Jakarta, Beritasatu.com - Indeks saham Nikkei Jepang melesat menembus level 47.000 untuk pertama kalinya pada Senin (6/10/2025) setelah politisi pro-stimulus Sanae Takaichi resmi terpilih menjadi pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) dan calon perdana menteri berikutnya.
Melansir Reuters, indeks Nikkei 225 melonjak 3,9% ke posisi 47.566,84, sementara indeks Topix yang lebih luas naik 2,3%. Kenaikan tajam ini mencerminkan optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi Takaichi yang dinilai ekspansif dan pro-pertumbuhan.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor dua tahun turun 4 basis poin menjadi 0,9%, mencerminkan ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan menunda kenaikan suku bunga. Sementara itu, yen melemah lebih dari 1% terhadap dolar AS dan euro.
Takaichi dikenal memiliki pandangan fiskal paling longgar di antara lima kandidat LDP yang bersaing menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba.
“Nikkei kini berpotensi menembus 48.000 hingga akhir tahun, dan pemilihan Takaichi semakin memperkuat sentimen positif,” kata Kepala Strategi di Asset Management One Hitoshi Asaoka.
Meski pasar menyambut positif kebijakan belanja fiskalnya, sejumlah analis menilai tantangan tetap besar karena LDP masih berstatus minoritas di parlemen. Asaoka memperkirakan indeks Nikkei mungkin akan mengalami koreksi menjelang akhir tahun.
Pasca kemenangannya, Takaichi mulai menyusun kabinet baru. Media Jepang melaporkan ia berencana menunjuk mantan Menteri Pertahanan Minoru Kihara sebagai kepala sekretaris kabinet dan membawa kembali Toshimitsu Motegi sebagai menteri luar negeri. Namun, siapa yang akan menjadi menteri keuangan masih menjadi tanda tanya besar bagi para investor.
Sebelum pemilihan, pasar telah mengantisipasi perdagangan dengan aksi beli saham dan jual obligasi pemerintah Jepang berdurasi panjang. Hal itu karena kebijakan fiskal ekspansifnya yang dianggap melanjutkan warisan Abenomics dari mendiang Shinzo Abe.
Namun, ekspektasi kenaikan suku bunga kini mulai mereda. Data pasar swap yen menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember turun menjadi 41%, dari 68% pada akhir pekan lalu.
Sektor perbankan justru tertekan, dengan indeks Topix Banks anjlok 2% karena kekhawatiran margin pinjaman akan menurun apabila Bank of Japan (BOJ) menunda kenaikan suku bunga. Pada sisi lain, saham Mitsubishi Heavy Industries melonjak 13% karena prospek peningkatan belanja pertahanan di bawah pemerintahan baru.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 40 tahun naik 14 basis poin menjadi 3,52%, menunjukkan kekhawatiran terhadap meningkatnya defisit fiskal dan risiko kredit Jepang.
Dalam konferensi pers seusai terpilih, Takaichi menegaskan komitmennya agar pemerintah dan BOJ bekerja sama untuk mencapai inflasi sehat yang ditopang oleh peningkatan upah dan laba perusahaan.
No comments:
Post a Comment