JaMBI - Empat bank terbesar di negara ini bakal menetapkan penggunaan laba bersih termasuk dividen atas kinerja 2020-nya jelang akhir bulan ini. Keempat bank yang dimaksud adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Bank Mandiri memang telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pekan lalu, pada Senin (15/3/2021) dan menetapkan pembagian dividen sebanyak 60% dari laba bersih perusahaan tahun lalu atau setara dengan Rp 10,27 triliun.
Dari total jumlah dividen yang dibagikan tersebut, setiap unit saham mendapatkan Rp 220.
Dengan memperhitungkan komposisi saham 'merah putih' (saham pemerintah) yang sebesar 60%, maka Bank Mandiri akan menyetorkan dividen sekitar Rp 6,16 triliun ke kas Negara. Sedangkan, sebanyak 40% dari laba bersih tahun lalu akan menjadi laba ditahan.
Menurut jadwal, dividen ini akan dibayarkan oleh perusahaan pada 12 April 2021 mendatang. Cum dividen (batas tanggal terakhir pembelian saham untuk dapat dividen) untuk pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada jatuh pada 23 Maret dan untuk pasar tunai pada 25 Maret 2021.
Sementara untuk tiga bank lainnya baru akan menyelenggarakan RUPST pada pekan ini dan pekan depan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membahas penggunaan dividen tahun lalu dalam mata acara kedua RUPST-nya yang akan dilaksanakan pada Kamis (25/3/2021) ini.
Untuk diketahui, sepanjang 2020 BRI membukukan laba bersih sebesar Rp 18,65 triliun. Angka ini mengalami penurunan 45,46% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 34,37 triliun.
Sebagai gambaran, untuk dividen yang dibagikan tahun lalu atas kinerja 2019 mencapai Rp 20,6 triliun dan para pemegang saham menerima Rp 168,1 per saham. Angka tersebut merupakan 60% dari laba bersih BRI 2019 yang senilai Rp Rp 34,41 triliun.
Jumlah dividen tahun sebelumnya juga masih terbilang besar yakni senilai Rp 16,2 triliun dengan besaran yang diterima oleh masing-masing pemegang saham adalah senilai Rp 132,2/saham. Dividend pay out ratio pada tahun tersebut adalah 50% dari laba bersih tahun 2018, dengan nilai laba yang diperoleh perusahaan senilai Rp Rp 32,4 triliun.
Kemudian BBCA dan BBNI akan melaksanakan RUPST di hari yang sama, yakni Senin (29/3/2021).
Berdasarkan keterangan di BEI, dalam mata acara kedua bank ini juga telah diagendakan untuk pembahasan penggunaan laba bersih perusahaan sepanjang tahun lalu.
Tahun lalu BBNI hanya membagikan dividen sebesar Rp 3,85 triliun atau 25% dari total laba bersih perusahaan 2019 sedangkan 75% sisanya dijadikan sebagai laba ditahan. Pada tahun tersebut BNI mencatatkan laba sebesar Rp 15,38 triliun.
Untuk gambaran kinerjanya, sepanjang tahun lalu laba bersih BNI turun tajam menjadi Rp 3,3 triliun atau turun 78,54% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, BBCA telah membagikan dividen interim atas kinerjanya sepanjang 2020 kepada pemegang saham senilai Rp 2,41 triliun yang dibagikan pada 22 Desember 2020 lalu. Dari situ pemegang saham berhasil mengantongi senilai Rp 98/saham.
Sedangkan untuk kinerja 2019, BCA memutuskan untuk membagikan dividen sebanyak 47,9% dari laba bersih perusahaan sepanjang 2019 yakni senilai Rp 13,69 triliun. Pada tahun tersebut, bank ini mencatatkan laba bersih mencapai Rp Rp 28,6 triliun.
Sedangkan untuk tahun ini laba bersih BBCA turun tipis ke angka Rp 27,1 triliun atau merosot 5% dibandingkan dengan tahun 2019.