Wednesday, November 2, 2022

Jangan Kaget! Kini Ambruk, Begini Ramalan Rupiah ke Depan

 Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Dolar Amerika serikat (AS) masih begitu perkasa di dunia, hingga membuat mata uang banyak negara termasuk rupiah bertekuk lutut. Kini dolar AS masih bertengger di sekitar level Rp 15.600.

Bagaimana perkiraan ke depan?

Rupiah sebenarnya berpotensi menguat ke depan. Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto memperkirakan pada kuartal IV-2022, dolar AS berada di sekitar level Rp 14.900. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022), Myrdal menyatakan penguatan rupiah akan didukung oleh semakin kuatnya fundamental perekonomian nasional. Antara lain pemulihan ekonomi yang semakin berlanjut, terkendalinya inflasi dan surplus pada neraca perdagangan.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Irman Faiz juga memperkirakan rupiah menguat signifikan pada level 14.800-15.000 per dolar AS menuju akhir tahun.

"Kami perkirakan ada potensi penguatan mengarah ke akhir tahun d level skitar 14.800-15.000/USD," ujarnya kepada CNBC Indonesia. BESTPROFIT


Selain fundamental yang semakin membaik, menurut Irman penguatan rupiah akan terjadi apabila Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan ke level 5,25% akhir tahun ini.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto menjelaskan, untuk melihat daya tahan rupiah bisa dilihat dari dua hal. Pertama dilihat bagaimana cadangan devisa Indonesia terkuras untuk melakukan intervensi, serta implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Edi menjelaskan, pengurangan cadangan devisa tanah air masih sedikit berkurang dibandingkan dengan negara peers di Asia Tenggara. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

"Di Bulan September, penurunan cadangan devisa dilihat dari data, kita hanya menurun 1,07%. Sementara negara peers seperti Malaysia menurun 3,46%, Thailand 7,24%, Filipina 4,04%. Kita relatively penurunan cadangan devisa kita relatif terbatas," jelas Edi kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022).

BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai US$ 130,8 miliar. Realisasi ini anjlok US$ 1,4 miliar dibandingkan posisi Agustus 2022 yang sebesar US$ 132,2 miliar.

Adapun persentase pelemahan pergerakan rupiah pada September dibandingkan negara tetangga lainnya, Indonesia masih relatif terbatas.

"Rupiah melemah hanya 2,53% di September, Malaysia Ringgit sekitar 3,5%, Filipina Peso 4,35%, Thailand Baht 3,36%. Bahkan Korea Won 6,5%," jelas Edi lagi.

Di tengah situasi saat ini, Indonesia masih mendapat keberkahan dari hasil neraca perdagangan yang tercatat surplus.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,99 miliar. Surplus neraca perdagangan ini sudah berlangsung 29 kali berturut-turut sejak Mei 2020.

Edi bilang, surplus neraca perdagangan yang masih kuat tersebut menolong atau dapat menahan rupiah saat ini.

Hal kedua yang juga menggambarkan daya tahan rupiah terlihat dari implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

"So far, bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) di Kuartal II-2022 masih kuat 5,44%, eksternal balance masih positif masih sangat kuat. Juga PMI yang masih ekspansif," jelas Edi.

Peningkatan produksi dan ekspansi permintaan domestik baru mendorong naiknya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia di bulan September 2022. PMI Manufaktur di bulan tersebut tercatat sebesar 53,7, atau naik dari 51,7 di bulan Agustus lalu.

"Menurut saya, ini adalah salah satu indikator yang bisa kita lihat untuk daya tahan rupiah," kata Edi lagi.

Monday, October 31, 2022

Saham Tercuan, Taruh Rp 100 Juta Jadi Rp 207,5 Juta Seminggu!

 Market Focus: IHSG Ditutup Melemah Hingga Harga Gas Alam Anjlok 12%(CNBC Indonesia TV) Foto: Market Focus: IHSG Ditutup Melemah Hingga Harga Gas Alam Anjlok 12%(CNBC Indonesia TV)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Pada perdagangan pekan lalu ada satu saham yang melejit hingga lebih dari 100% per pekan, tepatnya 107,50%.

