Wednesday, September 8, 2021

Nah Lo! Iran hingga Turki Mulai Serang Taliban, Ada Apa?

 Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul) Foto: AP/Rahmat Gul

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Taliban mendapat 'serangan' dari dua negara Muslim. Kedua negara tersebut mengkritik tindakan Taliban, meski dalam dua konteks yang berbeda. 

PT BESTPROFIT

Turki memberi pernyataan mengejutkan soal Taliban di Afghanistan kemarin. Dalam komentar terbarunya, negeri Presiden Recep Tayyip Erdogan itu meminta dunia tak terburu-buru mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.



Dalam sebuah wawancara, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyuarakan kehati-hatian tentang hubungan Turki dan kelompok Islam fundamentalis itu. Dirinya pun meminta pemerintahan baru Afghanistan bersifat inklusif, menambahkan pentingnya perempuan dan kelompok etnis lain diberikan jabatan menteri. BEST PROFIT


"Ini adalah saran kami ke seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional.""Tidak perlu terburu-buru," katanya, dikutip dari AFP, Selasa (7/8/2021).

Turki sendiri sedang mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Kabul soal operasi bandara internasional di ibu kota itu. Tidak jelas apakah pernyataan itu muncul terkait dengan pembicaraan keduanya.

Namun, Turki menegaskan akan bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat (AS) jika bandara resmi dioperasikan. Syarat lain pun diberikan, termasuk pembukaan bandara untuk penerbangan regular, khususnya untuk misi kemanusiaan, evakuasi warga sipil yang masih terdampar dan membangun misi diplomatik.

"Dalam pandangan saya, pasukan Taliban atau Afghanistan dapat memastikan keamanan di luar bandara," katanya. BESTPROFIT


Sementara itu, Iran mengecam keras Taliban, Senin (6/9/2021). Ini terjadi pasca "Tapi di dalam, bisa jadi ada perusahaan keamanan yang dipercaya masyarakat internasional atau semua perusahaan lain."

readyviewed serangan militer kelompok itu ke Lembah Panjshir, Afghanistan, Minggu (5/9/2021).

Lembah Panjshir, adalah satu-satunya dari 34 provinsi di Afghanistan yang tetap di luar kendali Taliban. Kelompok yang juga menamai dirinya dengan Imarah Islam itu mengambil alih pemerintahan Afghanistan sejak 15 Februari. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

"Berita yang datang dari Panjshir, benar-benar mengkhawatirkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.

"Serangan itu sangat terkutuk."

Ini merupakan kritikan pertama Iran ke Taliban. Iran sendiri didominasi Muslim Syiah sedangkan Taliban Sunni.

"Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa itu diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan," kata Khatibzadeh.

"Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional, dan komitmen mereka ... Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga."

Baku tembak disebut terjadi antara Taliban dan pasukan di Lembah Panjshir, Front Perlawanan Nasional (NRFA). Namun dalam updatenya terakhir, Taliban mengklaim menguasai wilayah itu sepenuhnya meski NRFA mengaku masih memiliki pasukan yang siap menyerang.

Iran sendiri berbatasan 900 kilometer dengan Afghanistan. Negeri itu sudah menjadi rumah bagi 3,5 juta pengungsi Afghanistan dan khawatir akan adanya gelombang baru.

Jakarta, CNBC Indonesia

Tuesday, September 7, 2021

Ngeri! Ribuan Orang Positif Covid Beredar di Mal Cs

 Pengunjung melakukan scanning sebelum masuk mall di Metropolitan Mall Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Pengunjung melakukan scanning sebelum masuk mall di Metropolitan Mall Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI- Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) per level di wilayah Jawa-Bali. Perpanjangan PPKM dilakukan hingga 13 September 2021. 

PT BESTPROFIT

Keputusan tersebut ditetapkan berdasarkan evaluasi yang dilakukan pemerintah, terhitung sejak tanggal 30 Agustus hingga 6 September 2021. Dalam satu minggu terakhir, penerapan PPKM terbilang sukses menekan angka Covid-19.

Namun, dari hasil evaluasi penerapan aplikasi PeduliLindungi di enam sektor kehidupan masyarakat, pemerintah menemukan fakta bahwa masih ada masyarakat yang berkeliaran kendati terkonfirmasi positif Covid-19. BEST PROFIT



"Kita berhasil menjaring kasus hitam [positif Covid-19 & kontak erat] 1.625 kasus," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.

