Monday, November 5, 2018

Selasa Besok, Keluarga Korban Lion Air Jatuh Tabur Bunga di Laut

Selasa Besok, Keluarga Korban Lion Air Jatuh Tabur Bunga di Laut

BESTPROFIT - Keluarga korban Lion Air JT 610 akan melakukan tabur bunga di kawasan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018). Tabur bunga itu difasilitasi tim SAR dan TNI.
Tabur bunga akan dilakukan pukul 07.30 WIB - 12.30 WIB. TNI AL akan menyiapkan 2 kapal perang.
"Kami mewakili panglima TNI untuk memfasilitasi kegiatan tabur bunga di laut pukul 07.30 WIB - 12.30 WIB," kata Panglima Komando Armada I RI Laksamana Muda TNI Yudo Margono dalam pertemuan antara tim SAR gabungan dengan keluarga penumpang di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Senin (5/11/2018). BEST PROFIT
Laksamana Muda Yudo mengatakan pihaknya akan menggunakan dua kapal perang Republik Indonesia (KRI) yakni KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh yang akan beranngkat pada 6 November 2018.
Keluarga penumpang diberikan pilihan jika ingin atau tidak melakukan tabur bunga, tapi setidaknya keluarga penumpang dapat pergi bersama KRI untuk melihat lokasi jatuhnya pesawat itu.
Dalam proses evakuasi dan pencarian penumpang, TNI berkoordinasi dengan Badan SAR nasional telah mengerahkan kekuatan yang ada di Jakarta yakni tujuh kapal perang dan 105 penyelam yang masih bekerja di laut dansesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk 24 jam pencarian penumpang. PT BESTPROFIT
Perjalanan akan dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih dua jam menuju lokasi jatuhnya pesawat Lion itu.
"Sampai di TKP di titik ditentukan kita laksanakan doa bersama dan tabur bunga di laut. Bapak dan ibu dapat melihat lokasi jatuhnya pesawat tersebut sekaligus memanjatkan doa-doa," ujarnya.
Selama perjalanan, Yudo mengatakan semua pihak yang menaiki KRI itu dapat melaksanakan doa bagi penumpang.
"Kami fasilitasi untuk melaksanaan tabur bunga maupun melihat lokasi jatuhnya pesawat yang selama ini bapak dan ibu melihat di televisi," tuturnya.
Sebelumnya, pesawat tipe Boeing 737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat bernumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Hingga Minggu malam, sudah ada 138 kantong jenazah yang diserahkan ke Rumah Sakit Polri Soekanto,Kramat Jati, Jakarta Timur untuk proses identifikasi.
Sumber: suara.com

Friday, November 2, 2018

Aksi Bela Tauhid 221 Siang Nanti Akan Dikawal 12.000 Polisi

Aksi Bela Tauhid 221 Siang Nanti Akan Dikawal 12.000 Polisi

BEST PROFIT - Ribuan massa diprediksi bakal turun ke jalan dalam seruan nasional bertajuk Aksi Bela Tauhid atau aksi 221 yang akan berlangsung pada Jumat (2/11/2018) siang.
Usai salat Jumat bersama di Masjid Istiqlal, massa akan bergerak menuju ke kawasan depan Istana Negara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono mengatakan, pihaknya siap melakukan pengamanan terkait aksi tersebut. PT BESTPROFIT
Ribuan personel gabungan diturunkan guna mengawal aksi yang disebut jumlah massanya mencapai 10 ribu orang itu.
"Pengamanan unjuk rasa disiagakan 12 ribu lebih personel," kata Argo saat di konfirmasi, Jumat (2/11/2018).
Argo menegaskan jika aparat kepolisian akan mengawal massa aksi dari titik konsentrasi pertama kali, yakni di Masjid Istiqlal hingga ke kawasan depan Istana Negara.
"Kita akan terus mengawal aksi hingga berakhir ya," jelasnya. BESTPROFIT
Sementara, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi Juang Andi Priyanto mengatakan, massa akan berkumpul di Masjid Istiqlal kemudian bergerak menuju ke kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda Indosat lalu berakhir di kawasan depan Istana Negara.
"Kita siap melaksanakan pengamanan kamseltibcar lantas terhadap aksi, ucap Andi.
Ada beberapa rencana rute jalan yang akan dilalui massa dari Masjid Istiqlal ke kawasan depan Istana Negara. Pertama, keluar Masjid Istiqlal, masuk area Monas tengah, Patung Kuda lalu Istana Negara.
Kedua, keluar Masjid Istiqlal, Jalan Merdeka Timur, Jalan Merdeka Selatan, Patung Kuda lalu Istana Negara. Kemudian yang ketiga adalah Langsung ke Silang Monas-Patung Kuda.
Sumber: suara.com

