Thursday, March 24, 2022

Putin Balas Dendam, Ini 'Senjata' Baru buat Eropa Babak Belur

 Russian President Vladimir Putin chairs a meeting with Italian businessmen via videoconference at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Wednesday, Jan. 26, 2022. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP) Foto: Presiden Rusia, Vladimir Putin (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam negara-negara yang tak bersahabat dengan Rusia. Ia mengatakan mereka akan membayar harga gas Rusia dalam Rubel.

Pernyataan ini diutarakannya Rabu (23/3/2022) malam dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri tinggi pemerintah. Sejumlah negara, apalagi Eropa, memang bergantung pada energi dari Rusia.

PT BESTPROFIT

"Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga ... tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya," tegas Putin, dikutip CNBC International, Kamis.

"Mata uang pembayaran ... akan diubah ke rubel Rusia."

Ini merupakan "balas dendam" terbaru Putin ke negara-negara pemberi sanksi. Sebelumnya, akibat serangan ke Ukraina, Moskow diberondong sanksi oleh Barat termasuk larangan masuk, pembekuan aset, pemutusan dari sistem pembayaran global dan larangan ekspor. BEST PROFIT


Gas Rusia sendiri menyumbang 40% dari total konsumsi Eropa. Kemungkinan perubahan mata uang dapat membuat harga gas grosir Eropa dan Inggris naik sekitar 15-20%.Putin mengatakan pemerintah dan bank sentral memiliki waktu satu minggu untuk menemukan solusi tentang bagaimana memindahkan operasi ini ke mata uang Rusia. Raksasa gas negara itu, Gazprom juga akan diperintahkan untuk membuat perubahan yang sesuai pada kontrak gas.

Kenaikan harga energi sudah membuat Eropa "babak belur" dengan inflasi yang tinggi. Pasokan yang minim juga membuat negara-negara benua itu terancam gelap gulita dan harus mencari alternatif energi lain di tengah tekanan merubah energi fossil ke terbarukan. BESTPROFIT


"Ini akan merupakan pelanggaran aturan pembayaran yang termasuk dalam kontrak saat ini," kata sumber senior pemerintah Polandia, yang juga membeli gas Rusia.Jerman, pembeli besar gas Rusia, belum berkomentar. Namun ini diyakini membawa kebingungan baru karena keengganan bank-bank besar memperdagangkan aset Rusia karena sanksi Barat.

Rusia telah menyusun daftar negara-negara yang "tidak bersahabat", yang sesuai dengan negara-negara yang memberlakukan sanksi. Ini memaksa tiap kesepakatan dengan perusahaan dan individu dari negara-negara tersebut harus disetujui oleh komisi pemerintah. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Daftar negara termasuk Amerika Serikat (AS), negara anggota Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada, Norwegia, Singapura, Korea Selatan (Korsel), Swiss dan Ukraina. Sebelumnya, Rusia membekukan perjanjian damai Perang Dunia II ke Jepang, karena sanksi yang diberikan Negeri Matahari Terbit.

Jakarta, CNBC Indonesia

No comments:

Post a Comment