Monday, September 19, 2022

Ternyata Ini Penyebab Harga Barang 'Made In China' Bisa Murah

cover topik:  barang china luar Foto: cover topik/ barang china luar/Aristya Rahadian Krisabella

Melansir Industry Week, faktor pertama yang mempengaruhi adalah harga material. Dimana untuk memproduksi satu barang seperti mainan, pabrikan di China bisa memesan volume material yang tinggi sehingga harganya ditekan sere ndah mungkin. Terlebih produsen material juga kebanyakan dari China juga.

Kedua, upah dari pekerja langsung yang terlibat dalam memproduksi mudah di China. Dimana tenaga kerja sangat berlimpah di China dan murah.

PT BESTPROFIT
BEST PROFIT

Selain itu, semua karyawan tergabung dalam ACFTU (All - China Federation of Trade Unions) yang saat ini sudah ada 170 juta anggota. Organisasi ini dikendalikan oleh Partai Komunis yang memiliki posisi monopolis, yang tidak ingin ada serikat otonom. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF
­

Tidak sedikit kejadian pemecatan hingga penyiksaan jika ada buruh yang protes akan aturan ini.

Ketiga, biaya kepatuhan terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan serta peraturan lingkungan yang lebih murah ketimbang Amerika Serikat.

Hal ini China memberlakukan peraturan yang lebih sedikit ketimbang AS, bahkan negeri tirai bambu juga tidak memberikan asuransi kompensasi pekerja yang terluka dalam pekerjaan.

Keempat, biaya pajak dan bea dimana perusahaan berhasil melakukan ekspor bisa mendapatkan kembali biaya pajak pertambahan nilai (PPN), yang dibayarkan.

Selain itu, pemerintah China juga mewajibkan perusahaan asing memiliki perusahaan mitra 'China' yang mempertahankan kepemilikan mayoritas, mengambil sebagian besar keuntungan dan memiliki kendali nyata atas perusahaan.

Kelima, China memiliki strategi nasional 'dumping', dimana produsen pengekspor produk dengan harga yang berada di bawah pasar dalam negeri atau biaya produksi.

Tujuan dari dumping itu untuk menghancurkan dan merebut pasar, sehingga harga pada konsumen bisa diturunkan jauh di bawah persaingan.

Ini adalah strategi dari China sebagai negara neomercantilist, yang menggambarkan kebijakan mendorong ekspor menghambat impor dan mengontrol pergerakan modal. Serta memusatkan keputusan mata uang di tangan pemerintah pusat.

Selain itu dumping juga tidak dilarang oleh WTO.

Jakarta, CNBC Indonesia

No comments:

Post a Comment