Thursday, November 1, 2018

Menhub Sebut Lion Air JT 610 Punya 2 Black Box, 1 Belum Ditemukan

Menhub Sebut Lion Air JT 610 Punya 2 Black Box, 1 Belum Ditemukan

PT BESTPROFIT - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ‎mengungkapkan baru satu Black Box pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan. Menurut dia, pesawat tersebut memiliki dua Black Box.
Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini menjelaskan, dua Black Box pesawat tersebut yakni, Flight Data Record (FDR) yang merekam perjalanan pesawat.
Sedangkan, satu lagi Voice Cockpit Recorder (VCR) yang merekam percakapan antara pilot dan petugas Air Traffic Controller (ATC). BESTPROFIT
"Ini baru satu ditemukan dan diharapkan satu lagi bisa ditemukan. Selanjutnya informasi bisa menjadi hal detil kita beri kesempatan kepada KNKT untuk penelitian," ujar Budi Karya Sumadi di Kantornya, Kamis (1/11/2018).
Dalam hal ini Budi Karya Sumadi mengapresiasi tim yang telah menemukan Black Box pesawat Lion Air Boeing 737 MAX 8 tersebut.
Budi Karya Sumadi pun akan mendatangi Tanjung Priok untuk melihat penemuan Black Box pesawat tersebut. BEST PROFIT
"‎Kami mengapresiasi para tim Basarnas dan TNI yang ada di lapangan dan ada satu anggota TNI yang mendapatkan Black Box dan elemen tersebut akan dibawa ke Tanjung Priok," imbuhnya.
Sumber: suara.com

Wednesday, October 31, 2018

Tak Kunjung Ditemukan, Istri AKBP Mito Datangi Posko JICT

Tak Kunjung Ditemukan, Istri AKBP Mito Datangi Posko JICT

BESTPROFIT - Posko evakuasi pesawat Lion Air JT 610 di Terminal JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Rabu (31/10/2018) terus didatangi keluarga korban. Salah satu keluarga yang datang ke posko adalah Dian, istri anggota polisi AKBP Mito yang menjadi salah satu penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.
Menurut pantauan Suara.com, Dian didampingi anak dan sanak saudara. Saat tiba, perempuan yang mengenakan kerudung berwarna hitam itu pun tampak melihat-lihat barang hasil evakuasi yang berada di dekat posko.
Wakapolres Metro Jakarta Utara, AKBP Adi Vivid juga ikut mendamping keluarga AKBP Mito. Adi vivid bahkan meminta awak media tak mewawancarai Dian yang datang ke posko JICT. BEST PROFIT
"Tolong teman teman media hargai, keluarga tidak mau diwawancara," kata Adi kepada awak media, Rabu siang.
Adi mengatakan kedatangan Dian dan keluarga hanya untuk melihat perkembangan pencarian korban pesawat nahas. Vidid juga menyampaikan keluarga AKBP Mito juga turut menghaturkan doa agar para penumpang yang menjadi korban jatuhnya Lion Air bisa secepatnya ditemukan.
Tak beberapa lama, Dian dan keluarga langsung meninggalkan posko. Adi Vivid juga tampak mengantar keluarga korban hingga masuk ke dalam mobil.
AKBP Mito merupakan satu dari tiga anggota polisi yang menjadi korban kecelakaan Lion Air. Ia bertugas sebagai Kepala Bagian Pal Biro Sarana dan Prasarana Polda Babel.
Dua anggota polisi lain yang menjadi korban di antaranya AKBP Sekar Maulan dan Bripka Rangga Adi Prana anggota kasi Propam Polsek gerunggang Polres Pangkapinang. Keduanya juga sama sama bertugas di Polda Babel. PT BESTPROFIT
Ketiganya dinyatakan hilang bersama pesawat Lion Air JT610 yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Banten menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang pada Senin, (29/10/2018).
Pesawat tersebut jatuh di perairan Tangjung Kerawang, Jawa Barat. Hingga saat ini tim Basarnas masih melakukan proses evakuasi di lokasi jatuhnya pesawat.
Sumber: suara.com

