Foto: Ilustrasi Pertamax (CNBC Indoneia/ Muhammad Sabki)
- Pasar keuangan Indonesia ditutup variatif pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat, sementara nilai tukar rupiah bernasib sebaliknya.
Kemarin, IHSG berakhir di posisi 7.193,31. Naik 0,73% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya. PT BESTPROFIT
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia berlangsung cukup semarak. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 1,57 juta kali, lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2022 yang 1,44 juta kali. Sedangkan nilai transaksi ada di Rp 17,31 triliun, lumayan jauh di atas rerata 2022 yang Rp 16,09 triliun. BEST PROFIT
Investor asing juga kembali masuk ke bursa saham Tanah Air dengan membukukan beli bersih (net buy) Rp 565,96 miliar di seluruh pasar. Dengan begitu, nilai beli bersih investor asing sepanjang tahun ini menjadi Rp 69,61 triliun. BESTPROFIT
Namun semarak di pasar saham sepertinya tidak menular ke pasar obligasi. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah untuk mayoritas tenor ditutup naik. Kenaikan yield menandakan harga surat utang sedang turun karena minim peminat atau terjadi aksi jual.
Sepertinya tekanan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) lebih dominan ketimbang 'pesta' di pasar ekuitas. Akibatnya, nilai tukar rupiah kembali melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). PT BESTPROFIT FUTURES
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot di posisi Rp 14.490/US$, terdepresiasi 0,25%. Ini membuat mata uang Merah Putih melemah selama tiga hari beruntun.
Jakarta, CNBC Indonesia
No comments:
Post a Comment