Monday, November 7, 2022

Kalau Rupiah Tak Menguat, Itu Namanya Keterlaluan!

 Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia) Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah merosot 1,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan lalu ke Rp 15.735/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020 lalu.

Di awal pekan ini, rupiah punya peluang besar untuk menguat. Sebab, indeks dolar AS jeblok hingga 1,8% pada perdagangan Jumat (4/111/2022) pekan lalu ke 110.88. Rupiah pun berpeluang menguat lebih jauh di pekan ini, sebab ada rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia hari ini.

Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,7% pada kuartal III, sementara Bank Indonesia (BI) meyakini PDB akan mencetak pertumbuhan 5,5% pada kuartal tersebut. Hasil polling dari Reuters bahkan lebih tinggi lagi, sebesar 5,89%.

Selain data PDB, ada juga rilis data cadangan devisa dari dalam negeri.

Sementara itu indeks dolar AS jeblok setelah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran bulan Oktober naik menjadi 3,7% dari bulan sebelumnya 3,5%.

Kenaikan tersebut menguatkan lagi harapan bank sentral AS (The Fed) akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).

MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya.

Rupiah kini sudah berada di atas Rp 15.450/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%. Level tersebut bisa menjadi 'gerbang keterpurukan' bagi rupiah, selama tertahan di atasnya. Terbukti, rupiah terus tertekan setelah menembus level tersebut.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 32,5% tersebut rupiah berisiko terpuruk semakin jauh, menuju Rp 16.000/US$ atau di kisaran Rp 15.900/US$ yang merupakan FIb. Retracement 23,6%.

Resisten berada di kisaran Rp 15.760/US$ hingga Rp 15.800/US$, yang bisa menahan pelemahan rupiah pekan ini.

Tetapi jika ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah dalam hitungan hari bisa menyentuh lagi Rp 16.000/US$.

Indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought), juga memberikan peluang penguatan.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Selama tertahan di bawah resisten Rp 15.760/US$ hingga Rp 15.800/US$, ada peluang rupiah menguat ke kisaran Rp 15.600/US$ pekan ini. Ke depannya tidak menutup kemungkinan bisa ke Rp 15.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Friday, November 4, 2022

Intelijen Pertahanan AS Bakal Publikasikan Laporan Terbaru UFO

 Ikustrasi benda terbang tak dikenal (UFO).

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  – Intelijen pertahanan AS bakal mempublikasikan laporan terbaru UFO atau yang kini diganti namanya dalam bahasa resmi pemerintah sebagai "fenomena udara tak dikenal". Diharapkan laporan itu akan dipublikasikan dalam beberapa hari mendatang.

Tapi para penggemar UFO yang berharap pemerintah menilai salah satu dari ratusan penampakan adalah kunjungan pesawat luar angkasa, kemungkinan akan kecewa. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Insiden terbaru yang sedang ditinjau dikaitkan dengan campuran pengawasan asing, termasuk penerbangan drone yang relatif biasa, dan kekacauan di udara seperti balon cuaca, The New York Times melaporkan pekan lalu, mengutip pejabat AS yang mengetahui analisis rahasia yang akan dikirim ke Kongres. pada hari Senin. BESTPROFIT


Banyak dari kumpulan fenomena udara yang tidak dapat dijelaskan yang lebih tua, atau UAP, masih secara resmi dikategorikan sebagai tidak dapat dijelaskan, dengan analisis data yang terlalu sedikit untuk menarik kesimpulan, kata Times.

"Tidak ada penjelasan tunggal yang membahas sebagian besar laporan UAP," kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Sue Gough dalam sebuah pernyataan minggu ini.

"Kami mengumpulkan data sebanyak yang kami bisa, mengikuti data ke mana arahnya, dan akan membagikan temuan kami bila memungkinkan." PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Dia mengatakan, pemerintah AS harus berhati-hati untuk menghindari mengungkapkan kepada musuh asing "informasi sensitif" tentang apa yang diketahui intelijen Amerika tentang operasi pengawasan mereka, dan bagaimana informasi itu diketahui.

Masih harus dilihat apa yang dikatakan laporan UAP, jika ada, tentang apakah salah satu fenomena itu mungkin berasal dari alien atau bahkan semacam pesawat mata-mata hipersonik yang sangat canggih yang diterbangkan oleh musuh asing.
Seorang juru bicara Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI), badan yang bertanggung jawab untuk menyerahkan penilaian UAP ke Capitol Hill, menolak mengomentari isi laporan tersebut.

Kantor intelijen melakukan analisisnya bersama dengan biro Pentagon yang baru dibuat yang dikenal sebagai AARO, kependekan dari Kantor Penyelesaian Anomali Semua Domain secara samar.

Laporan UAP pertahanan-intelijen pertama ke Kongres pada Juni 2021 melihat 144 penampakan oleh penerbang militer AS sejak 2004, kebanyakan dari mereka didokumentasikan dengan beberapa instrumen.

Studi itu mengaitkan satu insiden dengan balon besar yang mengempis, tetapi menemukan sisanya berada di luar kemampuan pemerintah untuk menjelaskan tanpa analisis lebih lanjut.

