Foto: cover insight, Batu Bara
PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Pemegang saham pengendali PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) baru-baru ini menambah kepemilikannya di tengah kencangnya rumor bahwa SMMT akan diakuisisi oleh perusahaan lain dalam waktu dekat.
Terbaru, PT Mutiara Timur Pratama yang menyimpan kepemilikan sahamnya di bank kustodian UOB Kay Hian melakukan pembelian 500.000 lembar saham SMMT pada tanggal 3 Agustus lalu. PT BESTPROFIT
BEST PROFIT
Pembelian juga kemungkinan dilakukan di pasar reguler karena dari data perdagangan tidak terdapat transaksi di pasar negosiasi pada tanggal tersebut di saham SMMT.
Setelah transaksi ini, secara total PT Mutiara Timur Pratama yang dikuasai oleh pengusaha kondang Peter Sondakh telah memegang 83,67% saham SMMT di mana sisanya 16,3% dikuasai oleh investor publik. BESTPROFIT
Aksi pembelian ini tentu saja memunculkan tanda tanya di kalangan para investor. Pasalnya terbaru, rumor yang beredar di kalangan para pelaku pasar menyebutkan bahwa akuisisi SMMT akan kelar dalam waktu dekat.
Adalah konsorsium yang dibentuk oleh petinggi dan pemilik PT Indika Energy Tbk (INDY) yang dirumorkan akan mengakuisisi SMMT. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF¬
Bahkan salah satu pengusaha terkenal yang dekat dengan Group Indika yang merupakan suami dari politikus kondang Tanah Air dirumorkan juga akan tergabung dalam konsorsium ini.
Pembelian tidak dilakukan melalui INDY karena Indika Energy berniat untuk go green, sehingga mulai berusaha mengurangi porsi bisnis batu baranya.
Nilai akuisisi tersebut disebut-sebut akan berada di kisaran US$ 300 juta hingga US$ 350 juta atau setara dengan Rp 4,48 triliun hingga Rp 5,23 triliun. Maka dari itu nilai akuisisi dirumorkan akan berada di kisaran harga Rp 1.423 per lembar saham hingga Rp 1.660 per lembar saham.
Valuasi ini dinilai wajar sebab SMMT tercatat memiliki cadangan sekitar 400 juta ton batu bara di Sumatra dan Kalimantan. Dengan asumsi harga batu bara US$ 1 per ton saja, valuasi cadangan batu bara milik SMMT adalah sebesar US$ 400 juta.
Mengingat harga batu bara global saat ini sudah lebih dari US$ 400 per ton. Tentu, ini sangat menguntungkan emiten batu bara, tak terkecuali SMMT. Jakarta, CNBC Indonesia
TIM RISET CNBC INDONESIA
No comments:
Post a Comment