Foto: Karyawan menunjukkan emas Antam di gerai Galeri 24 Pegadaian di Jakarta, Senin (5/12/2022). Harga emas batangan di PT Pegadaian bergerak stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (5/12/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Senin (15/1/2024) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung turun Rp1.000 per gram menjadi Rp1.130.000.
Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.030.000 per gram, turun Rp1.000 per gram.
Harga emas dunia, acuan Antam, melonjak pada perdagangan Jumat kemarin dan berhasil mencapai puncaknya dalam satu minggu didorong peningkatan konflik di Timur Tengah yang memicu pembelian aset-aset safe-haven, sementara melemahnya inflasi harga produsen AS meningkatkan spekulasi bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunganya lebih cepat.
AS dan Inggris melancarkan serangan udara di seluruh Yaman sebagai pembalasan terhadap pasukan Houthi atas serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah yang dilakukan oleh pejuang yang didukung Iran sebagai respons terhadap perang di Gaza. Iran mengutuk serangan tersebut, dan memperingatkan bahwa hal itu akan memicu "ketidakamanan dan ketidakstabilan" di wilayah tersebut.
Peningkatan risiko geopolitik mendorong harga emas naik, dan pada saat yang sama, bank sentral AS mungkin bersiap untuk mulai memoderasi kebijakan moneter ketatnya, menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Selain itu, Para pelaku pasar melihat kemungkinan 80% penurunan suku bunga pada bulan Maret 2024, menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 70% peluang yang terlihat sebelum laporan PPI.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
CNBC Indonesia Research
No comments:
Post a Comment