“Dengan kondisi Garuda seperti ini kita usulkan dibuat pansus untuk mengurai dan mengetahui masalah dari hulu dan hilir Garuda," kata Fauzi di Jakarta, Selasa (9/11/2021). PT BESTPROFIT
Santer diketahui publik, opsi pailit ditawarkan Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia. Berdasarkan catatan pemegang saham, langkah ditempuh bila upaya restrukturisasi utang Garuda sebesar Rp 70 triliun lebih terhadap kreditur dan lessor menemui jalan buntu.
Selain itu, Kementerian BUMN juga disebut menyiapkan PT Pelita Air Service (PAS) untuk menggantikan rute penerbangan domestik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Menurut Fauzi, sebaiknya langkah jangan terburu-buru. Semua pemangku kepentingan perlu duduk bersama untuk membicarakan masalah Garuda. BEST PROFIT
“Kita perlu mengurai secara utuh, karenanya saya mengusulkan perlunya dibentuk Pansus Garuda, termasuk mendiskusikan dan mengevaluasi opsi yang ditawarkan Kementerian BUMN atau mungkin ada opsi lain yang lebih bagus untuk menyelamatkan Garuda,” tukasnya.
Apalagi, lanjutnya, maskapai Garuda Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melayani penerbangan lintas pulau Nusantara bahkan mancanegara. Pemerintah mesti berupaya dengan berbagai cara untuk menyelamatkan Garuda, jangan sampai bernasib sama dengan Merpati.
Opsi mengganti Garuda Indonesia dengan Pelita Air, menurut Fauzi, juga kurang tepat. Sebab brand Garuda lebih bagus dari pada Pelita. BESTPROFIT
Sementara sejarah Pelita Air, maskapai ini pernah gagal dalam layanan penumpang umum, dan saat ini hanya mampu bertahan dalam penyedian pesawat carter.
“Bila masalah Garuda lebih banyak karena masalah manajemennya yang mesti dibenahi, dan jika benar ada tindak korupsi di manajemen Garuda sebaiknya aparat terkait seperti KPK, Kepolisian, Kejaksaan termasuk BPK segera melakukan penindakan dan melakukan audit secara menyeluruh guna mengetahui semua kemungkinan praktik korupsi yang diduga dilakukan oleh para direksi Garuda sebelumnya maupun yang sedang menjabat saat ini,” urainya. PT BESTPROFIT FUTURES
“Karenanya saya mengusulkan direksi segera diganti, karena kondisi keuangan Garuda Indonesia saat ini yang terlilit utang sudah mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan bertambah Rp 1 triliun setiap bulannya. Ini bukti mereka telah gagal dalam mengelola Garuda Indonesia,” tegasnya. BPF
Sumber :Jakarta, Beritasatu.com
No comments:
Post a Comment