Jakarta, CNBC Indonesia-Nilai tukar rupiah sudah berada pada level Rp15.000-an sejak beberapa hari terakhir. Meski demikian, pasar keuangan masih penuh ketidakpastian sehingga tetap perlu waspada.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (13/8/2024)
Berdasarkan data Refinitiv nilai tukar rupiah menguat 0,15% dibandingkan posisi perdagangan kemarin menjadi Rp15.930 per dolar AS.
"Kalau dilihat rupiah sudah di bawah Rp16 ribu lagi. Meskipun secara ytd (year to date) depresiasi," ujarnya.
Dibandingkan dengan negara lain, rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara setara. Hal ini merupakan dampak dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap seluruh mata uang dunia.
Sri Mulyani melihat situasi ketidakpastian masih ada, walaupun baru saja ada rencana pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat oleh Bank Sentral Federal Reserve (Fed).
"UST masih akan cenderung menekan karena defisit yang besar karena itu mereka akan keluarkan UST yang banyak yang sebabkan yield jatuh," jelasnya.
"Oleh karena itu kita di dalam negeri untuk bond kita hati hati, ini ada hubungannya dengan APBN kita yang harus dijaga sehingga tidak timbulkan surprise," tegas Sri Mulyani.
No comments:
Post a Comment