Thursday, May 2, 2024

9 Perbedaan Ayah Kaya & Ayah Miskin Ala Robert Kiyosaki

 Robert Kiyosaki. (AFP/OLIVIER TOURON) Foto: Robert Kiyosaki. (AFP/OLIVIER TOURON)

Jakarta, CNBC Indonesia - Latar belakang ayah menjadi salah satu hal yang membentuk kebiasaan literasi keuangan seseorang. Ternyata, terdapat perbedaan pandangan mendasar antara sosok orang tua dari kalangan kaya dan miskin.

Hal ini mengacu pada buku Robert Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad, yang menggali perbedaan inti antara kedua tokoh ini. Berikut merupakan rangkuman perbedaan antara keduanya:

Uang Dan Pendidikan

Ayah miskin percaya pada pendidikan tradisional; Ayah Kaya percaya pada pendidikan finansial. Perbedaan inti antara pola pikir Ayah Miskin dan Ayah Kaya tentang uang adalah keyakinan mereka pada jenis pendidikan yang mengarah pada kesuksesan finansial.

Jika Ayah Miskin percaya pada keamanan yang ditawarkan oleh pendidikan formal dan pekerjaan yang stabil, Ayah Kaya percaya pada kekuatan dan kebebasan pendidikan finansial. Buku Kiyosaki menekankan pentingnya literasi keuangan dan mendorong pembaca untuk mencari pengetahuan yang memberdayakan mereka untuk memahami dan mengelola keuangan mereka secara efektif.

Filsafat Keuangan

Ayah miskin berpikir, "Uang adalah akar segala kejahatan"; Ayah Kaya berpikir, "Kekurangan uang adalah akar segala kejahatan."

Perbedaan antara kedua pernyataan ini menyoroti perbedaan antara memandang uang sebagai sumber masalah potensial versus memandang ketidaktahuan dan kekurangan finansial sebagai masalah nyata. Kiyosaki menggunakan pandangan yang kontras ini untuk menekankan pentingnya pendidikan keuangan dan potensi manfaat dari pemahaman dan pengelolaan uang secara efektif.

Pekerjaan

Ayah miskin bekerja demi uang; Ayah Kaya menjadikan uang bekerja untuknya.

Ayah miskin percaya pada keamanan kerja dan berkata, "Dapatkan pekerjaan yang aman dan terjamin dengan tunjangan."; Ayah Kaya memikirkan tentang kewirausahaan dan berkata, "Pekerjaan adalah solusi jangka pendek terhadap masalah jangka panjang."

Ayah miskin percaya pada pendidikan tradisional. Dia menekankan mendapatkan pekerjaan yang baik, bekerja keras, dan menabung. Dia sering berkata, "Saya tidak mampu membelinya."

Ayah Kaya percaya pada pendidikan finansial. Dia menekankan belajar tentang uang, berinvestasi, dan menciptakan aset. Dia mendorong untuk bertanya, "Bagaimana saya mampu membelinya?"

Aset Dan Kewajiban

Ayah miskin tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang aset dan liabilitas dan sering salah mengira liabilitas sebagai aset; Ayah Kaya menekankan perolehan aset yang menghasilkan pendapatan dan berkata, "Orang kaya memperoleh aset. Masyarakat miskin dan kelas menengah memperoleh liabilitas namun menganggapnya sebagai aset."

Ayah miskin tidak memahami aset dan liabilitas dengan jelas dan sering salah mengartikan liabilitas sebagai aset. Ayah Kaya menekankan perolehan aset yang menghasilkan pendapatan dan berkata, "Orang kaya memperoleh aset. Masyarakat miskin dan kelas menengah memperoleh liabilitas namun menganggapnya sebagai aset."

Edukasi

Ayah Miskin menghargai pendidikan formal dan prestasi akademis; Ayah Kaya menyukai pembelajaran langsung dan pengalaman dunia nyata.

Ayah Kaya percaya bahwa melek finansial dan belajar sambil melakukan lebih penting daripada pendidikan formal. Sekolah membayar Anda berdasarkan nilai dan diploma; pasar membayar Anda dengan uang. Pendidikan terbaik ini ada dalam pengalaman, bukan di ruang kelas.

Risiko

Ayah miskin tidak mau mengambil risiko dan percaya untuk mengambil risiko; Ayah Kaya berpendapat bahwa mengambil risiko yang diperhitungkan adalah hal yang penting bagi pertumbuhan keuangan.

Ayah Kaya berkata, "Untuk bertumbuh, Anda harus mengambil risiko." Pelajaran ini menggarisbawahi gagasan bahwa meskipun bermain aman mungkin melindungi Anda dari kerugian langsung, hal ini juga dapat membatasi potensi pertumbuhan Anda.

Di sisi lain, mengambil risiko yang telah diperhitungkan, bila dilakukan secara cerdas dan melalui penelitian yang tepat, dapat membuka pintu bagi peluang dan keuntungan finansial yang sebelumnya tidak dapat diakses.

Sepanjang bukunya, Kiyosaki menekankan pentingnya pendidikan keuangan, yang membekali individu dengan pengetahuan dan alat untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan dengan percaya diri dan efektif.

Perjuangan Keuangan

Ayah miskin sering mengeluh tentang kesulitan keuangan; Ayah Kaya melihat kesulitan finansial sebagai peluang belajar. Ia sering mengeluh tentang kesulitan keuangan tetapi tidak mengambil tindakan untuk mengubah situasinya.

Ayah Kaya melihat kesulitan keuangan sebagai peluang belajar dan selalu mencari solusi. Ada pelajaran finansial di balik setiap perjuangan yang kita hadapi. Kuncinya adalah mempelajari pelajaran tersebut dan tidak mengulanginya.

Pajak dan Perusahaan

Ayah yang malang membayar pajaknya dengan patuh dan tidak terlalu memikirkan untuk memanfaatkan perusahaan; Ayah Kaya memahami keuntungan pajak dari memiliki sebuah perusahaan dan menggunakannya untuk keuntungannya.

Pendekatan Ayah Kaya terhadap pajak dan korporasi merupakan bukti kekuatan pendidikan finansial. Dengan memahami seluk-beluk undang-undang perpajakan dan manfaat struktur perusahaan, individu dapat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mengoptimalkan hasil perekonomian mereka. Hal ini merupakan seruan untuk bersikap proaktif, mencari pengetahuan, dan memanfaatkan sistem yang ada untuk pertumbuhan dan pelestarian keuangan.

Kehidupan

Meskipun berpendidikan tinggi dan pekerja keras, Ayah Miskin berjuang secara finansial; Ayah Kaya membangun dan mempertahankan kekayaan melalui pemahamannya tentang uang, investasi, dan bisnis.

Hal ini mencerminkan gagasan bahwa pendidikan tradisional dan kerja keras, meskipun penting, bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan finansial. Literasi keuangan, pemahaman mendalam tentang uang, dan kemampuan mengambil keputusan keuangan yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan arah perekonomian seseorang.

Perbedaan antara Ayah Miskin dan Ayah Kaya berfungsi sebagai pengingat bahwa untuk mencapai kesuksesan dan stabilitas finansial dengan sungguh-sungguh; seseorang harus melampaui kebijaksanaan konvensional dan mencari pengetahuan yang memberdayakan seseorang untuk menavigasi dunia keuangan yang kompleks secara efektif.

No comments:

Post a Comment