Friday, March 3, 2023

Jreeeng! Aturan DHE BI Bakal Bikin Geger Bank di Singapura

 Gedung BI Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

  • Neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus 33 bulan beruntun, nilainya mencapai US$ 113 miliar. Tetapi devisa hasil ekspor tersebut tidak berada di dalam negeri.
  • Bank Indonesia resmi meluncurkan instrumen operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor, dengan suku bunga yang lebih tinggi ketimbang di Singapura.
  • Kebijakan ini diharapkan mampu menarik devisa hasil ekspor yang ditempatkan di luar negeri, dan menjaga stabilitas rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) sudah resmi meluncurkan instrumen operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE). Aturan yang banyak dinanti para pelaku pasar ini diharapkan mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Isu DHE para eksportir yang tidak ditempatkan di dalam negeri terus bergulir sejak tahun lalu. Pasalnya neraca perdagangan mencatat surplus berbulan-bulan, tetapi cadangan devisa justru menurun.

Singapura ditengarai menjadi tempat eksportir menempatkan valas mereka, sebab suku bunga deposito yang lebih tinggi dari di dalam negeri.

Kini harapan DHE bisa ditarik ke dalam negeri cukup besar melihat suku bunga yang ditawarkan BI lebih tinggi dari Singapura.

Berdasarkan data dari Bahana Sekuritas suku bunga deposito valas yang diberikan BI berkisar antara 4,6% - 5,2% dengan tenor satu sampai enam bulan. Suku bunga tersebut lebih tinggi dari yang diberikan perbankan Singapura di kisaran 4,12% - 4,68%.


Dilihat sekilas kondisi kini berbalik, perbankan di Singapura terlihat perlu menaikkan suku bunga agar bisa mempertahankan deposito valas mereka.

Namun pada kenyataannya suku bunga yang diberikan perbankan Singapura saat ini bisa jadi lebih tinggi dari kisaran itu, tidak menutup kemungkinan sama dengan yang diberikan BI atau bisa saja lebih tinggi lagi. Sebab semakin tinggi nilai deposito pemilik dana tentunya bisa menegosiasikan bunga yang ingin diterima. Selain itu semakin panjang tenornya, maka suku bunga yang didapat juga semakin tinggi.

Hal ini sebenarnya juga diterapkan BI. Dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2023 Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan jika eksportir memarkirkan valasnya hanya satu bulan, maka suku bunga yang akan didapatkan tidak akan setinggi dengan eksportir yang memarkirkan selama tiga bulan, begitu pun seterusnya.

Suku bunga yang tinggi juga akan diberikan dengan melihat berapa nilai atau jumlah DHE yang disimpan pada rekening khusus bank di Indonesia

Berdasarkan data dari Bahana Sekuritas, deposito senilai US$ 1 juta - US$ 5 juta dengan tenor 6 bulan BI memberikan bunga sebesar 5,1%, kemudian US$ 5 juta - US$ 10 juta bunganya 5,15%, dan di atas US$ 10 juta sebesar 5,2%.

Artinya perbankan di Singapura tentunya juga melakukan hal yang sama, bahkan dengan jumlah simpanan yang lebih kecil dengan tenor yang lebih panjang.

CIMB Singapura misalnya, untuk deposito valas senilai US$ 250 ribu diberikan bunga sebesar 4,45% untuk tenor enam bulan. Sementara tenor 12 bulan bunganya sebesar 4,75%, berdasarkan data dari situs resmi CIMB Singapura. Ada kemungkinan, nilai depositonya jutaan dolar AS, suku bunganya bisa lebih tinggi lagi melalui proses negosiasi.

Nilai DHE Indonesia sangat jumbo jika dilihat dari neraca perdagangan yang sudah mencatat surplus 33 bulan beruntun. Total nilai surplus selama periode tersebut mencapai US$ 113,2 miliar, berdasarkan data Refinitiv.

Sayangnya, DHE tersebut banyak ditempatkan di luar negeri, terlihat dari cadangan devisa Indonesia yang menurun pada tahun lalu.

Persaingan memperebutkan devisa sendiri tersebut kini tidak hanya datang dari negara tetangga, tetapi juga dari Barat. Imbal hasil obligasi AS (Treasury) melesat sangat tajam.

Imbal hasil Treasury tenor 6 bulan saat ini berada di kisaran 5,15%, hampir sama dengan suku bunga yang diberikan BI. Dengan bank sentral AS (The Fed) yang diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga dengan agresif, imbal hasil tersebut tentunya bisa semakin tinggi lagi, yang tentunya menjadi lebih menarik.

Bagaimana pun juga valas tersebut merupakan milik para eksportir. Suku bunga atau imbal hasil yang lebih tinggi tentunya menjadi salah satu pertimbangan menempatkan valas tersebut. BI sudah memberikan suku bunga yang kompetitif, kini tinggal melihat jiwa nasionalis dari para eksportir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

No comments:

Post a Comment