"Dari mereka yang tidak diketahui sebelumnya atau sudah diketahui sebelumnya menderita Covid-19 atau kontak erat tetapi mereka masih berkeliaran di jalan," katanya.

Adapun enam sektor yang mewajibkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi yakni perdagangan, transportasi, pariwisata, kantor/pabrik, keagamaan, dan pendidikan. Mayoritas kasus hitam yang ditemukan, berada di sektor perdagangan. BESTPROFIT


"Itu terutama disebabkan karena mereka terdeteksi di sektor perdagangan terutama ketika akan masuk mal [1.464]," lanjutnya.

Maka dari itu, Dante memandang, penting sekali proteksi dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Tujuannya adalah untuk menjaga masyarakat tidak terlibat kontak erat dengan mereka yang berpotensi membawa virus corona itu.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan total masyarakat yang melakukan skrining dengan menggunakan Peduli Lindungi telah mencapai 20,9 juta orang.

"Dari total 20,9 juta orang tersebut, terdapat 761 ribu orang yang masuk kategori merah, tidak diperkenankan masuk/melakukan aktivitas ditempat publik oleh sistem," katanya. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

"Dan juga terdapat 1.603 orang dengan status positif dan kontak erat mencoba untuk melakukan aktivitas publik," jelasnya

Menurut Luhut, pemerintah akan menindak orang yang masuk dalam kriteria hitam peduli lindungi yang masih berusaha melakukan aktivitas di area publik dengan membawa mereka ke dalam isolasi terpusat.

"Hal ini dilakukan untuk sama-sama menjaga dan melindungi kita semua," ujarnya.

Sumber : Jakarta, CNBC Indonesia 

Monday, September 6, 2021

Malaysia Heran Kasus Covid-19 di RI Merosot, Ini Penyebabnya?

 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/7/2021). Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri menjadi salah satu kelompok paling rentan masuk di lingkaran pandemi Covid-19. Para pekerja migran sebelumnya sudah melalui serangkaian prosedur prokol kesehatan serta terkonfirmasi negatif covid-19. Setibanya di Indonesia mereka pun harus mengikuti prosedur yang ada di bagian kedatangan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta. Sebanyak 63 pekerja migran dibawa ke RSD. Wisma Atlet, Kemayoran untuk menjalani karantina selama delapan hari. Setelah itu mereka dapat pulang ke daerah asalnya masing-masing. Para pekerja migran berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTB, Sumut, Lampung dan Bali.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/7/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Malaysia masih ganas. Ini membuat Negeri Harimau Malaya bertanya-tanya, mengapa Indonesia sepertinya mampu 'menjinakkan' pandemi dalam waktu yang relatif singkat?

Per 5 September 2021, jumlah pasien positif corona di Malaysia tercatat 1.844.835 orang. Bertambah 20.396 orang dari hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, total pasien positif bertambah 138.746 orang. P

PT BESTPROFIT

Sementara di Indonesia, pasien positif corona pada 5 September 2021 bertambah 5.403 orang. Ini adalah yang terendah sejak 3 Juni 2021. Selama seminggu terakhir, jumlah pasien positif bertambah 55.189 orang. Tidak sampai separuh dari Malaysia.


coronaSumber: Refinitiv


Padahal Malaysia sudah cukup lama memberlakukan pengetatan pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Di sana namanya adalah Perintah Kawalan Pergerakan Kerajaan Malaysia atau Movement Control Order (MCO). BEST PROFIT

Pada Maret 2021, pemerintah Malaysia sempat melonggarkan MCO di wilayah Selangor, Johor, Penang, dan Kuala Lumpur. MCO dilonggarkan menjadi Conditional Movement Control Order (CMCO) seiring kasus yang melandai dan vaksinasi anti-virus corona yang semakin cepat. BESTPROFIT



Namun pada pertengahan April 2021, peta permainan berubah. Berbagai daerah mulai kembali memperketat MCO dan puncaknya Perdana Menteri (kala itu) Muhyiddin Yassin mengumumkan MCO ketat alias karantina wilayah (lockdown) skala nasional pada 28 Mei 2021. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Indonesia sebenarnya juga melakukan hal serupa yaitu mengetatkan pembatasan sosial. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan Indonesia menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali mulai 3 Juli 2021. Berbagai daerah di luar Jawa-Bali kemudian menyusul menerapkan PPKM Darurat.

