Friday, February 14, 2025

IHSG Balik Merah, 10 Saham Ini Paling Dijauhi Asing

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah berhasil rebound, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah. IHSG ditutup melemah 0,48% ke 6.613,57 pada perdagangan Kamis (13/2/2025).

Nilai transaksi perdagangan kemarin mencapai Rp 11,19 triliun dengan volume sebanyak 14,31 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,02 juta kali.

Sebanyak 307 saham menguat, 251 saham turun, dan 232 saham stagnan.

Adapun nyaris separuh sektor yang diperdagangkan di IHSG berada di zona merah, dengan koreksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang melemah 0,64%.

Secara spesifik saham emiten kapitalisasi besar dan blue chip masih menjadi beban utama penggerak IHSG kemarin.

Tekanan terhadap IHSG masih tidak lepas dari aksi jual asing. Pada perdagangan kemarin, Kamis (13/2/20250), net foreign sell atau penjualan bersih asing mencapai Rp817,58 miliar di seluruh pasar dan Rp723,4 miliar di pasar reguler.

Di samping itu, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp94,18 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

BBCA menjadi saham dengan net sell asing terbesar, yakni Rp237,89 miliar. Lalu diikuti oleh TLKM Rp147,12 miliar dan GOTO Rp88,05 miliar. Selengkapnya, mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign sell terbesar pada perdagangan Selasa!

  1. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp237,89 miliar
  2. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp147,12 miliar
  3. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) - Rp88,05 miliar
  4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp46,99 miliar
  5. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) - Rp46,39 miliar
  6. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) - Rp46,00 miliar
  7. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp31,64 miliar
  8. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp31,22 miliar
  9. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) - Rp26,70 miliar
  10. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) - Rp23,17 miliar

Thursday, February 13, 2025

Breaking! IHSG Anjlok 1% Lebih, Ini Saham Biang Keroknya

 

Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersungkur ambles 1% setelah sempat mencatatkan rebound signifikan pada perdagangan Rabu (12/2/2025) kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat berada di jalur hijau pada detik pertama pembukaan perdagangan di level 6.648, namun 3 menit berikutnya, pada 09.03 WIB kembali ke zona merah ke level 6.594 atau 47 poin atau 0,71%.Pada titik terendah perdagangan intraday, IHSG bahkan sempat ambruk 1,14% ke 6.569,81

Nilai transaksi perdagangan pagi ini mencapai Rp 3,36 triliun dengan volume sebanyak 5,54 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 417 ribu kali . Sebanyak 245 saham menguat, 279 saham turun, dan 229 saham stagnan.

Secara sektoral, nyaris sektor yang diperdagangkan di IHSG berada di zona merah kecuali sektor infrastruktur dan kesehatan yang bergerak di zona hijau.

Koreksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang melemah 0,99% dan diikuti oleh sektor energi yang turun 0,83%.

Secara spesifik saham emiten kapitalisasi besar dan blue chip masih menjadi beban utama pergerak IHSG hari ini.

Telkom Indonesia (TLKM) dan Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi dua saham dengan kontribusi terbesar atas pelemahan IHSG masing-masing sebesar 13 dan 11 indeks poin.

Kemudian ada juga emiten Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN), yang kembali terperosok usai mengalami penguatan pada perdagangan kemarin. Saham BREN tercatat turun 2,39% dan berkontribusi atas pelemahan 9 poin indeks IHSG.

Lalu melengkapi empat besar ada saham Bank Central Asia (BBCA) yang turun 0,82% dan berkontribusi atas pelemahan IHSG 6,51 indeks poin.

Terpuruknya IHSG seiring dengan aksi jual asing yang masih terjadi. Pada perdagangan 12 Februari 2025, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp208,21 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp231,14 miliar di pasar reguler. Di samping itu, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp22,93 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Sementara itu, hari ini pasar keuangan juga di dorong oleh beberapa sentimen positif dari dalam negeri hingga sentimen dari luar negeri. Namun, lonjakan inflasi AS bisa membebani rupiah hingga IHSG hari ini.

Perdagangan hari ini diselimuti sejumlah sentimen pasar yang menjadi perhatian investor.

Inflasi AS secara mengejutkan mengalami lonjakan cukup tajam pada Januari 2025. Inflasi menembus 0,5% secara bulanan (month to month/mtm) atau yang tertinggi sejak Agustus 2023 atau hampir 1,5 tahun.

Inflasi juga melesat 3,0% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 atau tertinggi sejak Juni 2024. Sementara itu, inflasi inti tercatat 3,3% (yoy) pada Januari 2025 atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 3,2%. Inflasi jauh di atas ekspektasi yakni 0,3 (mtm) dan 2,9% (yoy).