Jika investor menaruh uang Rp 1 juta, dalam seminggu akan berkembang menjadi Rp 2,07 juta. Sedangkan jika dirinya menginvestasikan uang Rp 10 juta, maka kenaikannya menjadi Rp 20,75 juta. Kemudian jika uang yang dialokasikannya sebesar Rp 100 juta, maka lonjakannya menjadi Rp 207,50 juta. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Ya, itu bisa didapatkan investor jika masuk ke saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ). Pada pekan sebelumnya, saham SRAJ berada di level Rp 160 per saham. Sementara pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu nilainya melonjak ke posisi Rp 332 per saham.

Di belakang saham SRAJ, ada saham PT Shield On Service Tbk (SOSS) yang naik 81,51%, atau mengalami perubahan dari Rp 292 per saham ke Rp 530 per saham di akhir pekan kemarin. Sementara di posisi ketiga saham tercuan ditempati oleh PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) yang menguat 78,57%, dari Rp 630 per saham ke level Rp 1.125 per saham.

Melengkapi lima besar, ada saham PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) yang menguat 45,32% ke level Rp 202 per saham, dari Rp 139 per saham. dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) yang naik 41,98% ke posisi Rp 115 per saham dari sebelumnya Rp 81 per saham.

Sementara di daftar 10 besar ada saham PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. (BIMA) yang naik 38,85%, PT Asiaplast Industries Tbk. (APLI) yang menguat 29,13%, PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) yang melesat 24,73%, PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) yang meroket 24,47%, dan PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang melejit 21,43%.

Jakarta, CNBC Indonesia

Thursday, October 27, 2022

Ramalan Mantan Menkeu Terbukti, Perusahaan RI Mulai 'Sakit'

 Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri. (CNBC Indonesia/Efrem Siregar) Foto: Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri. (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Awal bulan Oktober, ketika pelemahan rupiah belum terlalu dalam, ekonom senior Chatib Basri membagikan 'ramalan' terkait dengan fenomena 'strong dollar' dan pengaruhnya bagi korporasi Indonesia.

Menurutnya, fenomena keperkasaan dolar AS atau 'strong dollar' dapat menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan-perusahaan di Tanah Air yang utangnya menggunakan mata uang Negeri Paman Sam tersebut. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Mantan menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut mengungkapkan fenomena strong dollar dipicu oleh tiga hal. Pertama adalah pertumbuhan ekonomi AS yang slowdown masih lebih baik jika dibandingkan Eropa.

"Orang akan selalu melihat relative growth, kalau growth suatu negara relatif lebih baik dari negara lain, investor akan prefer taruh (aset) di situ dibandingkan di negara lain. Itu yang bikin nilai tukarnya (dolar AS) masih akan kuat," ujar Chatib dalam dialog bersama CNBC Indonesia.

Kedua, tidak banyak pihak yang sadar, AS sudah menjadi net exporter komoditas energi saat ini. Jika harga komoditas energi naik, otomatis dolar akan terkerek naik. BESTPROFIT


Ketiga, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akan menarik dolar di pasar global kembali ke AS.

"Jadi dengan begini, kita akan berhadapan dengan strong dollar. Kalau strong dollar terjadi akan ada efek yang disebut sebagai balance sheet effect atau efek neraca," ungkap Chatib.

Perusahaan-perusahaan di dalam negeri dengan utang dalam dolar akan mengalami peningkatan beban karena utangnya menjadi mahal. Ketika beban utang mahal, porsi investasi akan turun. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

"Kalau porsi investasi turun, dia kontraktif," ujarnya.

Chatib menggarisbawahi sebagian besar perusahaan asing di Indonesia memiliki orientasi bisnis ke pasar domestik. Jika demikian, pendapatan perusahaan asing dicatat dalam rupiah. Sementara itu, perusahaan asing harus melakukan repatriasi keuntungan dalam dolar AS.

