Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto turun serentak dalam 24 jam terakhir pasca salah satu bitcoin whale melakukan aksi transfer bitcoin dengan nominal jumbo ke dua rekening berbeda.
Crypto whale atau hanya whale atau paus dalam terjemahan langsung merujuk pada individu atau entitas yang memiliki jumlah aset kripto yang cukup besar sehingga dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja pasar kripto.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Senin (9/10/2023) pukul 07.01 WIB, pasar kripto turun tipis secara bersamaan. Bitcoin melemah 0,13% ke US$27.933,18 dan secara mingguan turun 0,23%.
Ethereum turun tipis 0,06% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari anjlok 5,81%.
XRP terdepresiasi 0,78% secara harian meski dan secara mingguan juga turun 1,21%.
Begitu pula dengan Cardano yang melemah 0,81% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan berada di zona negatif 3,48%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,20% ke angka 1.1156,62. Open interest terapresiasi 2,16% di angka US$25,07 miliar.
Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 50 yang mana merupakan kategori netral atau sama jika dibandingkan dengan hari kemarin (8/10/2023) yang berada di angka 50 dengan kategori netral juga.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 46 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Baru-baru ini, menurut data dari platform analitik blockchain Arkham Intelligence, salah satu paus bitcoin tertentu menjadi aktif setelah bertahun-tahun tidak aktif dan mentransfer 5.000 BTC (senilai sekitar US$137 juta).
Data on-chain menunjukkan bahwa paus ini membagi dan mentransfer 5.000 ke dua alamat terpisah. Sekitar 4.000 BTC ditransfer ke satu alamat, dan 1.000 BTC dikirim ke alamat lain, keduanya baru dan tidak bertanda.
Dilansir dari newsbtc.com, tindakan paus terbaru ini tampaknya memicu rasa kehati-hatian di pasar bitcoin. Hal ini tidak mengherankan, mengingat pergerakan jumlah BTC yang besar (terutama aksi jual) sering kali memicu minat atau ketakutan investor lain, sehingga menyebabkan fluktuasi harga sesaat.
Namun demikian, perlu dicatat bahwa alasan di balik perpindahan paus ini saat ini belum diketahui. Masih harus dilihat apakah pemiliknya ingin menjual atau sekadar memindahkan asetnya ke dompet lain.
Jika paus berniat menjual seluruh kepemilikan BTC-nya, maka tindakan terbaru ini berpotensi mengancam harga Bitcoin. Penjualan dalam skala besar dapat berdampak negatif pada nilai Bitcoin, karena sering kali memberikan tekanan pada mata uang kripto dan dapat memicu penurunan harga sementara.
Kendati demikian, merujuk dari bitcoinist.com, bitcoin dapat menerima arus masuk hingga US$17,7 triliun dari investor institusional karena mantan manajer BlackRock memperkirakan persetujuan ETF Bitcoin spot di AS akan segera terjadi.
Jika disetujui, ETF Bitcoin spot dapat membuka aliran masuk modal besar-besaran dari investor institusi, hingga US$17,7 triliun dari lembaga keuangan. Menurut analis senior ETF Bloomberg Eric Balchunas, hal ini akan mendorong kepemilikan saham Amerika Utara menjadi lebih dari 99,5%.
BlackRock sendiri, yang saat ini menjadi ujung tombak biaya ETF Bitcoin, memiliki lebih dari 9,4 triliun aset yang dikelola (AUM). Raksasa Wall Street lainnya seperti WisdomTree, Invesco Galaxy, Valkyrie, VanEck, juga menunggu persetujuan.
CNBC INDONESIA RESEARCH