Memasuki Agustus 2021, Indonesia mulai melonggarkan PPKM. Kini readyviewed PPKM diubah berjenjang, Level 4 paling ketat dan Level 1 paling longgar.

"Untuk wilayah Jawa Bali terdapat penambahan wilayah aglo merasi yang masuk ke Level 3 yakni Malang Raya dan Solo Raya sehingga wilayah yang masuk ke dalam Level 3 pada penerapan minggu ini adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, dan Surabaya Raya, Malang Raya, dan Solo Raya. Untuk Semarang Raya berhasil turun ke Level 2.

"Sehingga secara keseluruhan di Jawa-Bali ada perkembangan yang cukup baik. Level 4 dari 51 kabupaten kota menjadi 25 kabupaten kota. Level 3 dari 67 kabupaten kabupaten kota menjadi 76 kabupaten kota. Level 2 dari 10 kabupaten kota menjadi 27 kabupaten kota," terang Presiden Jokowi, pekan lalu.

Submer : Jakarta, CNBC Indonesia

Friday, September 3, 2021

Bukan Kompeni, Ini VOC Sang Penjajah Baru RI yang Kejam!

 Potret China saat Diserang Varian Delta Covid-19 (Tangkapan layar AP Video) Foto: Potret China saat Diserang Varian Delta Covid-19 (Tangkapan layar AP Video)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Dinamika varian virus COVID-19 telah menjadi tantangan selama hampir 2 tahun berjalannya pandemi. Bahkan, adanya varian-varian baru COVID-19 dikhawatirkan berpotensi menurunkan efektifitas vaksin yang digunakan.

Terkait hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak khawatir. Termasuk terhadap jenis vaksin yang tengah digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia saat ini. Karena WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dalam membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi diatas 50 persen. 

PT BESTPROFIT

"Sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi. Bahkan baiknya bisa melebihi 70% dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan di Graha BNPB, Kamis (2/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.


Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi seperti pemberian vaksin dosis penuh. Hal ini, karena setelah pemberian dosis pertama, kekebalan akan turun dan perlu diberikan booster atau dosis kedua agar kekebalan terbentuk optimal dan bertahan dalam waktu lebih panjang.

Wiku menegaskan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang disuntikkan ke masyarakat telah melewati proses yang tidak sederhana untuk memastikan kualitas dan keamanan vaksin terjamin.

Juga, proses pemantauan mutu vaksin dalam membentuk kekebalan bersifat berkelanjutan dan tidak hanya berhenti pada pengujian laboratorium atau uji netralisasi saja. Juga diteruskan kepada pemantauan di dalam tubuh dengan skala komunitas atau masyarakat. BEST PROFIT



Soal dinamika varian yang ada, WHO sendiri telah membagi hasil mutasi COVID-19 menjadi 2 jenis, yaitu varian of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian, dan varian of interest (VOI) atau varian yang diamati.

Yang perlu diwaspadai ialah VOC. Karena terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular atau infeksius daripada virus original atau aslinya yang pertama di Wuhan China 2019. BESTPROFIT


Di Indonesia, berdasarkan hasil sequence terhadap 2.321 sampel, menemukan 3 dari 4 jenis VOC yaitu Alfa, Beta dan Delta. Adanya varian ini berpotensi menurunkan angka efikasi vaksin yang digunakan. Karena, vaksin yang ada saat ini, umumnya menggunakan virus original.

Meski demikian, Wiku meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap 5 jenis vaksin yang telah digunakan Indonesia diantaranya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer.

Vaksin yang telah disuntikkan masih tetap memberi kemampuan kekebalan yang tergolong baik atau mampu baik berdasarkan hasil uji laboratorium atau pengujian di populasi terhadap varian baru secara global, khususnya VOC. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF


Meski demikian, mengandalkan vaksin sebagai solusi tunggal di tengah dinamika varian COVID-19, tidak disarankan. Karena, sampai hari ini, kenaikan kasus masih terlihat bahkan di negara- negara yang telah melakukan vaksinasi diatas 60% seperti Israel dan Islandia.
Sumber : Jakarta, CNBC Indonesia
Upaya penanganan pandemi dengan vaksinasi harus dibarengi dengan proteksi paling ideal yaitu menjalankan disiplin protokol kesehatan secara sempurna, telah divaksin dosis penuh dan menjalankan upaya 3T secara antisipatif.