Dalam kondisi penguatan dolar, keuntungannya akan turun. "Gak tertarik dong, investor untuk tambah investasinya di sini atau kedua, kalau dia mau tetap lebih besar (pendapatannya) dalam US dollar, dalam rupiahnya harus lebih besar. Berarti posisi investasinya akan turun," jelasnya.

"Jadi penguatan dolar akan menimbulkan efek balance sheet, efek neraca, dimana perusahaan kontraktif," tegas Chatib.

Selang beberapa minggu, di akhir Oktober, 'ramalan' Chatib menjadi nyata. Investor berhamburan keluar dari pasar Indonesia dan eksportir berupaya mengamankan cadangan dolar AS di luar negeri yang memudahkan mereka untuk terus beroperasi ketika membutuhkan valas.

Yang terjadi di negeri ini adalah fenomena kelangkaan dolar Amerika Serikat di pasar yang membuat pelemahan rupiah. Mata uang Garuda yang melemah tersebut mulai menekan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Mereka umumnya yang memiliki banyak utang dalam bentuk dolar AS sehingga pelemahan rupiah membuat biaya bayar atau restrukturisasi pinjaman semakin mahal.

Terbaru adalah PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang rating utang jangka panjangnya dipangkas oleh PT Fitch Ratings Indonesia, menjadi CC dari sebelumnya di level B- pada pekan lalu. Peringkat CC menunjukkan adanya potensi risiko KIJA gagal bayar utang.

Downgrade peringkat utang itu juga mengenai obligasi senior tanpa jaminan senilai US$300 juta yang baru akan jatuh tempo pada 5 Oktober 2023. Rating obligasi yang kini menjadi CC dari B- ini dijamin oleh KIJA dan diterbitkan oleh anak usahanya Jababeka International BV.

Menurut Fitch, penurunan peringkat mencerminkan adanya peningkatan ketidakpastian tentang kemampuan KIJA untuk mengatasi pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.

Padahal, pada awal bulan ini Jababeka sudah mendapat kucuran utang dolar AS dari Bank Mandiri senilai US$100 juta. Utang baru ini jatuh tempo lima tahun dengan cicilan setiap enam bulan sekali. Manajemen sudah mengakui, tujuan utang baru itu diantaranya untuk membayar utang jatuh tempo, termasuk obligasi US$300 juta yang harus lunas Oktober 2023.

Ramalan Resesi

Selain ramalan terkait dengan efek strong dollar untuk korporasi, Chatib juga menyampaikan pandangannya soal resesi. Indonesia diyakini dapat terhindar dari resesi ekonomi yang saat ini menghantui negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris dan Eropa.

Chatib mengungkapkan dirinya tidak melihat risiko resesi bagi Indonesia tahun depan.

"Tidak sampai resesi lah," tegas Chatib. Meskipun, ekonomi Indonesia akan terdampak dari sisi ekspor. Khususnya ketika harga komoditas mengalami penurunan harga dan permintaan.

Indikasinya sudah terlihat, harga minyak dunia, minyak kelapa sawit, nikel dan lainnya sudah turun. Sementara itu, batu bara masih stabil karena permintaan Eropa naik drastis.

Dengan demikian, Chatib meyakini ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh sedikit di bawah 5%. "Tahun ini kita bisa tumbuh di 5,2%, tahun depan mungkin sekitar 4%," ujarnya.

Dampak guncangan global terhadap ekspor Indonesia, lanjutnya, tidak akan besar. Pasalnya, kontribusi ekspor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi hanya menyumbang 25%, kecil dibandingkan dengan Singapura yang memiliki share ekspor terhadap pertumbuhan ekonominya mencapai 200%.

Alhasil, ekonomi Indonesia hanya akan mengalami perlambatan.

