Monday, June 15, 2020

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Lesu Imbas Kekhawatiran Corona Gelombang 2

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Lesu Imbas Kekhawatiran Corona Gelombang 2

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini akan loyo terhadap dolar AS. PT BESTPROFIT
Menurut pengamatannya, pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko gelombang kedua atau second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain. BEST PROFIT
Risiko second wave mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko karena kekhawatiran ekonomi akan dibatasi kembali. BESTPROFIT
Selain itu, lanjut Ariston, pasar juga merespon negatif pernyataan Bank Sentral AS pada Kamis dinihari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi. PT BESTPROFIT FUTURES
The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022. Hari ini, sentimen negatif di atas bisa berlanjut. Nilai tukar rupiah bisa melemah lagi terhadap dolar AS. BPF
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan banyak analis akan mengalami sedikit surplus. Tapi di sisi lain, pasar juga melihat akan ada penurunan aktivitas export dan Import di bulan Mei yang cukup dalam dibandingkan bulan yang sama tahun lalu karena wabah. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
Jadi mungkin surplus yang kecil ini tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena data perdagangan juga menunjukkan penurunan aktivitas.
"Potensi pergerakan rupiah Senin, Rp 14.050 - Rp 14.300," kata Ariston dalam riset hariannya, Senin (15/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat pekan kemarin (12/6/2020) berada di level Rp 14.133 per dolar AS. Level itu melemah dibanding pergerakan Kamis sebelumnya di level Rp 14.020 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 14.257 per dolar AS. Posisi itu melemah dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang di level Rp 14.014 per dolar AS.


Sumber : suara.com

Friday, June 12, 2020

Melemah 2 Hari Beruntun, Rupiah Mulai Kehabisan 'Bensin'?

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah dalam dua hari perdagangan beruntun. Setelah begitu perkasa sejak awal kuartal II-2020, apakah kejayaan rupiah mulai pudar? PT BESTPROFIT

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,22%. Sehari sebelumnya, rupiah terdepresiasi 0,58%. BEST PROFIT
Lho, kan hanya dua hari? Kok sepertinya serius sekali? BESTPROFIT
Masalahnya, rupiah sudah agak terbiasa menguat. Sepanjang kuartal II-2020, baru dua kali rupiah melemah dua hari berturut-turut. Pertama adalah pada 2-3 April, dan kedua 10-11 Juni alias dua hari perdagangan terakhir. PT BESTPROFIT FUTURES
Sepertinya kuartal II-2020 memang mutlak menjadi milik rupiah. Sejak akhir Maret hingga kemarin, rupiah membukukan apresiasi 14,42% di hadapan dolar AS. Tidak ada mata uang Asia lainnya yang mampu menyamai, bahkan mendekati pun tidak. BPF
Oleh karena itu, depresiasi rupiah dalam dua hari terakhir menimbulkan pertanyaan. Apakah ada sinyal bahwa 'bensin' rupiah mulai habis? Apakah ke depan rupiah bakal melemah lagi? PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
Well, kalau bicara 'bensin' sebetulnya isi dalam tangki rupiah masih melimpah. 'Bensin' di sini bisa diartikan sebagai fundamental penyokong rupiah, sesuatu di dalam yang membuatnya bisa terus melaju.

