Tuesday, June 27, 2023

Harga Batu Bara Kembali Membara Karena China dan Kudeta Rusia

 Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG) Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara merangkak naik di awal pekan. Pada perdagangan Senin (26/6/2023), harga batu bara kontrak Juli di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 139,5 per ton. Harganya naik tipis 0,25%.

Penguatan ini menjadi kabar baik mengingat harga batu bara ambruk 1,31% pada Jumat pekan lalu.
Kenaikan harga batu bara ditopang oleh kabar positif dari China serta kenaikan harga komoditas energi global lainnya usai kabar kudeta di Rusia.

Permintaan batu bara di China naik karena meningkatnya suhu serta gelombang panas. Suhu di beberapa wilayah di China menembus 40 derajat Celcius.
Panasnya cuaca di China tak hanya menaikkan penggunaan listrik tetapi juga mengurangi produksi listrik pembangkit batu bara tenaga air (PLTA).
Hal ini membuat permintaan batu bara meningkat.

Sebagai perbandingan, produksi listrik total China pada Mei meningkat 15,9% (year on year/yoy) tetapi produksi listrik dari PLTA anjlok 39% (yoy).
Impor batu bara juga terus meningkat. Data Reuters menunjukkan impor batu bara China pada 1-14 Juni tercatat 12,5 juta ton atau melonjak 57% (yoy). Namun, secara bulanan turun 8%.

Impor batu bara China pada Januari-Mei 2023 mencapai 180 juta ton atau 89,6% (yoy).

"Naiknya permintaan dari China menjadi satu-satunya titik cerah. Jika tidak ada ini (china) maka pasar akan lesu. Namun, perlu dilihat apakah permintaan ini akan bertahan lama. Harga bisa turun jika permintaan China turun karena permintaan dari pembeli lain masih rendah," tulsi S&P dalam Market Asia Movers edisi 26-30 Juni, dikutip dari website S&P Global.

Kenaikan harga batu bara juga dibantu oleh berita kudeta dari Rusia. Seperti diketahui, Yevgeny Prigozhin, mantan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin sekaligus pimpinan tentara bayaran Rusia Wagner, melakukan pemberontakan.
Pemberontakan melawan pertahanan Putin tersebut dijalankan dengan melakukan penyerbuan 200 kilometer (km) dari Moskow, akhir pekan kemarin. Tentaranya bahkan sudah mendekat ke ibu kota negara.
Sayang pemberontakan itu gagal. Ia mendadak membatalkan misi dan akhirnya diasingkan ke Belarusia.

Kendati bisa dipadamkan, pemberontakan sudah membuat investor panik sehingga harga komoditas ikut terkerek. Harga minyak mentah sempat terbang 1% lebih setelah kabar kudeta menyebar sehingga harga batu bara pun ikut naik.
Jika situasi memanas maka harga komoditas bisa terus meningkat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment