg emas senilai 10 hingga 80 juta gulden. Setelahnya, dia membawa harta tersebut ke rumah istri simpanannya, Carla Wolff, dan membawanya ke suatu taman milik seorang pengusaha China.

Aksi Nakamura ini berjalan lancar. Tak ada satupun yang mengendusnya sebab banyak orang masih sibuk mengurusi kemerdekaan. Praktis, harta tersebut membuat Nakamura dan Carla bisa hidup tenang di Indonesia dan kaya raya.

Akan tetapi, semua berubah akibat ulah istrinya sendiri. Setelah punya harta, gaya hidup Carla langsung berubah. Dia jadi hedon, suka pamer, dan sering menghambur-hamburkan harta.

"Saya lebih kaya dari Ratu Belanda. Saya akan tidur di ranjang emas dan para tamu akan makan dari piring emas," kata Carla dikutip dari Rampok (2012).

Ketika sikap itu ditunjukkan Carla, perwakilan intelijen Belanda dan Inggris menjadi curiga. Terlebih, Carla ketika itu punya posisi penting sebagai anggota Organisasi Gerilya Hindia Belanda atau Nederlandsh Indies Guerilla (NIGO).


Intel itu heran soal asal-usul harta Carla. Alhasil, mereka melakukan investigasi dan terkuaklah bahwa itu semua hasil curian. Sayang, intel tersebut bukannya melaporkan, tapi ikut-ikutan memiliki harta tersebut. Mereka mengambil 20 kg emas hasil curian.

Dalam dunia pencurian, ada anggapan kalau aksi kejahatan diketahui banyak orang, makin besar pula risiko terbongkar. Pada akhirnya, anggapan ini benar terjadi. Akibat ulah Carla, makin banyak orang tahu ada aksi kriminal melibatkan tentara Jepang.

Semua ini berujung pada terbongkarnya kasus oleh pemerintah Belanda yang menduduki Jakarta. Mulai dari Nakamura, Carla Wollf, Nomura Akira, dan dua intel itu, ditahan oleh Belanda dan dinyatakan bersalah.

Menurut koran Het dagblad (24/6/1946) Nomura dinyatakan terlibat karena dia mengaku turut menikmati hasil rampokan karena berkedudukan sebagai atasan Nakamura. Nomura juga mengaku telah membuka 9 koper emas selama sehari di sebuah rumah. Kemudian, koper-koper itu dibawa ke kantor militer Jepang di Jakarta.
Akibat terbukti terlibat dalam perampokan, keempat tersangka resmi ditahan.

Nakamura mendapat hukuman paling berat. Sedangkan, Worlff dihukum 8 bulan penjara. Menariknya, ratusan kilogram emas tersebut tak diketahui wujudnya usai kasus itu terbongkar.

Saat penyelidikan kasus, pihak berwenang menyebut hanya menerima emas setara 1 juta gulden saja, sedangkan sisanya tak jelas kemana.

Ada yang menyebut Nakamura menyimpan sisa emas di suatu tempat yang dirahasiakan saat kepergok polisi. Ada pula yang mengatakan emas itu tersimpan di kawasan Menteng, Jakarta. Namun, satu hal yang pasti sisa keberadaan emas tersebut sampai sekarang tak diketahui di mana.

Monday, July 29, 2024

Simak, Ini Tips Biar Tak Ditagih Debt Collector Sampai ke Rumah

 

Infografis: Disambangi Debt Collector? Cek Dulu Nih!
Foto: Infografis/Disambangi Debt Collector? Cek Dulu Nih!/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Penagihan utang kerap menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Apalagi, bila pihak penagih alias debt collector sampai datang ke rumah.

Sesuai peraturan OJK nomor 22 Tahun 2023, penyelenggara jasa keuangan diperbolehkan menggunakan jasa pihak ketiga atau debt collector untuk penagihan utang. Akan tetapi Pasal 62 beleid tersebut mengatur bahwa penyelenggara jasa keuangan wajib memastikan penagihan kepada konsumen dilaksanakan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan ketentuan aturan perundang-undangan.

Dengan demikian penyelenggara jasa keuangan wajib memastikan penagihan dilakukan tidak menggunakan ancaman dan tindakan yang mempermalukan konsumen. Penagihan juga tidak boleh mengintimidasi dan dilakukan secara terus menerus.


Dalam aturan tersebut juga disebutkan bahwa penagihan dilakukan di tempat alamat penagihan atau domisili konsumen pada hari Senin sampai dengan Sabtu di luar hari libur nasional dari pukul 08.00-20.00 waktu setempat. Debt collector diperbolehkan melakukan penagihan di luar tempat dan waktu yang diatur, tetapi dengan persetujuan konsumen terlebih dahulu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi pun mengingatkan agar konsumen bukan hanya meminta hak perlindungan konsumen, melainkan juga bertanggung jawab dalam melakukan pembayaran.

"Kami terus edukasi kalau tidak mau ketemu debt collector ya bayar, kewajibannya seperti apa," kata Kiki, beberapa waktu lalu, dikutip Senin (29/7/2024).

Apabila konsumen tidak bisa membayar, Kiki menyarankan untuk konsumen secara aktif meminta restrukturisasi kepada lembaga keuangan. Akan tetapi, dia mengatakan keputusan akhir mengenai restrukturisasi merupakan hak perusahaan keuangan.