Berbagai indikator menunjukkan bahwa fundamental rupiah masih cukup kuat, jarum masih jauh dari huruf E. Pertama adalah transaksi berjalan (current account), neraca yang mencerminkan ekspor-impor barang dan jasa.
Pada kuartal I-2020, neraca berjalan Indonesia memang masih defisit tetapi semakin menipis di 1,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menjadi yang terendah sejak 2017.
Pada kuartal II-2020, sepertinya defisit transaksi berjalan tetap terjaga rendah. Pasalnya, impor kemungkinan masih lemah sehingga tidak terlalu menjadi beban.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pada April terkontraksi (tumbuh negatif) -18,58% secara tahunan (year-on-year/YoY). Ekspor juga terkontraksi tetapi lebih landai yaitu -7,02% YoY. Ini membuat neraca perdagangan Indonesia selama Januari-April surplus US$ 2,25 miliar.
Pada Mei, konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor mengalami kontraksi -18,8% YoY sementara impor anjlok lebih dalam di -24,7% YoY. Neraca perdagangan diramal surplus US$ 560 juta.
Ini menunjukkan bahwa peluang perbaikan transaksi berjalan pada kuartal II-2020 cukup tinggi karena ada harapan surplus devisa dari ekspor-impor barang. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) berani memperkirakan defisit transaksi berjalan bisa terjaga di bawah 2% PDB untuk keseluruhan 2020.
Indikator kedua adalah inflasi. Sepanjang Januari-Mei 2020, laju inflasi domestik sangat rendah yaitu 0,9% tahun kalender (year-to-date/YtD).
Tren inflasi rendah berpeluang berlanjut pada Juni. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pada pekan pertama, BI memperkirakan inflasi Juni hanya 0,04% secara bulanan (month-to-month/MtM). Jika ini terjadi, maka inflasi Januari-Juni 2020 adalah 0,94% YtD, belum menyentuh 1%.
Meski di satu sisi menunjukkan kelesuan daya beli, tetapi di sisi lain inflasi yang rendah mencerminkan kuatnya suatu mata uang. Secara riil, nilai mata uang relatif tinggi karena tidak 'termakan' oleh inflasi.
Indikator ketiga adalah cadangan devisa. Per akhir Mei, cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 130,5 miliar, tertinggi sejak awal tahun ini.
Ke depan, peluang peningkatan cadangan devisa lebih lanjut masih terbuka seiring seiring derasnya pasokan valas akibat tren kebijakan moneter ultra-longgar di berbagai negara. Fitch Ratings memperkirakan nilai stimulus moneter dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (quantitative easing) oleh seluruh bank sentral dunia pada tahun ini bisa mencapai US$ 6 triliun.
Dengan prospek cadangan devisa yang cerah ini, investor boleh yakin bahwa rupiah bakal terus stabil bahkan bisa cenderung menguat. Sebab, BI akan punya 'peluru' yang cukup untuk menjaga rupiah kalau sampai terjadi apa-apa.
Berdasarkan tiga indikator tersebut, terlihat bahwa 'bensin' rupiah masih jauh dari habis. Fundamental yang semakin kuat membuat rupiah masih punya ruang untuk kembali terapresiasi. Makanya BI sering bilang bahwa level rupiah yang sekarang masih terlalu murah (undervalued) sehingga bisa menguat lagi.
Namun mengapa laju rupiah menjadi terhambat dalam dua hari terakhir? Masalahnya bukan di 'bensin', tetapi 'medan' yang dihadapi memang sedang berat. Jalannya mendaki, berkelok-kelok, berbatu pula.

Pasar keuangan global sedang dilanda kegamangan. Penyebabnya apa lagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, per 10 Juni jumlah pasien yang positif mengidap virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini mencapai 7.145.539 orang. Dari Jumlah tersebut, 408.025 orang meninggal dunia.
Memang benar bahwa penyebaran virus corona mulai melambat. Dalam 14 hari terakhir, jumlah kasus corona di seluruh dunia bertambah 1,9% per hari. Melambat dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 1,98% per hari.
Perlambatan penyebaran virus corona membuat banyak negara telah dan akan melonggarkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Masyarakat kembali diperbolehkan beraktivitas, tetapi dengan rambu-rambu protokol kesehatan. Dunia memasuki hidup normal yang baru (new normal).
Namun seiring pelonggaran social distancing, intensitas interaksi dan kontak antar-manusia meningkat. Ini menyebabkan risiko penularan virus kembali terbuka. Datanglah kecemasan terhadap risiko gelombang serangan kedua (second wave outbreak).
"Kita kita bicara soal gelombang serangan kedua, biasanya terjadi beberapa bulan setelah serangan pertama. Itu mungkin yang akan dihadapi oleh banyak negara dalam bulan-bulan ke depan," tegas Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, seperti dikutip dari Reuters.
Kini, kekhawatiran itu tidak hanya menyelimuti para praktisi kesehatan. Pelaku pasar pun sudah merasakan hal serupa.
"Pasar sebelumnya telah menjalani reli karena melihat kita bisa melalui krisis ini situasi akan membaik. Namun ada satu hal yang bisa mengubah semuanya yaitu jika kita sampai mengalami gelombang serangan kedua. itu menjadi sebuah ketakutan yang besar," kata Sean O'Hara, Presiden Pacer ETF Distributors yang berbasis di Pennsylvania, seperti dikutip dari Reuters.

