Wednesday, March 19, 2025

Ini Aset yang Dibeli Warren Buffett Saat Pasar Saham Anjlok

 

Infografis/Gokil!! Dari perusahaan cokelat, warren buffett cuan 8000%/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Gokil!! Dari perusahaan cokelat, warren buffett cuan 8000%/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor legendaris Warren Buffett hampir menggandakan kepemilikan kas, obligasi pemerintah AS, dan aset likuid lainnya sepanjang tahun lalu menjadi US$334 miliar atau sekitar Rp 5.475,5 triliun. Jika dikurangi dengan kewajiban pembayaran obligasi pemerintah, jumlahnya mencapai US$321 miliar.

Melansir Business Insider, lonjakan kas ini sebagian besar disebabkan oleh penjualan bersih saham senilai US$134 miliar sepanjang 2024. Selain itu, Berkshire hanya menghabiskan kurang dari US$3 miliar untuk pembelian kembali sahamnya sendiri dan menghentikan buyback sepenuhnya pada paruh kedua tahun lalu.Sebagai perbandingan, Berkshire menjual saham senilai US$24 miliar dan membeli kembali lebih dari US$9 miliar sahamnya sendiri pada 2023. Buffett meyakinkan para pemegang saham dalam surat tahunannya pada Februari lalu bahwa sebagian besar dana mereka tetap diinvestasikan di ekuitas.

"Terlepas dari pandangan beberapa komentator yang menganggap posisi kas Berkshire luar biasa, sebagian besar uang Anda tetap berada di saham," tulis Buffett dalam suratnya. Hingga saat ini, Buffett tidak memberikan komentar atas berbagai spekulasi mengenai keputusannya.

Pada awal 2024, Berkshire memiliki sekitar 906 juta saham Apple senilai US$174 miliar, yang menyumbang 49% dari total nilai portofolio sahamnya. Namun, dalam sembilan bulan, kepemilikan ini dikurangi 67% menjadi hanya 300 juta saham dengan nilai US$75 miliar pada akhir Desember.

Selain itu, Buffett dan timnya memangkas kepemilikan saham Bank of America sebesar 34% menjadi 680 juta saham pada paruh kedua 2024. Nilai kepemilikan ini turun dari US$41 miliar menjadi kurang dari US$30 miliar.
Penurunan saham Apple dan Bank of America sejak akhir 2024 masing-masing mencapai 19% dan 17%. Meski begitu, saham Apple masih naik 9% sejak awal 2024, yang berarti Buffett meninggalkan potensi keuntungan dengan menjualnya lebih awal.

Jika Buffett tetap mempertahankan seluruh kepemilikan saham Apple sepanjang 2024, nilainya akan mencapai sekitar US$190 miliar. Sementara itu, saham Bank of America saat ini masih diperdagangkan di kisaran US$40, sama seperti pada akhir Juni 2024, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian besar dari penjualannya.

Pasar saham sendiri mengalami tekanan, dengan indeks S&P 500 turun 10% dan Nasdaq Composite turun 14% sejak mencapai rekor tertinggi pada 19 Februari. Kekhawatiran resesi akibat kebijakan pemerintahan Trump menambah ketidakpastian di pasar.

Penting untuk melihat ke mana Buffett mengalokasikan hasil penjualannya. Kepemilikan obligasi pemerintah AS saat ini lebih menguntungkan dibanding sebelumnya, dengan imbal hasil obligasi satu tahun naik dari di bawah 1% menjadi lebih dari 4% dalam tiga tahun terakhir.

Kenaikan ini terutama dipicu oleh inflasi yang meningkat, yang mendorong Federal Reserve menaikkan suku bunga guna menekan laju kenaikan harga. Buffett mengungkapkan bahwa ia nyaman menambah posisi kas dalam kondisi saat ini.

"Saya sama sekali tidak keberatan membangun posisi kas di situasi seperti ini," kata Buffett dalam rapat tahunan Berkshire tahun lalu. Ia menilai alternatif investasi di pasar saham saat ini kurang menarik dibandingkan obligasi pemerintah.

Sebagai investor jangka panjang yang telah memegang saham seperti Coca-Cola dan American Express selama puluhan tahun, kecil kemungkinan Buffett menjual saham karena memprediksi kejatuhan pasar. Ia juga tidak terlalu memedulikan pergerakan harga saham dalam jangka pendek.

Buffett sebelumnya menyatakan ketidaksukaannya terhadap saham perbankan dan melihat imbal hasil obligasi yang lebih tinggi serta potensi kenaikan pajak capital gain sebagai alasan untuk mengurangi kepemilikan saham Apple. Ia juga menilai tidak banyak peluang investasi menarik di tengah valuasi tinggi perusahaan publik dan swasta.

Namun, perlu diingat bahwa laporan portofolio kuartalan hanya memberikan gambaran terbatas mengenai strategi investasi seseorang. Data ini hanya mencerminkan kepemilikan pada satu hari tertentu dengan jeda waktu enam minggu, serta tidak mencakup saham yang dijual pendek, investasi asing, atau aset non-saham lainnya.