"Ini gara-gara share ekspor ke GDP cuma 25%, ya efeknya 25%. Itu yang menyebabkan dampaknya slow down, tapi tidak resesi. Makanya somehow, kita butuh domestic demand kalau ekonomi global kena," ungkapnya Chatib. Jakarta, CNBC Indonesia 

Wednesday, October 26, 2022

Indeks Bisnis BRI: UMKM Tangguh, Produktivitas Melesat

 Ilustrasi gedung BRI.

 PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam Indeks Bisnis (IB) UMKM kuartal II 2022 melihat adanya peningkatan geliat bisnis UMKM. Aktivitas bisnis UMKM cenderung meningkat seiring peningkatan mobilitas masyarakat pada kuartal II 2022.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan faktor yang mendorong pemulihan UMKM yakni pertumbuhan ekonomi sehingga mendongkrak daya beli masyarakat. Kedua, situasi pandemi yang terkendali. Ketiga, peningkatan permintaan masyarakat saat momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yakni puasa dan Idulfitri yang pada April-Mei 2022. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT


Hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM menunjukan kenaikan indeks bisnis UMKM dari 104,6 pada kuartal I 2022 menjadi 109,4 pada kuartal II 2022. Sebagai informasi, indeks bisnis di atas 100 menunjukan kondisi ekspansi UMKM berada di level optimistis.

“Indeks bisnis yang terus meningkat di tahun ini menunjukan kondisi UMKM dapat terus melakukan ekspansi di tengah tren kenaikan inflasi dan berbagai tantangan dinamika ekonomi global lainnya,” kata dia dalam keterangannya Rabu (26/10/2022). BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Sebagian besar komponen penyusun indeks bisnis UMKM BRI pada kuartal II 2022 menunjukkan kenaikan. Komponen rata-rata harga jual mencatat indeks tertinggi dan berada di atas ambang batas 100, sejalan kenaikan permintaan dan kenaikan harga bahan baku.

Akibatnya, survei BRI ini menangkap pelaku UMKM terpaksa harus menaikkan harga jual produknya, meski nilai kenaikan tidak sebesar pada kuartal I 2022. Kendati demikian, produktivitas UMKM yang ditinjau dari volume produksi, masih tetap meningkat, sejalan peningkatan permintaan selama HBKN, libur panjang, serta momentum panen raya tanaman bahan makanan di beberapa sentra produksi.

Dengan demikian, nilai penjualan pelaku UMKM terdampak positif dengan mencatatkan tren kenaikan signifikan. Hal ini membuat UMKM meningkatkan persediaan bahan baku dan barang jadi untuk mengantisipasi kenaikan volume produksi dan penjualan. Investasi juga meningkat sejalan dengan prospek perekonomian yang diperkirakan akan semakin pulih kedepan.

Kendati begitu, kelangkaan ini sebetulnya telah membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Mengambil contoh, sebanyak 97,1% UMKM yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku menyatakan mengalami kenaikan harga yang tinggi dan 73,7% menyatakan mengalami kelangkaan.


Pada survei kuartal II 2022 persentase responden yang menyatakan mengalami kenaikan harga yang tinggi menurun signifikan menjadi 67,5%, begitu juga yang menyatakan mengalami kelangkaan menurun drastis menjadi 38,5%. Gambaran ini hampir sama pada komoditas lainnya, seperti tepung terigu, kedelai, jagung, dan bahan bakar gas yaitu kelangkaan berkurang dan tekanan kenaikan harga menurun.

Dilihat dari aspek sektoral, sektor konstruksi memiliki indeks tertinggi dan meningkat dari kuartal sebelumnya. Hal ini terjadi lantaran masyarakat cenderung melakukan kegiatan renovasi atau pembangunan rumah untuk menyambut HBKN sekaligus mengantisipasi musim penghujan.