Sumber : cnbcindonesia.com

Thursday, June 11, 2020

Sepi Penumpang, Batik Air Tak Jadi Terbang ke Timika

Sepi Penumpang, Batik Air Tak Jadi Terbang ke Timika

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Batik Air dari Grup Lion Air menunda mengoperasikan kembali rute penerbangan Jakarta-Makassar-Timika dan sebaliknya yang sedianya dilakukan pada Rabu siang kemarin. PT BESTPROFIT
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima dari perwakilan Batik Air di Timika, penundaan pengoperasian kembali rute penerbangan Batik Air itu lantaran jumlah penumpang yang sangat sedikit baik dari Jakarta dan Makassar ke Timika maupun sebaliknya dari Timika tujuan Makassar dan Jakarta. BEST PROFIT
"Informasi yang kami terima dari Batik Air di Timika, penumpang yang hendak berangkat ke Timika hanya 26 orang, sementara yang hendak berangkat dari Timika hanya 34 orang. Dengan kondisi seperti itu, akhirnya Batik Air memutuskan untuk menunda keberangkatan armada pesawatnya dari Jakarta-Makassar ke Timika," kata Johannes ditulis Kamis (11/6/2020). BESTPROFIT
Johannes mengakui sesungguhnya jumlah penumpang yang akan berangkat dari Jakarta dan Makassar ke Timika maupun sebaliknya cukup banyak. PT BESTPROFIT FUTURES
Namun sebagian besar calon penumpang tersebut memutuskan batal membeli tiket lantaran belum mengurus surat keterangan sehat yang dinyatakan melalui hasil pemeriksaan cepat (rapid test) maupun pemeriksaan usap tenggorokan (swab test). BPF
"Informasinya sebetulnya yang mau terbang ke Timika cukup banyak, di list lebih dari 80-an orang. Tapi karena untuk masuk ke Timika persyaratannya harus bebas COVID-19 yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan swab, maka akhirnya sebagian besar calon penumpang itu batal berangkat dari Jakarta dan Makassar. Sementara calon penumpang dari Timika belum sempat mengurus rapid test," ujarnya pula. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
John menegaskan jajarannya perlu melakukan evaluasi kembali standar operasi prosedur dalam hal persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon penumpang yang hendak berangkat menggunakan armada pesawat terbang baik ke luar Timika maupun yang akan datang ke Timika.
Sesuai kebijakan pemerintah pusat yang diumumkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo, pelaku perjalanan dalam negeri menggunakan armada pesawat terbang harus orang sehat dan bebas dari COVID-19 yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan rapid test (RDT).
"Menyangkut prosedur yang terlalu panjang untuk mengurus keberangkatan penumpang ini perlu dievaluasi kembali. Yang paling utama pemerintah harus melayani masyarakat dengan baik. Jangan ada kesan di saat pandemi seperti ini yang berdampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat dimana banyak orang mengalami kesulitan ekonomi, justru aturan-aturan itu semakin memberatkan masyarakat," kata mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.
Saat ini, katanya, banyak warga Mimika yang sudah lebih dari dua bulan berada di kota-kota lain dan tidak bisa pulang ke Timika lantaran tidak adanya penerbangan.
Penerbangan mengangkut penumpang ke Bandara Mozes Kilangin Timika maupun ke luar Timika ditutup total sejak 26 Maret.
Dengan adanya persyaratan bahwa semua penumpang yang akan datang ke Timika harus bebas COVID-19 yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan swab, justru membuat warga yang hendak pulang itu semakin bertambah bebannya.
"Pemeriksaan swab itu membutuhkan waktu, ada yang dua hari, ada yang empat hari dan di beberapa tempat bahkan lebih dari empat hari sampai 10 hari. Biaya untuk pemeriksaan swab juga mahal, kalau mendapatkan subsidi biayanya sekitar Rp 1,7 juta, kalau tidak mendapat subsidi sekitar Rp 2,5 juta, bahkan bisa lebih dari itu. Belum lagi mereka harus membeli tiket. Dengan adanya pembatasan jumlah penumpang dalam pesawat yang hanya bisa diisi maksimal 50 persen, sudah tentu harga tiket juga menjadi mahal," ujarnya pula. (Antara)


