Tuesday, December 7, 2021

Pemberian Insentif Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik

 PLN sudah membangun 47 unit SPKLU dan hingga akhir tahun nanti akan ada tambahan sebesar 67 unit SPKLU lagi hingga akhir 2021.

 PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI

- Sejumlah insentif yang diberikan pemerintah diharapkan dapat mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Sony Sulaksono mengatakan berdasarkan data yang dirilis IHS Market, purchashing manager index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober lalu berada di posisi 57,2. PT BESTPROFIT


"Angka tersebut menunjukan industri otomotif berada pada fase ekspansi, seiring pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 sebesar 3,51%. Kapasitas produksi yang dihasilkan sebesar 2,35 juta unit per tahun dan mampu menyerap lapangan pekerjaan sebanyak 1,5 juta orang,” kata Sony seperti dikutip dalam keterangan yang diterima Selasa (7/12/2021)

Sony mengatakan, untuk mendukung pengembangan industri kendaraan listrik, industri otomotif dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bus listrik sebanyak 600 unit pada 2030. BEST PROFIT


Jumlah unit tersebut, setara dengan pengurangan konsumsi BBM sebanyak 3 juta barel dan menurunkan emisi karbon sebesar 1,5 juta ton.

"Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru untuk menggantikan Permenperin Nomor 27 Tahun 2020. Kebijakan baru diharapkan dapat mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” jelasnya. BESTPROFIT


Sementara, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN Bob Saril mengungkapkan, penggunaan mobil listrik dinilai lebih ekonomis jika dibandingkan dengan mobil konvensional. Pasalnya, mobil konvensional menghabiskan Rp 9.000 per liter untuk menempuh jarak 10 kilometer.

"Sementara, untuk jarak tempuh yang sama, mobil listrik hanya menggunakan daya sebesar 1 kWh dengan harga di luar sebesar per kWh sebesar Rp 2.400," ujarnya.

Bob mengatakan, untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik, PLN memberikan insentif tambah daya di rumah pelanggan yang memiliki kendaraan listrik sebesar Rp 150.000. "Insentif lain yang diberikan adalah tarif Rp 1.100 dari Rp 1.446 bila mengisi daya pada malam hari," imbuhnya.

Menurut Bob, PLN akan menyediakan 1.600 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada 2022. Sedangkan pada 2030, PLN berencana menargetkan sebanyak 3.600 hingga 6.000 SPKLU.

Untuk mencapai target tersebut, lanjut dia, PLN berencana menggandeng swasta untuk memperluas penyediaan SPKLU. Adapun insentif yang akan diberikan kepada swasta yang menyediakan stasiun pengisian listrik akan diberikan harga eceran listrik Rp 710 dengan harga jual eceran tertinggi Rp 2.400 per kWh. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

"Kami mengharapkan semua pihak termasuk kalangan swasta untuk mendukung. Kami siap uantuk menyediakan SPKLU yang berbasis sharing economic value yang sama-sama menguntungkan,” kata Bob.

Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Oza Olavia mengatakan untuk mendorong permintaan kendaraan listrik pemerintah memberikan insentif PPnBM pada 2021.

"Pemberian insentif tersebut guna untuk mendukung perkembangan kendaraan listrik. Kebijakan yang sama juga dilakukan Tiongkok dan Korea Selatan," jelasnya.

Oza mengatakan, pemerintah juga memberikan fasilitas pembebasan pajak 5-20 tahun bagi produsen baterai dan mobil listrik. Durasi pembebasan pajak tersebut disesuaikan dengan nilai investasi yang dihasilkan. "Pemerintah juga mempertahankan insentif PPnBM sebesar 3% untuk mobil jenis low cost green car (LCGC),” kata Oza.

Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, penggunaan sepeda motor listrik dimulai sejak 2019 mengusung program #LangkahHijau. Saat ini, Grab mengoperasikan 8.500 unit kendaraan listrik di beberapa kota.

"8.500 kendaraan ini, kami bantu mengurangi emisi karbon diperkirakan sebanyak 4.600 ton emisi karbon dan ini setara penyerapan CO2 sekitar 200.000 pohon dalam setahun,” kata Rizdki.

Ridzki mengatakan, saat ini Grab bersama PT Pertamina dan PT PLN bekerja sama dalam menyediakan fasilitas SPBKLU. Di DKI Jakarta, fasilitas tersebut sudah tersedia sebanyak 20 SPBKLU yang tersebar di sejumlah titik di Grab Bike Lounge dan Grab Kitchen. "Rencana ke depan, jumlah tersebut akan ditambahkan sebanyak 30 SPBKLU," imbuhnya.

Menurut Rizki, ada dua hal yang diperlukan pengembangan kendaraan listrik. "Pertama, ekosistem kendaraan listrik ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, swasta, produsen, dan masyarakat perlu adopsi teknologi ini,” ujarnya.

Kedua, lanjut dia, ekosistem kendaraan listrik ini menjadi kesempatan Indonesia untuk melompat. "Pasalnya, teknologi ini bisa kita kembangkan secara mandiri,” pungkasnya.

Sumber : Jakarta, Beritasatu.com

No comments:

Post a Comment