"Tapi dari pada dicari-dicari mending proaktif sendiri kalau memang ada kewajiban yang belum bisa dipenuhi," katanya.

OJK juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melindungi konsumen nakal yang beritikad buruk dalam pembayaran kreditnya.

"OJK tidak akan lindungi konsumen yang nakal," tandas Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen Sarjito.

Friday, July 19, 2024

Ekonomi Domestik Sulit, Investor China Bawa Kabur Dana ke Arab Saudi

 

A Saudi stock market official smiles as he watches the stock market screen displaying Saudi Arabia's state-owned oil company Aramco after the debut of Aramco's initial public offering (IPO) on the Riyadh's stock market in Riyadh, Saudi Arabia, Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto: Saudi Aramco (AP Photo/Amr Nabil)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor Tiongkok menunjukkan minat yang kuat terhadap pasar ekuitas Arab Saudi. Meningkatnya eksposur luar negeri ini terjadi di saat pasar domestik menghadapi tantangan.

Melansir Wall Street Journal, dua dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang berfokus pada perusahaan besar Arab Saudi seperti Aramco dan Bank Nasional Saudi melonjak hingga 30% dalam tiga hari pertama perdagangan mereka. Sahamnya pun sempat diperdagangkan pada premium 20% di atas nilai aset bersih mereka, menurut penyedia data pasar Tiongkok, Wind.


Perdagangan dihentikan pada Kamis pagi saat dana yang dikelola secara terpisah oleh China Southern Asset Management dan Huatai-Pinebridge Investment mengeluarkan pernyataan untuk hari ketiga berturut-turut memperingatkan investor tentang risiko perdagangan.

"Jika berdagang secara buta, investor mungkin mengalami kerugian signifikan," kata pernyataan tersebut. Kedua dana berakhir lebih rendah pada hari itu, tetapi tetap jauh di atas level debut mereka pada Selasa.

Antusiasme terhadap eksposur Arab Saudi datang saat pasar ekuitas Tiongkok berjuang untuk menarik minat di tengah kekhawatiran tentang ekonomi domestik yang lemah dan konsumsi yang lesu, bahkan ketika indeks di Amerika Serikat dan Jepang melonjak karena kegemaran kecerdasan buatan dan harapan meningkatnya suku bunga global yang lebih rendah, di antara faktor lainnya.

Indeks acuan Shanghai naik hanya 0,1% tahun ini, sementara Shenzhen turun 13%. Pasar Tiongkok sempat bangkit pada bulan Februari ketika Beijing menunjuk regulator pasar baru dan memperkenalkan langkah-langkah untuk membatasi penjualan pendek, tetapi keuntungan tersebut sebagian besar telah terhapus di tengah penurunan berkepanjangan di pasar properti dan aktivitas ekonomi yang lemah.

"Pasar ekuitas Tiongkok tetap suram di tengah kurangnya keyakinan untuk pemulihan ekonomi yang lebih berkelanjutan," kata Jun Rong Yeap, seorang ahli strategi pasar di IG.

Prospek domestik yang suram mendorong lebih banyak investor Tiongkok untuk mencari peluang di luar negeri. Awal tahun ini, investor Tiongkok membanjiri berbagai ETF AS dan Jepang di tengah penjualan besar-besaran ekuitas domestik, yang menyebabkan banyak perdagangan dihentikan dan peringatan dikeluarkan.

Banyak dari dana tersebut telah naik dua digit tahun ini, dengan setidaknya satu meningkat lebih dari 50%.

Analis menunjukkan bahwa ETF adalah salah satu dari sedikit cara yang relatif mudah bagi investor lokal untuk mengakses ekuitas luar negeri.

"Pasar Tiongkok masih sangat tertutup," kata Jackie Choy, direktur peringkat investasi pasif di Morningstar. Bagi investor yang ingin melakukan diversifikasi dari aset lokal mereka, salurannya masih terbatas.

Popularitas ETF Arab Saudi di Tiongkok juga dipengaruhi oleh semakin eratnya hubungan bisnis antara Beijing dan Timur Tengah. Bursa saham di Shanghai, Shenzhen, dan Riyadh menandatangani perjanjian tahun lalu untuk meningkatkan pertumbuhan pasar modal di Tiongkok dan Arab Saudi.

Pada bulan Mei, Hong Kong mengumumkan rencana untuk mencantumkan ETF yang mengikuti indeks acuan Hang Seng di Arab Saudi. Selama kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Riyadh pada Desember 2022, perusahaan-perusahaan Arab Saudi dan Tiongkok mengumumkan kesepakatan senilai lebih dari $50 miliar.

Baru-baru ini, Baoshan Iron & Steel Tiongkok berkomitmen $4 miliar untuk membangun pabrik bersama Aramco dan dana kekayaan kedaulatan Arab Saudi, dan dua perusahaan solar Tiongkok mengumumkan investasi $3 miliar dengan mitra Saudi untuk mendirikan fasilitas produksi di kerajaan tersebut.

Analis menyarankan bahwa hubungan yang lebih erat antara Tiongkok dan Arab Saudi dapat membuat investasi di Arab Saudi lebih menarik. Hal ini pun mengurangi beberapa risiko geopolitik yang lebih menonjol dalam investasi Barat.

"Hubungan yang lebih erat antara Tiongkok dan Arab Saudi dapat membantu menghilangkan beberapa risiko geopolitik dalam investasi tersebut yang lebih menonjol dengan Barat," kata Yeap dari IG.