PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI- Kelompok Taliban telah berhasil menguasai Afghanistan. Taliban disebut memenangkan serangan kilat di negara itu, saat pasukan pemerintah "runtuh" tanpa dukungan militer pimpinan Amerika Serikat (AS).
AS sendiri secara perlahan memang mulai menarik pasukannya dari wilayah Asia Tengah itu. Presiden AS Joe Biden menilai bahwa Washington telah terlibat sebuah perang tanpa akhir yang memakan banyak dana.
Penarikan AS dan sekutunya dari Afghanistan rupanya telah membawa Taliban dalam satu manuver politik baru. Kelompok itu saat ini mulai bermanuver untuk mencari dukungan demi pengakuan internasional dan pembangunan Afghanistan.
Lalu siapa saja negara yang sudah mulai berkomunikasi intens dengan Taliban, berikut daftarnya : BEST PROFIT
Hal ini terkesan cukup aneh mengingat pertemuan itu sangat bertolak belakang dengan sikap China sebelumnya. China menganggap Taliban sebagai ancaman besar karena Beijing menuduh kelompok itu berada dibalik ekstremisme yang terjadi di Xinjiang.
China sendiri diketahui sudah mengadakan komunikasi intens dengan Taliban. Bahkan pemerintah pimpinan Presiden Xi Jinping itu baru saja mengajak Taliban dalam sebuah momen pertemuan pada 28 Juli lalu. Dalam pertemuan itu, China mengatakan kepada delegasi Taliban bahwa mereka berharap kelompok tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengakhiri perang Afghanistan dan membangun kembali negara itu dari kekacauan.1. China
Sebagian analis menilai bahwa China memiliki kepentingan ekonomi yang cukup besar di Afghanistan. Menurut perkiraan, Afghanistan memiliki cadangan sumber daya alam terbesar di dunia yang belum dieksploitasi seperti tembaga, batu bara, kobalt, merkuri, emas, dan lithium, senilai lebih dari US$ 1 triliun. BESTPROFIT
Selain itu, pengamat isu-isu internasional dan Timur Tengah, Pizaro Gozali Idrus, menyebut bahwa selain kekayaan alam, Beijing merupakan investor asing terbesar di negara tersebut bersaing dengan India. Oleh karena itu, stabilitas Afghanistan adalah kunci keberhasilan proyek-proyek utama China di Asia Selatan dan Tengah. Ini juga nantinya akan menjadi katalis baik bagi pembangunan di negara itu.
"Koridor Ekonomi China-Pakistan adalah proyek unggulan China di kawasan itu dan kedua negara ingin melibatkan Afghanistan melalui jalur jalan raya dan kereta api. Oleh karena itu, China bersama Pakistan menekan koridor ekonomi (CPEC) yang merupakan bagian dari Belt Road Iniative (BRI). Inisiatif ini dibentuk sejak tahun 2013," jelasnya.
Dengan Rusia, negeri Beruang Merah juga memiliki kepentingan besar di negara itu. Pendahulu Rusia, Uni Soviet, bahkan melakukan penjajahan di negara itu dari tahun 1979 hingga 1989. Penjajahan ini sempat memberikan ruang bagi berkembangnya kelompok militan Islam seperti Taliban dan Al Qaeda.2. Rusia
Saat ini, negeri pimpinan Presiden Vladimir Putin itu dikabarkan serius untuk menarik Afghanistan bergabung dalam blok perdagangannya yang dinamakan Eurasian Economic Union. Bahkan dalam situasi kemenangan Taliban ini Moskow dilaporkan berharap untuk membangun hubungan persahabatan antara Moskow dan kepemimpinan baru Afghanistan. PT BESTPROFIT FUTURES
"Ini bukan hanya harapan saya. Saya yakin tentang ini. Kami akan membangun hubungan dengan mengandalkan materi yang telah kami kumpulkan selama bertahun-tahun," kata direktur Departemen Asia Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov kepada TASS.
Meski begitu, Rusia seperti lebih berhati-hati dengan Taliban. Baru-baru ini Moskow memerintahkan agar warga dan staf kedutaannya di negara itu dipulangkan kembali ke Rusia.3. Turki
Taliban juga diketahui intens berkomunikasi dengan Turki. Bahkan Taliban disebut pernah meminta peranan negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu dalam proses keamanan dan stabilisasi di wilayah itu.
"Kami terus berdialog dengan semua pihak, termasuk Taliban," kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
Turki yang menerjunkan sekitar 600 tentara di Afghanistan juga akan membahas keamanan bandara dan transisi di Afghanistan dengan Amerika Serikat dan lainnya. Diketahui tentara Erdogan di negara itu memang bertugas dalam pengamanan bandara.
Sementara itu Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa kelompok itu mencari hubungan baik dengan Turki mengingat Turki merupakan negara mayoritas Muslim yang cukup berpengaruh.
"Kami menginginkan hubungan baik dengan Turki, pemerintah Turki, dan orang-orang Muslim di negara Turki," kata Mujahid.
Sumber : Jakarta, CNBC Indonesia