Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang menjelaskan, sejak awal 2020 perekonomian Indonesia memang sangat terpukul akibat pandemi Covid-19 dan hal sama terjadi pada hampir seluruh negara di dunia. Dampaknya, ekonomi Indonesia sempat terkontraksi, tetapi pemerintahan Jokowi pada akhirnya berhasil mengendalikan dan memulihkannya.
“Ekonomi Indonesia sempat terkontraksi karena saat itu pemerintah hanya fokus menangani Covid-19. Setelah dievaluasi akhirnya pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan Covid-19 tapi juga mengamankan ekonomi sehingga ekonomi nasional tetap tumbuh. Sinergitas antarkementerian berjalan, program pembinaan UMKM yang sangat strategis bagi ekonomi berhasil dan ekonomi akhirnya tumbuh positif,” ujar dia kepada Investor Daily Rabu (19/10/2022).
Dari kaca mata pengusaha, kata Sarman, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif dengan rata-rata di atas 5% merupakan prestasi luar biasa di tengah kondisi ekonomi negara-negara di dunia yang sudah terpuruk bahkan terancam masuk resesi. Hal itu terjadi karena pemerintah mampu mengambil kebijakan strategis yang bisa menjaga daya beli masyarakat dengan membantu kinerja UMKM, juga menjalankan berbagai program bantuan sosial kepada masyarakat.
“Kinerja pemerintahan ini sangat luar biasa dan hasilnya patut kita syukuri. Apa yang dilakukan pemerintah itu semua bertujuan meningkatkan daya beli dan mendongkrak konsumsi rumah tangga. Kenapa? Karena 60% pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga,” papar Sarman.
Pelaku usaha berharap ke depan stimulus ekonomi dan sejumlah relaksasi dan berbagai insentif dari pemerintah tetap dipertahankan dan dilanjutkan, mengingat saat ini Indonesia masih dalam proses pemulihan ekonomi. Hal itu diperlukan karena ancaman resesi ekonomi global yang diramalkan terjadi tahun depan. Dengan langkah itu, maka pelaku usaha bisa memiliki daya tahan yang kuat dari dampak resesi.
“Berbagai program pemerintah, misalnya anggaran untuk belanja barang dan jasa untuk pembelian produk dalam negeri diharapkan bisa terealisasi. Apabila anggaran belanja yang besarnya hampir Rp 1.000 triliun itu benar bisa membeli barang dan jasa dalam negeri maka akan menghidupkan industri dan UMKM sehingga daya tahan ekonomi Indonesia semakin kuat dalam menghadapi krisis global,” papar Sarman.
Sarman menuturkan, berbagai bantuan sosial kepada masyarakat juga harus dilanjutkan, termasuk bantuan kepada pekerja dengan gaji di bawah upah minimum. “Subsidi gaji harus tetap dilanjutkan dan disalurkan tepat waktu dan sasaran. Tujuannya agar konsumsi domestik tetap terjaga sehingga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh positif,” ujar dia.
No comments:
Post a Comment