Tuesday, March 18, 2025

Bursa Saham Dihentikan Situasi RI Balik Kaya Pandemi

 

Karyawan berdiri dengan latarbelakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan berdiri dengan latarbelakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 7% ke level 6.017,39 pada perdagangan Selasa hari ini (18/3/2025) pukul 11.57 WIB. Penurunan sebesar 325,03 poin merupakan yang terdalam sejak Pandemi Covid-19. Analis menilai merahnya IHSG dipicu oleh sentimen negatif dari dalam negeri.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan dari domestik ada pelemahan dari kalangan tingkat menengah yang merupakan sumber pendapatan pemerintah. Menurutnya, awal tahun ini yang penuh tantangan mulai dari daya beli lemah yang tercermin dari deflasi secara tahunan pada Februari 2025 merupakan yang terparah dalam seperempat abad.

"Kemudian, penerimaan pajak yang lemah sampai depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)," papar Nafan.Minggu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp316,9 triliun. Khusus pajak, realisasinya hanya mencapai Rp187,8 triliun. Setoran pajak tersebut terkontraksi sebesar 30,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 269,02 triliun.

Adapun belanja negara dalam dua bulan pertama adalah Rp348,1 triliun atau 9,6% dari target APBN. Pemerintah pusat menghabiskan Rp211,5 triliun dan transfer daerah Rp136,6 triliun. Maka dari itu, hingga akhir Februari 2025 APBN tercatat defisit Rp31,2 triliun atau 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Kondisi ini memicu kekhawatiran investor bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan melemah.

Adapun, Erwin Supandi, Head of Equity Retail dari HP Sekuritas mencermati tekanan dari saham-saham konglomerasi yang rontok, salah satunya Grup Barito.

"Penurunan harga saham-saham Grup Barito juga memberikan tekanan tambahan pada IHSG, mengingat kapitalisasi pasar yang besar dari emiten-emiten tersebut. Dengan demikian, anjloknya saham-saham milik Prajogo Pangestu berkontribusi signifikan terhadap pelemahan IHSG hari ini" terang-nya.

Dia pun menilai IHSG mengalami penyesuaian dalam kondisi pasar yang dinamis, tetapi fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

"Investor diharapkan tetap fokus pada strategi jangka panjang dan memanfaatkan momentum koreksi ini sebagai peluang untuk menyesuaikan portofolio" ujarnya.

Erwin mengungkapkan bahwa fundamental bisnis emiten di Indonesia maish banyak yang tetap kuat dan memiliki prospek pemulihan jangka panjang yang baik.

Monday, March 17, 2025

Daftar 15 Bank & Dompet Digital yang Bisa Transaksi QRIS Tap

 

QRIS Tap BRIMO
Foto: Dok: BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) berbasis Near Field Communication (NFC) yang disebut QRIS Tab resmi dapat digunakan sebagai sistem pembayaran mulai 14 Maret 2025. Fitur baru ini bisa dipakai di transportasi layanan umum, Rumah Sakit (RS), Universitas, hingga parkir mal.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengklaim penggunaan untuk QRIS Tap lebih cepat dalam melakukan transaksi.

"Sangat mudah cepat dan handal. Tapi jangan lupa isi saldonya kalau nggak diisi ditempel-tempel juga nggak akan bisa," ujar Filianingsih, dikutip Senin (17/3/2025).Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono sebelumnya menjelaskan penggunaan QRIS Tap akan jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan QRIS dengan cara melakukan scan barcode. Bahkan kecepatan penggunaan QRIS Tap bisa mencapai 0,3 detik.

"So far uji coba kita bisa sampai 0,3 detik. Dibandingkan dengan UE chip based yang hanya gampangnya membaca di reader dengan chip based itu 4-5 detik, hampir berapa persen lebih cepat. Sangat cepat kalau digunakan di transportasi, mengurangi antrian," ujarnya.

QRIS Tap atau QRIS Tanpa Pindai adalah layanan pembayaran yang menggabungkan teknologi QRIS Consumer Presented Mode (CPM) dengan NFC. Teknologi ini, menggunakan jaringan nirkabel jarak dekat yang menggunakan gelombang radio.

Friday, March 14, 2025

Siap-Siap, Ada Dua Bank Syariah Mau IPO di BEI

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar modal RI bakal kedatangan dua emiten bank syariah baru. Kedua bank syariah tersebut tengah mengkaji rencana untuk initial public offering (IPO).

PT Bank Mega Syariah (BMS) sudah merencanakan untuk IPO pada tahun 2026. Direktur Bisnis BMS Rasmoro Pramono Aji mengungkapkan saat ini pihaknya tengah memperkuat ekuitas perusahaan dari kinerja laba bank syariah milik CT Corp itu.

"Jadi yang kita bangun adalah, bagaimana membuat history, investment story-nya mesti pas. Jadi kita lagi fokus kepada, bagaimana memperkuat kita punya equity. Kalau equity kan dibangun dari profit yang kita dapatkan setiap bulan," terang pria yang akrab disapa Oney itu di Menara Mega Syariah, Kamis (13/3/2025).

