Data Global S&P Agustus menunjukkan aktivitas sektor swasta melambat, dengan indeks PMI Manufaktur mencatat perlambatan dalam ekspansi ke 51,3 poin (Vs Juli 52,2 poin), karena menghadapi penurunan permintaan karena inflasi dan kondisi keuangan perusahaan yang lebih ketat. Sementara itu, kontraksi terjadi di sektor jasa, dengan PMI Jasa yang terkontraksi lebih dalam menjadi 44,1 poin (Vs Juli 47,3 poin). Hal ini membuat PMI Gabungan menjadi 45,0 poin (Vs Juli 47,7 poin) atau terendah sejak Februari 2021. Sementara itu, spekulasi di front loading, kelanjutan kenaikan 75 Bps pada FFR September kembali muncul, membuat Dow Jones melemah lebih dari 100 poin. PT BESTPROFIT
Keterbatasan pasokan maupun rencana kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, mengawali domino effect dari kenaikan tarif transportasi, biaya produksi, dan distribusi di sejumlah sektor, termasuk konsumen. Sektor yang tahan inflasi sebagian besar karena menggunakan solar dalam proses distribusinya. Sementara itu, kenaikan BI 7DRRR sebesar 25 bps pada Agustus memberikan kepastian bagi pasar. IHSG naik 1% sebelum akhirnya ditutup ke level 7.163 poin. NHKSI Research memproyeksikan IHSG akan bergerak limited upside, dengan support: 7.125-7.106 / 7.070-7.065 / 7.020- 7.000 dan resistance: 7.183 / 7.200-7.230. BESTPROFIT
Saham-saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 naik 0,05% ke kisaran 484,3, indeks LQ45 naik 0,27 ke kisaran 1.025,7, JII turun 0,13% ke 615.
Indeks Nikkei 225 Tokyo turun 0,45%, indeks komposit Shanghai turun 0,05%, Hang Seng Hong Kong turun 0,43%, S&P/ASX 200 naik 0,65%, Kospi Korsel naik 0,1%. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF
Sebelumnya di Wall Street, Dow Jones Industrial Average turun 154,02 poin, atau 0,47%, menjadi 32.909,59. S&P 500 turun 0,22% menjadi 4.128,73, dan Nasdaq Composite turun sedikit 0,002% menjadi 12,381,30.
Jakarta, Beritasatu.com
No comments:
Post a Comment