Sumber :suara.com

Wednesday, June 10, 2020

Potensi Blockchain di Indonesia Bakal Dibahas di Gelaran BlockJakarta 2020

Potensi Blockchain di Indonesia Bakal Dibahas di Gelaran BlockJakarta 2020

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Konferensi internasional Blockchain, Blockjakarta kembali digelar pada tahun ini. Kali ini mengambil tema “Blockjakarta Indonesia’s Capability Conference”. Para pembicara akan membahas blockchain yang saat ini sedang berkembang, termasuk tentang membahas potensi blockchain di Indonesia dan Pandemi Corona. PT BESTPROFIT
Acara tersebut akan digelar Kamis 11 Juni 2020 mendatang, menghadirkan beberapa tokoh blockchain dari seluruh dunia termasuk Indonesia. BEST PROFIT
Blockjakarta akan membahas tuntas tentang persoalan blockchain terkini. Acara tersebut akan diikuti oleh 750 peserta. Blockjakarta digelar secara virtual melalui internet secara live. BESTPROFIT
Acara itu digelar Blackarrow Conferences dan berkolaborasi bersama Indodax selaku sponsor utama. Indodax sendiri adalah salah satu startup Indonesia yang banyak mengembangkan misi edukasi Blockchain sejak 6 tahun silam. PT BESTPROFIT FUTURES
CEO Blackarrow Conferences Sarfraz Patel mengatakan, pada masa wabah COVID 19 ini dapat menghadirkan tantangan bagi industri blockchain dalam jangka pendek. Namun, pandemi tersebut juga membuka peluang baru di jangka menengah dan jangka panjang. BPF
“Blockchain dapat memainkan peran penting dalam mempercepat inisiatif transformasi digital pasca-krisis dan menyelesaikan masalah-masalah yang disorot dalam sistem saat ini,” katanya, ditulis Rabu (10/6/2020). PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
Blockchain dapat sangat berguna dalam manajemen rantai pasokan, pelacakan kontak, manajemen bencana, Asuransi dan banyak lagi. Konferensi Digital BlockJakarta ini akan menjelaskan tentang perkembangan blockchain ini ditambah ekonomi blockchain dalam pandemi yang sedang berlangsung.
Adapun beberapa pembicara, antara lain:
  • Oscar Darmawan, CEO Indodax
  • Muhammad Neil El Himam, Director for Applications of Governeance of Digital Economy, Misitry of Tourisme and Creative Economy
  • Col. Arwin Sumari, Sr Officer, Comm & Electronics IDAF, Defend University
  • Dharmayugo Hermansyah, Head of The Center for Domestic Trade Studies Trade Research and Development Agency, Ministry of Trade
  • Roger Ver, Executive Chairman Bitcoin.com
  • Miko Matsumura Co Founder Evercoin
  • Naseem Naqvi, President The British Blockchain Association
  • Dan pembicara lainnya.
Salah seorang pembicara, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, ini merupakan konferensi virtual pertama yang membahas tuntas tentang blockchain.
Sebagai pemateri, Oscar akan menjelaskan tentang pengembangan blockchain menjadi sorotan karena banyak perusahaan yang mulai menerapkan hal ini.
“Ini merupakan konferensi blockchain yang digelar secara virtual pertama kali. Dengan narasumber yang kredibel, dari pengembang blockchain di seluruh dunia. Ada banyak topik yang akan dibahas. Seluruhnya akan dibahas secara mendalam,” kata Oscar Darmawan.
Salah satu penggunaan sistem blockchain yang dikenal masyarakat luas adalah aset kripto. Bitcoin merupakan aset kripto yang paling populer. Hingga pertengahan tahun ini, harga bitcoin tercatat meningkat.
Jika dilihat dari Maret 2020, harga bitcoin melonjak drastis hingga lebih dali dua kali lipat. Maret lalu, harga bitcoin sempat menyentuh Rp 65 juta. Hingga Senin malam (8/6/2020), sekitar pukul 20.00 WIB, harga bitcoin mencapai Rp 135 juta.
“Bitcoin sudah terbukti sebagai aset safe haven. Saat pandemi corona di awal tahun hingga pertengahan tahun ini, harganya justru meningkat. Di sisi lain, produk investasi lain tidak tahan terpapar COVID-19,” katanya.
Dalam acara ini, sebagai pembicara pertama, Oscar Darmawan akan menyampaikan tentang bitcoin sebagai aset safe haven secara lengkap. Selain itu, dia juga akan membahas bagaimana prediksi harga ke depan.