Di sisi lain, hanya sektor pertanian yang diketahui mengalami penurunan indeks bisnis pada kuartal II 2022. sektor pertanian turun dari 104,2 (Q1-2022) menjadi 98,7 (Q2-2022), akibat menurunnya harga jual hasil pertanian seperti gabah dan hasil perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, cokelat sehingga menggerus nilai penjualan. Kondisi ini diperburuk oleh kenaikan harga pupuk dan obat-obatan dan disertai pula dengan kelangkaan di beberapa daerah. Jakarta, Beritasatu.com

Tuesday, October 25, 2022

Emas Jenis Retro & UBS Di Pegadaian Turun Lumayan Nih!

 Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)



PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Harga emas batangan di PT Pegadaian bergerak beragam pada perdagangan awal pekan hari ini. Emas jenis Antam dan Batik menguat, sementara jenis Retro dan UBS turun.

Pegadaian sendiri menjual berbagai jenis emas, yaitu emas Antam, Antam Retro, Antam Batik, dan UBS. Ukurannya pun dijual beragam, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Pada perdagangan hari ini, harga emas Antam ukuran 1 gram dibanderol Rp 979.000. Emas ini tersedia mulai ukuran/satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Satuan

Harga ANTM Hari Ini

Perubahan (Rp)

Perubahan (%)

0.5

Rp 542,000

Rp 1,000

0.18%

1

Rp 979,000

Rp 1,000

0.10%

2

Rp 1,896,000

Rp 2,000

0.11%

3

Rp 2,817,000

Rp 3,000

0.11%

5

Rp 4,660,000

Rp 5,000

0.11%

10

Rp 9,264,000

Rp 11,000

0.12%

25

Rp 23,027,000

Rp 25,000

0.11%

50

Rp 45,971,000

Rp 51,000

0.11%

100

Rp 91,861,000

Rp 103,000

0.11%

250

Rp 229,376,000

Rp 258,000

0.11%

500

Rp 458,535,000

Rp 517,000

0.11%

1000

Rp 917,028,000

Rp 1,035,000

0.11%

Sementara itu, emas Antam Retro harga 1 gram senilai Rp 940.000. Emas Antam Retro adalah emas kemasan lama di mana keping emas dan sertifikatnya terpisah.Emas Antam Retro kali terakhir diproduksi pada 2018, dan tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 100 gram.

Satuan

Harga Antam Retro

Perubahan Emas Retro (Rp)

Perubahan Emas Retro (%)

0.5

Rp 503,000

-Rp 1,000

-0.20%

1

Rp 940,000

-Rp 3,000

-0.32%

2

Rp 1,862,000

-Rp 6,000

-0.32%

3

Rp 2,766,000

-Rp 8,000

-0.29%

5

Rp 4,596,000

-Rp 14,000

-0.30%

10

Rp 9,135,000

-Rp 28,000

-0.31%

25

Rp 22,706,000

-Rp 68,000

-0.30%

50

Rp 45,329,000

-Rp 137,000

-0.30%

100

Rp 90,576,000

-Rp 273,000

-0.30%

250

Rp 226,166,000

-Rp 682,000

-0.30%

500

Rp 452,114,000

-Rp 1,365,000

-0.30%

1000

Rp 904,186,000

-Rp 2,729,000

-0.30%

Pegadaian juga menawarkan emas Antam Batik yang merupakan jenis emas Antam berharga termahal. Harga emas termahal harganya senilai Rp 1.134.000 per gram.

Satuan

Harga Antam Batik

Perubahan Emas Batik (Rp)

Perubahan Emas Batik (%)

0.5

Rp 615,000

Rp 1,000

0.16%

1.0

Rp 1,134,000

Rp 1,000

0.09%

8.0

Rp 8,574,000

Rp 8,000

0.09%

Terakhir, harga emas UBS yang dikeluarkan PT Untung Bersama Sejahtera harganya Rp 932.000 per gram. Emas UBS yang tersedia lengkap mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram.