Tuesday, October 30, 2018

Kamu Harus Kembali Bulan April 2019, Kita Lamaran Sayang....

Kamu Harus Kembali Bulan April 2019, Kita Lamaran Sayang....

BEST PROFIT - Muhammad Husni Fadhil belum mau mengubur impiannya untuk menyunting Mery Yulianda, gadis yang sejak lama ia idam-idamkan sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya.
Mery Yulianda adalah satu dari enam pramugari yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Keberadaan Mery hingga kekinian belum diketahui. Tim gabungan masih melakukan pencarian seluruh penumpang pesawat nahas tersebut, yang tenggelam di wilayah perairan Pantai Pakis.
Namun, Fadhil, melalui akun Instagram pribadinya, tetap berharap sang kekasih selamat sehingga bisa melangsungkan prosesi lamaran. PT BESTPROFIT
”Setiap sujud aku salalu mendoakan kamu sayang. Aku memohon dan berharap kepada Allah, untuk mengatukan kita. Sampai kamu menjadi penyemangat hidup aku, dan untuk cita-cita kita bersama ke depan. Kamu ingin jadi istri aku, dan aku juga ingin kamu menjadi ibu buat anak kita nanti,” tulisnya.
Fadhil mengakui, kecelakaan yang melibatkan kekasihnya di luar keinginan dirinya maupun Mery.
”Tapi Allah berkehendak lain, setiap langkah dan tujuan, aku selalu memohon kepada Allah untuk bisa bersama kamu kembali, untuk kita ke depan. Tak ada seorang pun yang bisa menggantikan kamu sayang. Bagaimana keadaanmu, aku akan tetap terima kamu apa adanya.” BESTPROFIT
”Kamu harus kembali bulan April 2019, kita akan lamaran sayang, kamu kembali ya sayang.”
Sebelum tragedi itu terjadi, pada hari yang sama, Mery sempat menginformasikan kepada Fadhil bahwa dirinya sudah berada di mobil kecil.
"Aku dah di mobil kecil ya."
Setelahnya, ia juga mengirim pesan singkat menginformasikan baru selesai mengikuti pengarahan (briefing) sebelum terbang.
Pesan singkat itu terkirim kepada Fadhil beberapa jam sebelum pesawat Lion Air JT610 terbang dari Bandara Soekarno – Hatta ke Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Setelahnya, Fadhil mengirim pesan balasan, mengatakan dirinya akan kembali tidur. Namun, selang 5 jam, persisnya pukul 09.05 WIB, sang suami mengirim pesan ke Mery.
“Sayang, kamu di mana? baby kamu gak papa kan sayang? aku gak mau kamu kenapa kenapa sayang."
Namun, pesan itu tak terbalas.
Sumber: suara.com

