Wednesday, September 25, 2024

Kena Aksi Profit Taking, Saham Bank Raksasa RI Berjatuhan

 

Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan raksasa terpantau berjatuhan pada perdagangan sesi I Rabu (25/9/2024) dan turut membebani pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.

Per pukul 10:08 WIB, kelima saham bank raksasa ambles, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi yang paling parah koreksinya yakni mencapai 5,88% ke posisi Rp 5.200/unit.Bahkan, saham BBRI juga menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 28,7 indeks poin.

Sedangkan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi yang paling minor koreksinya pada sesi I hari ini, yakni merosot 1,93% menjadi Rp 3.050/unit.

Berikut pergerakan saham bank raksasa pada sesi I hari ini.

Tampaknya, pelaku pasar mulai meralisasikan keuntungannya di saham perbankan raksasa pada hari ini, setelah beberapa hari terakhir mengalami kenaikan karena euforia pasar terkait pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve/The Fed).

Sebagai contoh saham BBRI, di mana dalam sebulan terakhir saja sudah melesat 1,45%. Bahkan sejak awal September, BBRI berhasil pulih dari zona koreksi dan mampu kembali ke level psikologis Rp 5.000 per lembar saham.

Sebelumnya, saham perbankan makin bergairah setelah dipangkasnya suku bunga acuan BI dan The Fed. Pasalnya, dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dapat mendorong daya beli masyarakat, meningkatkan konsumsi sehingga bisa mendorong kredit dan meningkatkan ketertarikan investor atas aset yang lebih berisiko seperti saham.

BI pada pekan lalu memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00%. Bahkan, BI kedepan masih berpotensi memangkas suku bunga acuannya jika kondisi ekonomi dan rupiah semakin membaik.

Begitu juga dengan The Fed, di mana suku bunga acuannya resmi dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,75%-5%. The Fed juga diprediksi masih akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan berikutnya, dengan catatan inflasi dan tenaga kerja semakin mendingin.

CNBC Indonesia Research

No comments:

Post a Comment