BESTPROFIT

Satuan

Harga UBS

Perubahan Emas UBS (Rp)

Perubahan Emas UBS (%)

0.5

Rp 497,000

-Rp 2,000

-0.40%

1

Rp 932,000

-Rp 2,000

-0.21%

2

Rp 1,849,000

-Rp 5,000

-0.27%

5

Rp 4,566,000

-Rp 15,000

-0.33%

10

Rp 9,084,000

-Rp 28,000

-0.31%

25

Rp 22,665,000

-Rp 68,000

-0.30%

50

Rp 45,235,000

-Rp 137,000

-0.30%

100

Rp 90,435,000

-Rp 273,000

-0.30%

250

Rp 226,019,000

-Rp 681,000

-0.30%

500

Rp 451,504,000

-Rp 1,364,000

-0.30%


Emas Pegadaian ke Depan

Para pelaku pasar berada dalam mode wait and see atas keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves/TheFed) mengenai kenaikan suku bunga.

"Pasar masih dalam mode menunggu dan melihat... apa yang akan disinyalir Fed sejauh kelemahan yang mereka lihat dalam perekonomian... bahwa untuk jangka pendek seharusnya agak mendukung untuk emas," kata Edward Moya, analis senior di OANDA. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

"Inflasi adalah binatang yang sulit untuk dibunuh. The Fed akan mengambil waktu dengan kenaikan suku bunga ini sebelum memberi sinyal poros itu."

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Oleh karena itu emas pegadaian berpotensi untuk fluktuatif seiring dengan ekspektasi pelaku investor terhadap kebijakan The Fed. Jakarta, CNBC Indonesia

TIM RISET CNBC INDONESIA


Monday, October 24, 2022

Hingga September 2022, Realisasi Investasi Capai Rp 892,4 T

 Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, memberikan sambutan khusus saat Investor Daily Summit 2022, di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI­ - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi selama Januari sampai September 2022 mencapai Rp 892,4 triliun. Angka ini sudah mencapai 74,4% dari target realisasi investasi sepanjang tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 terjadi pertumbuhan sebesar 35,3%.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan untuk menggenjot investasi diperlukan sinergisitas seluruh pihak dalam membangun ekspektasi positif terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dari investor dalam melakukan investasi di Indonesia. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

"Insyaallah, berkat doa teman-teman dan ini bisa terjadi juga karena kerja sama yang dilakukan oleh DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian) provinsi, DPMPTSP Kabupaten yang masif. Mereka kerja tidak pernah lelah, siang malam fight terus untuk mendampingi, mendengar keluhan dan menyelesaikan masalah investor di wilayah mereka masing-masing,” ucap Bahlil di Jakarta, Senin (24/10/2022). BESTPROFIT



Bila dirinci realisasi investasi Rp 892,4 triliun terbagi dalam Penanaman Modal Asing(PMA) sebesar Rp 479,3 triliun (53,7%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri Rp 413,1 triliun (46,3%). Kemudian, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 PMA tumbuh 44,5% sedangkan PMDN tumbuh 26,1%. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Bahlil menuturkan tingginya pertumbuhan PMA ini tidak terlepas dari stabilitas politik dan ekspektasi positif investor terhadap Indonesia

"Sekarang ini republik ini seperti wanita cantik yang lagi disukai sama investor asing untuk membangun investasi di Indonesia. Hal ini terjadi juga karena memang ada stabilitas politik kemudian ada juga ada trust kepemimpinan Presiden Jokowi, kemudian fokus pemerintah secara konsisten membangun arah kebijakan investasi,” kata Bahlil.


Catatan BKPM menunjukan lima sektor terbesar dari gabungan PMA dan PMDN yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan nilai investasi Rp 131,8 triliun (14,8%); transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi Rp 97,6 triliun (10,9%); pertambangan dengan nilai investasi Rp 96,5 triliun (10,8%); perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan nilai investasi Rp 80,5 triliun (9,0 %); serta listrik, gas, dan air dengan nilai investasi Rp 68,6 triliun (7,7%). Jakarta, Beritasatu.com