Lantas, dengan pertumbuhan kinerja BMS yang positif diharapkan dapat terus berlanjut hingga tahun 2026.


"Insha Allah dari laba yang kita tahan, akan memperkuat kita punya komposisi equity kita. Equity-nya sudah cukup kuat, ya pastikan harus, lewat IPO untuk [memperkuat] modal," pungkas Oney.

Dalam rencana IPO tersebut, BMS belum memiliki niat untuk konsolidasi dengan bank-bank syariah lainnya. Menurut Oney, permodalan BMS masih cukup kuat karena disokong oleh ekosistem CT Corp.

Kemudian, PT Bank Jabar Banten Syariah (BJB Syariah). Komisaris Utama BJB Taswin Zakaria tidak dapat memastikan apakah BJB Syariah dapat IPO tahun ini, tetapi mengatakan rencana ini terus menjadi bahan kajian rutin.

"Ya ini tentunya strategi bisnis ke depan, itu menjadi review rutin lah bagi kita ya. Kalaupun hasil review itu tadi menunjukkan IPO sesuatu yang baik untuk kita tempuh ya, mungkin itu bisa saja menjadi salah satu alternatif ya," ujar Taswin saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/3/2025).

Menurutnya, yang terpenting bagi BPD pentolan itu saat ini adalah memperkuat fundamental baik BJB maupun BJB Syariah. Terlebih, BJB saat ini tengah diterpa kasus korupsi dana iklan yang ditaksir merugikan negara hingga Rp222 miliar.

"Yang paling penting itu dulu ya, jadi memperkuat fundamental manajemen risiko dan juga memperkuat fundamental budaya internalnya juga. Saya rasa cukup krusial ke depannya ya, apalagi dengan kasus dengan insiden ini saya pikir penekanan ke depan terkait integritas itu sangat penting. Saya pikir ini yang menjadi prioritas kami ke depan," terang Taswin.

Sebelumnya, BJB Syariah direncanakan akan melaksanakan IPO pada semester II tahun 2022. Nantinya, anak usaha Bank BJB tersebut dipersiapkan untuk menjadi bank digital syariah guna memasuki persaingan.


Wednesday, March 12, 2025

BCA (BBCA) Bagi Dividen Rp300 per Saham dan Ganti Dirut-Komut

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp37 triliun atau Rp300 per saham dari laba tahun buku 2024. Maka, jumlah rasio pembagian dividen atau dividen payout ratio sebesar 67,4%, menurun dari setahun sebelumnya 68,4%.

Sebelumnya, BCA telah membagikan dividen interim tunai sebesar Rp50. Maka, dividen final Dari besaran dividen tersebut, imbal hasil sebesar 2,8%, berdasarkan harga penutupan saham BBCA pada Selasa (11/3/2025) di level Rp8.925 per saham.

Pembagian dividen itu akan berasal dari laba bersih sebesar Rp54,8 triliun pada tahun 2024. Perolehan laba itu tumbuh 12,7% secara tahunan (yoy) pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.

Pada 2024, BBCA mencatatkan ROE (Return on Equity) sebesar 24,6% dan ROA (Return on Assets) sebesar 1,89%.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga menyetujui perubahan susunan anggota dewan komisaris dan direksi perseroan yang diusulkan. Pemegang saham memberhentikan dengan hormat Jahja Setiaatmadja selaku presiden direktur dan mengangkatnya menjadi presiden komisaris. 

RUPS pun mengangkat Hendra Lembong sebagai presiden direktur. Lalu John Kosasih diberikan amanat baru sebagai wakil presiden direktur. Kemudian Hendra Tanumihardja dipilih sebagai direktur perseroan

Seluruh keputusan mengenai perubahan pengurus tersebut akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tuesday, March 11, 2025

IHSG Tertekan Lagi, Asing Pilih Borong Saham Ini

 

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini. Indeks turun 0,57% ke level 6.598,21 pada penutupan perdagangan Senin (10/3/2025).

Nilai transaksi mencapai Rp 9,46 triliun yang melibatkan 19,01 miliar saham dalam 1,12 juta kali transaksi. Sebanyak 368 saham turun, 226 saham naik, dan 210 tidak berubah.

Sementara itu, investor asing terpantau masih melanjutkan penjualan bersih, sebesar Rp843,43 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp922,68 miliar di pasar reguler. Di samping itu, pembelian bersih asing hanya tercatat sebesar Rp79,26 miliar.

Di saat IHSG melemah, saham-saham apa saja yang masih menjadi pilihan beli asing? Mengutip Stockbit, berikut 10 saham dengan net foreign buy terbesar pada perdagangan perdagangan Senin!

1. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) - Rp51,67 miliar

2. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) - Rp30,80 miliar

3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp30,75 miliar

4. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) - Rp15,39 miliar

5. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) - Rp10,24 miliar

6. PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) - Rp10,07 miliar

7. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) - Rp9,47 miliar

8. PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) - Rp9,39 miliar

9. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) - Rp8,45 miliar

10. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) - Rp7,73 miliar