Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti meyakini pelemahan rupiah yang sempat menembus level Rp 16.400/US$ lebih disebabkan oleh sentimen mengenai pengelolaan fiskal. Dia mengatakan secara fundamental, ekonomi Indonesia baik-baik saja.
"Pencapaian ekonomi kita saat ini relatif cukup nyaman untuk market," kata Destry dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Senin, (24/6/2024).
Namun, dia mengatakan beberapa waktu lalu memang ada sebuah pemberitaan mengenai pengelolaan fiskal yang membuat pasar gundah. Dia mengatakan kabar itulah yang kemudian menimbulkan persepsi hingga membuat investor tak nyaman.
"Seperti yang disampaikan Pak Gubernur BI, ada satu persepsi soal fiskal," kata dia.
Destry merasa bersyukur karena kesalahpahaman mengenai masa depan pengelolaan fiskal itu sudah diluruskan oleh pemerintah melalui konferensi pers. Konferensi pers tersebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan anggota tim transisi Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono.
"Dampaknya kita lihat cukup signifikan, market lebih quiet dan rupiah hari ini menguat," kata Destry.
Destry meyakini kondisi fundamental ekonomi Indonesia sebenarnya dalam kondisi baik. Dia bilang pemerintah dan otoritas keuangan perlu meluruskan persepsi pasar yang salah terhadap perekonomian Indonesia.
"Tinggal sekarang persepsi yang muncul di market perlu kita luruskan dan ini tugas BI dan Kementerian lembaga dan kami mohon dukungan dari DPR," ujarnya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat setelah beberapa hari ini terus mengalami pelemahan hingga menembus level Rp 16.400/US$. Rupiah ditutup menguat 0,3% di angka Rp16.390/US$ pada, Senin (24/6/2024). Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh titik terlemahnya yakni di level Rp16.470/US$.
Sementara itu, DXY pada pukul 15:00 WIB turun ke angka 105,67 atau sebesar 0,12. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di angka 105,79.
Pagi tadi, Airlangga, Sri Mulyani dan Thomas Djiwandono menggelar konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Dalam konferensi pers itu, Sri Mulyani menegaskan bahwa komunikasi antara pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan tim sinkronisasi Presiden terpilih Prabowo Subianto berjalan baik.
Dia memastikan program unggulan Prabowo seperti makan bergizi gratis sudah masuk dalam rancangan APBN 2025 dan tidak akan membuat defisit APBN membengkak. Sementara itu, Thomas Djiwandono juga memastikan pemerintah presiden terpilih akan patuh terhadap batasan defisit dalam APBN dan berkomitmen melanjutkan pengelolaan fiskal dengan disiplin.
No comments:
Post a Comment