Kenaikan inflasi dipicu oleh meningkatnya harga energi dan pangan, terutama telur. Harga telur melonjak 53% setahun dan 15,2% sebulan karena terjadi kekurangan yang meluas akibat wabah flu burung yang mematikan.

Dengan adanya lonjakan inflasi maka harapan pelaku pasar untuk melihat pelonggaran suku bunga secara signifikan akan sirna. Inflasi merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.

Dalam perkembangan lain, mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (13/2/2025). Nikkei memimpin penguatan dengan 1,19% ke 39.427dan diikuti Hang Seng yang naik 0,46% ke 21.958.

Begitu pula dengan Indeks Kospi menguat 0,71% ke 2.566,52 dan indeks ASX 200 menguat 0,34% ke 8.564,2. Sementara itu, FTSE Straits Times turun tipis 0,08% ke 3.871,58 dan FTSE Malay melemah 0,04% ke 1.602,44.

Wednesday, February 12, 2025

BRI (BBRI) Cetak Laba Rp60,64 T Sepanjang 2024

 

Gedung Bank BRI
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun, naik tipis atau 0,36% secara tahunan (yoy).

Mengutip laporan keuangan di media massa, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp142,05 triliun, naik 3,38% yoy dari setahun sebelumnya Rp137,40 triliun.

Kemudian, penyaluran kredit BRI dan pinjaman syariah yang tercatat sebesar Rp1.348,21 triliun, tumbuh 7,98% yoy pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya Rp1.248,51 triliun. Total kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.110,37 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 215,01%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dengan porsi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 67,30%.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) konsolidasi BRI sebesar 89,39% sepanjang tahun lalu.

Aset BRI pun tercatat tumbuh 1,42% yoy menjadi Rp1.992,92 triliun pada akhir tahun 2024.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa bank yang fokus pada UMKM itu tetap berusaha mempertahankan kinerja yang baik, di tengah situasi ekonomi yang tidak mudah sepanjang tahun lalu.

"Pokoknya kita berusaha meskipun situasinya terus terang ini tidak mudah," ujarnya selepas acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025) lalu.

Tuesday, February 11, 2025

Anggaran IKN Gak Ada dan Diblokir, Investor Beri Respons Tak Terduga

 

Groundbreaking Nusantara Mall oleh Presiden Joko Widodo. (Istimewa)
Foto: Groundbreaking Nusantara Mall oleh Presiden Joko Widodo. (Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor swasta buka suara terkait diblokirnya anggaran pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di tahun 2025. Seperti diberitakan sebelumnya, proyek IKN menjadi korban dari pemangkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengatakan proses rencana pembangunan proyek perusahaan di IKN yang menggunakan sistem Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) masih berjalan. Sistem pembangunan itu didorong oleh Otorita IKN (OIKN), dan menurut Direktur CTRA Harun Hajadi kedua belah pihak masih aktif berkoordinasi.

"Sampai saat ini kami tidak mendapatkan pemberitahuan adanya penundaan ataupun lainnya, proses masih berjalan seperti biasa," kata Harun saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (11/2/2025).

Adapun Ciputra Group sedang menjalankan proses rencana pembangunan 10 tower apartments untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 20 rumah tapak untuk eselon 1. Harun mengatakan lokasi proyek tersebut berada di zona 1C (bagian Selatan) dan 1B (tengah).

Apartemen ASN di IKNFoto: CNBC Indonesia
Apartemen ASN di IKN

Meskipun begitu, ia mengakui belum mengetahui kapan ground breaking dapat dilakukan. "Saya belum tahu, karena kan seperti saya sampaikan, semua di-drive oleh OIKN, kan ini KPBU, bukan yang komersial," ujar Harun.

Sementara itu, emiten pengelola RS Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) tetap melanjutkan pembangunan proyeknya di IKN walau anggaran APBN 2025 untuk IKN diblokir.

"Jalan terus dengan optimis," kata Direktur Utama HEAL Hasmoro saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (11/2/2025).

Ia mengatakan pihaknya berharap pembangunan tahap pertama RS Hermina Nusantara di sana dapat selesai tahun ini. Untuk tahap pertama, rumah sakit dibangun dengan kapasitas 100 tempat tidur. Pada tahap selanjutnya, HEAL akan menambah kapasitas rumah sakit menjadi 200 tempat tidur.

Adapun bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 20.700 meter persegi, Luas bangunan master plan 28.210 meter persegi. Dengan kapasitas 200 tempat tidur. Rumah sakit ini juga dibangun dengan anggaran untuk master plan sebesar Rp650 miliar.