Friday, June 4, 2021

Bos BMKG Soal Skenario Tsunami 30 Meter Jatim: Bukan Menakuti

 Kepala BMKG Dwikorita (Ist/Detikcom) Foto: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri) (Ist/Detikcom)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di ruang rapat Komisi V DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/5/2021). Dalam RDP itu, skenario terburuk BMKG perihal gempabumi dan tsunami di Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu sorotan.

Seperti diketahui, BMKG memiliki skenario terburuk gempabumi M 8,7 dan genangan tsunami mencapai 30 meter di provinsi tersebut. Hal itu disampaikan Dwikorita dalam sebuah webinar pada, pekan lalu.

Di hadapan wakil rakyat, dia mengungkapkan alasan di balik penyampaian informasi itu.

"Sesuai arahan presiden (Presiden Joko Widodo) bahwa kalau ada informasi yang membahayakan jangan ditutup-ditutupi, harus segera disampaikan," ujar Dwikorita.


PT BESTPROFIT

Ia mengatakan, khusus untuk Jatim, memang ada peningkatan aktivitas gempabumi. Oleh karena itu, Dwikorita langsung menemui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. BEST PROFIT



"Jadi sebetulnya informasinya itu langsung ke ibu gubernur. Kemudian kami turun ke lapangan juga ke bupati-bupati dan wali kota di sepanjang pesisir kami sudah mengunjungi langsung ke sana, langsung ke lapangan dengan aparat dan volunteer yang ada di sana," ujarnya. BESTPROFIT


Eks Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu tidak risau dengan kesiapan SDM Jatim. Dwikorita mengaku khawatir dengan kondisi sarana dan prasarana antara lain jalur evakuasi, kelengkapan evakuasi, dan lain-lain. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF


"Nah jadi hal-hal yang semacam itu yang sebetulnya kami sampaikan tapi langsung ke pemerintah daerahnya agar dibahas lanjut. Tujuan kami bukan untuk menakut-nakuti. Jadi mohon maaf kalau sampai ada yang khawatir," katanya.

"Dan yang kami sampaikan itu skenario, skenario terburuk bukan berarti itu akan terjadi. Bisa saja tidak terjadi. Tapi karena namanya mitigasi, berjaga-jaga untuk yang terburuk. Kalau terburuk sudah terlatih Insya Allah kalau ada yang ringan-ringan otomatis lebih mudah untuk penyelamatannya. Jadi mohon maaf. Kami akan terus meningkatkan upaya-upaya tersebut," lanjutnya.

Sumber : Jakarta, CNBC Indonesia 

No comments:

Post a Comment