Foto: Infografis/Jokowi Bayar Utang RI Sampai Menyusut, Uangnya dari Mana?/Aristya Rahadian
Jakarta, CNBC Indonesia - Utang pemerintah naik sekitar 1,33% pada awal 2024, dari catatan per Desember 2023 sebesar Rp 8.144,69 triliun, menjadi sebesar Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.
"Jumlah utang pemerintah per akhir Januari 2024 tercatat Rp 8.253,09 triliun," dikutip dari dokumen APBN Kinerja dan Fakta Januari 2024, Selasa (27/2/2024).
Total utang pemerintah pada awal tahun ini itu didominasi oleh surat berharga negara (SBN) senilai Rp 7.278,03 triliun. Sisanya berasal dari pinjaman sebesar Rp 975,06 triliun.
Komposisi untuk utang yang berasal dari penerbitan SBN sendiri terdiri dari SBN Domestik sebesar Rp 5.873,38 triliun, sedangkan SBN dalam bentuk valuta asing atau SBN Valas Rp 1.404,65 triliun.
Sementara itu, komposisi utang yang berasal dari pinjaman mayoritas berasal dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 938,83 triliun, dan pinjaman dalam negeri Rp 36,23 triliun.
Pinjaman luar negeri yang berasal dari lembaga multilateral mencapai Rp 575,63 triliun, commercial banks Rp 92,04 triliun, dan yang berasal dari bilateral Rp 271,14 triliun.
Dengan total nilai utang itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB per Januari 2024 sebesar 38,75%. Rasio utang terhadap PDB ini pun naik dari catatan per Desember 2023 sebesar 38,59%
"Rasio utang ini masih di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40%," sebagaimana tertera dalam dokumen itu.
Per akhir Januari 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di kisaran 8 tahun.
Pemerintah pun memastikan mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif.
No comments:
Post a Comment