Monday, October 29, 2018

Lion Air Diminta Pastikan Nasib Keluarga Korban Tak Terlantar

Lion Air Diminta Pastikan Nasib Keluarga Korban Tak Terlantar

BESTPROFIT - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan pengawasan ke semua maskapai penerbangan, terutama meningkatkan pengawasan ke manajemen Lion Air baik terkait pengawasan teknis dan performa manajerial.
"Pengawasan yang intensif dan mendalam sangat urgent dilakukan pada Lion Air, yang PT selama ini dianggap sering mengecewakan konsumennya," kata Tulus di Jakarta, Senin (29/10/2018).
Selain itu, Tulus juga meminta Kemenhub untuk memastikan bahwa pihak Lion Air bertanggung jawab penuh terhadap hak-hak keperdataan penumpang sebagai korban, terkait kompensasi dan ganti rugi. BESTPROFIT
Menurut Permenhub No. 77 Tahun 2011, penumpang yang mengalami kecelakaan pesawat (meninggal dunia) berhak mendapatkan kompensasi sebesar Rp 1.250.000.000/pax.
"Bahkan manajemen Lion Air harus bisa memastikan keluarga/ahli waris yang ditinggalkan masa depannya tidak terlantar, ada jaminan biaya pendidikan/beasiswa untuk ahli waris yang masih usia sekolah," ujarnya.
YLKI juga mendesak pihak Boeing untuk memberikan penjelasan komprehensif atas kecelakaan pesawat JT 610 karena menggunakan pesawat seri terbaru yang baru dirilis pada Agustus 2018, dan baru tembus 900 jam terbang. BEST PROFIT
Jatuhnya Lion Air JT 610 bagaimana pun merupakan preseden buruk bagi citra penerbangan di Indonesia.
Padahal, penerbangan Indonesia sudah mulai mendapatkan apresiasi positif di dunia internasional, baik dari Uni Eropa, FAA (Amerika) dan mendapatkan audit sangat tinggi dari ICAO.
Sumber: suara.com

Friday, October 26, 2018

Massa Aksi Bela Tauhid: Jokowi Anti Islam, Haram untuk Dipilih

Massa Aksi Bela Tauhid: Jokowi Anti Islam, Haram untuk Dipilih

PT BESTPROFIT - Ratusan massa Aksi Bela Tauhid menilai pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) anti Islam. Mereka menuduh pemerintahan Jokowi mengkriminalisasi ulama.
Dalam orasinya, ia mencontohkan dengan kejadian pembakaran bendera tauhid dan tuduhan terhadap Rizieq Shihab yang sempat menjadi tersangka pornografi dan buron ke Arab Saudi.
Orator itu menilai Joko Widodo tidak layak untuk dipilih menjadi presiden kedua kalinya. Hal ini dikatakan di tengah aksi yang sedang berlangsung di depan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. BEST PROFIT
"Rezim Joko Widodo merupakan rezim pembohong, anti Islam. Ulama-ulama kita dikriminalisasi. Imam besar Habib Rizieq dikejar sampai ke Mekah. Betul tidak?" ujarnya kepada massa, membakar semangat para peserta aksi, Jumat (26/10/2018).
Lebih lanjut, orator mengajak para peserta aksi untuk tidak memilih Joko Widodo untuk kedua kalinya. Pasalnya, ia menilai rezim Joko Widodo merupakan rezim haram.
"Kalau seperti ini, Joko Widodo itu haram atau halal untuk dipilih?" tanya orator.
Peserta pun menjawab dengan serentak, "Haram!"
Ia mengancam jika pemerintah tidak menindak aksi pembakaran bendera tauhid dengan tegas, maka umat Islam akan mengambil tindakan tegas. Massa pun menyambut meriah pernyataan sang orator. BESTPROFIT
"Kita akan tuntut pemerintah Joko Widodo untuk mengambil tindakan tegas. Jika tidak, kita akan mengeksekusi sendiri," tegasnya.
Hingga pukul 14.57 WIB, massa masih berkumpul di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Aksi sejauh ini masih berlangsung tertib, tidak ada gejala kerusuhan.
Sumber: suara.com