Sumber : suara.com

Tuesday, June 9, 2020

Cadangan Devisa Hingga Akhir Mei 2020 Tercatat 130,5 Miliar Dolar AS

Cadangan Devisa Hingga Akhir Mei 2020 Tercatat 130,5 Miliar Dolar AS

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar 130,5 miliar dolar AS. PT BESTPROFIT
"Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi akhir April 2020 sebesar 127,9 miliar dolar AS," sebut pengumuman BI, Senin (8/6/2020). BEST PROFIT
BI menerangkan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BESTPROFIT
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. PT BESTPROFIT FUTURES
Peningkatan cadangan devisa pada Mei 2020 terutama dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri Pemerintah dan penempatan valas perbankan di Bank Indonesia. BPF
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE


Sumber : suara.com

Monday, June 8, 2020

Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat ke Level Rp 13.700 per Dolar AS

Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat ke Level Rp 13.700 per Dolar AS

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini masih bisa menundukkan dolar AS. PT BESTPROFIT
Menurut pengamatannya, kemungkinan sentimen positif masih akan mendorong penguatan aset-aset berisiko. Sentimen positif itu didorong dari data tenaga kerja AS, Non-Farm Payrolls dan tingkat pengangguran bulan Mei, yang dirilis Jumat malam, yang hasilnya di luar dugaan lebih bagus dari proyeksi, menjadi faktor pemicu baru pembelian aset-aset berisiko. BEST PROFIT
Data tenaga kerja AS yang lebih baik ini, lanjutnya, karena kebijakan AS yang sudah mulai membuka perekonomiannya meskipun masih terkena wabah. Pasar pun masih berekspektasi positif terhadap upaya pembukaan ekonomi di negara-negara pandemi yang lain. BESTPROFIT
Di sisi lain, belum terjadinya ekskalasi ketegangan AS dan China kembali yang berpotensi juga membantu sentimen positif hari ini. PT BESTPROFIT FUTURES
"Rupiah kemungkinan masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif tersebut. Potensi menuju level support di Rp 13.700 dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.000," kata Ariston dalam riset hariannya, Senin (8/6/2020). BPF
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat pekan kemarin (5/6/2020) berada di level Rp 13.877 per dolar AS. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
Level itu menguat bil dibanding pergerakan Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.095 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 14.100 per dolar AS.
Posisi itu menguat bila dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.165 per dolar AS.

Sumber : suara.com

Friday, June 5, 2020

Lagi! Erick Thohir Rombak Komisaris dan Direksi 2 BUMN, Ini Daftarnya

Lagi! Erick Thohir Rombak Komisaris dan Direksi 2 BUMN, Ini Daftarnya

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali merombak jajaran komisaris dan direksi dua BUMN Karya. Kali ini PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI). PT BESTPROFIT
Perombakan jajaran komisaris dan direksi itu sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kedua perseroan. BEST PROFIT
Dalam hasil RUPST itu, Erick menggeser Lukman Hidayat dari kursi Direktur Utama yang digantikan oleh Novel Arsjad Novel sebelumnya menjabat Direktur Human Capital dan Pengembangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. BESTPROFIT
Dalam RUPST tersebut juga memutuskan, Andi Gani Nena Wea terpilih kembali menjadi presiden komisaris. Ini merupakan periode keduanya menempati posisi tersebut. PT BESTPROFIT FUTURES
"Saya bersyukur atas amanah yang diberikan pada saya. Apalagi ini untuk kedua kalinya," ujar Andi Gani dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/6/2020). PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE
Sementara, Erick Thohir juga menggeser Budi Harto dari kursi Dirut Adhi Karya dan diduduki oleh Entus Asnawi Mukhson yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan. BPF
Selain itu dalam RUPST, pemegang saham juga mennyetujui penggeseran kursi Komisaris Utama dari Fajroel Rachman menjadi Dodi Usoho Hargo.
Berikut susunan jajaran komisari dan direksi PTPP dan Adhi Karya
PTPP
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/independen: Andi Gani Nena Wea
Komisaris: Sumardi
Komisaris: Ernadhi Sudarmanto
Komisaris: Hady Rahardian
Komisaris: Loso Judijanto
Komisaris Independen: Noor Rochmad

Direksi
Direktur Utama: Novel Arsjad
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Agus Purbianto
Direktur Strategi Korporasi dan Human Capital Management: Yulari Pramuraharjo
Direktur Operasi I: Anton Satyo Hendriatmo
Direktur Operasi ll: Mohamad Toha Fauzi
Direktur Operasi lll: Eddy Herman Harun

Adhi Karya
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Dodi Usoho Hargo
Komisaris: Cahyo R. Muzhar
Komisaris: Yustinus Prastowo
Komisaris: Widiarto
Komisaris Independen: Hironimus Hilapok
Komisaris Independen: Abdul Muni

Direksi
Direktur Utama: Entus Asnawi Mukhson
Direktur Operasi 1: Suko Widigdo
Direktur Operasi 2: Pundjung Setya Brata
Direktur Keuangan: A.A G. Agung Darmawan
Direktur SDM: Agus Karianto
Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan: Partha Sarathi



Sumber : suara.com