Pejabat intelijen pertahanan senior bersaksi kepada Kongres pada Mei tahun ini bahwa jumlah UAP yang secara resmi dikatalogkan oleh satuan tugas baru Pentagon telah bertambah menjadi 400.

Washington, Beritasatu.com

Thursday, November 3, 2022

Simak Spesifikasi Lengkap Wuling Almaz Hybrid, Berminat?

 Wuling Almaz Hybrid.

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  – Wuling Motors Indonesia (Wuling) resmi meluncurkan kendaraan hybrid pertamanya di Indonesia, Almaz Hybrid. Medium SUV ramah lingkungan ini dibanderol Rp 470 juta on the road (OTR) Jakarta.

Brand and Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani menyampaikan, Wuling Almaz Hybrid telah menghadirkan banyak inovasi, mulai advanced driver assistance system (ADAS), internet of vehicle (IoV), dan Wuling Indonesian command (WIND). PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

“Almaz Hybrid merupakan perpaduan dari performa yang bertenaga, fuel efficiency, dan mobilitas ramah lingkungan,” kata Dian Asmahani dalam acara peluncuran Wuling Almaz Hybrid di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Kamis (3/11/2022). BESTPROFIT


Dian menjelaskan, Wuling dibekali dengan mesin bensin berkonfigurasi 4-silinder yang berkubikasi 2.000 cc. Mesin tersebut menghasilkan daya maksimal 123 hp dan torsi sebesar 168 Nm. Selain itu, terdapat juga motor listrik yang berkompetensi memproduksi tenaga 174 hp dan torsi 320 Nm. Tidak ketinggalan, ada juga ternary lithium baterai berkapasitas 1.8 kWh. Dalam rangka menghantarkan kompentensi tersebut ke roda depan, Wuling mengandalkan dedicated hybrid transmission (DHT) yang dikhususkan untuk Almaz Hybrid. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

Wuling Almaz Hybrid mengaplikasikan multi-mode hybrid performance yang terdiri dari EV mode, series hybrid, dan hybrid parallel. Dian menjelaskan, pada EV mode, roda digerakkan oleh motor listrik yang mengambil energi listrik dari baterai ternary lithium. Sementara dalam mode series hybrid, roda tetap digerakkan oleh motor listrik, tetapi mesin bensin beroperasi mengisi daya listrik pada baterai melalui motor generator. Performa maksimal dihasilkan pada mode hybrid parallel di mana mesin bensin dan motor listrik beroperasi untuk menghasilkan daya penggerak roda secara bersamaan. "Sistem ini bekerja secara otomatis menyesuaikan kondisi baterai, kebutuhan daya, serta kondisi jalan," jelas Dian.

Dari sisi eksterior, terlihat adanya prominent hybrid emblem yang mempertegas identitas pada bagian belakang, penggunaan 18-inch alloy wheels dengan desain baru, serta ditambahkan guratan garis biru yang menghiasi fascia SUV medium ini.

Selain itu, Almaz Hybrid mendapatkan sentuhan premium dengan nuansa warm beige leather seats di ruang kabin, konfigurasi 7-seater, panoramic sunroof, serta tampilan baru new digital TFT meter cluster pada dashboard dan tuas transmisi baru dengan desain modern pada konsol tengah.

Almaz Hybrid juga didukung fitur perintah suara pertama yang menggunakan bahasa Indonesia yaitu Wind untuk pengoperasian beragam fitur dengan kata kunci ‘Halo Wuling’. Jakarta, Beritasatu.com


Wednesday, November 2, 2022

Racikan Portofolio Ini Bikin Sandiaga Uno Makin Tajir

 Menteri Terkaya, Ini Deretan Sumber Kekayaan Sandiaga Uno! Foto: Infografis/ Menteri Terkaya, Ini Deretan Sumber Kekayaan Sandiaga Uno!/ Ilham Restu


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham hingga kuartal III 2022 sebesar Rp 7,14 triliun. Laba tersebut turun 49,25% dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,07 triliun.

Namun, secara kuartalan, pada kuartal III ini Saratoga sukses mencatat laba bersih Rp 3,8 triliun berbalik arah dari rugi bersih sebesar Rp 253 miliar pada kuartal II tahun ini. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Setidaknya terdapat tujuh investasi milik Saratoga di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam berbagai sektor. Untuk sektor komoditas, SRTG memegang 4.423.174.297 lembar saham PT Merdeka Copper Gold (MDKA) atau tingkat kepemilikan sebesar 18,34% hingga 30 September 2022.

Selain itu, SRTG juga memiliki 10% atau setara 306.666.000 emiten penyedia gas industri, PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII). Saratoga juga memegang sebanyak 14.045.425.500 saham atau 43,91% PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melalui entitas anaknya PT Adaro Strategic.

Selanjutnya, SRTG juga memiliki 2.530.083.541 saham secara langsung pada emiten otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Dengan porsi kepemilikan 56,69%, Saratoga juga merupakan pengendali saham perusahaan tersebut.

Pada sektor investasi, SRTG juga memegang saham pengendali pada PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM). Belum lama ini, perusahaan yang dulunya bernama PT Provident Agro tersebut resmi berganti pengendali. BESTPROFIT

PT BESTPROFIT FUTURES
BPF
­

Winato Kartono sendiri pernah menjabat sebagai Komisaris di entitas Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), sebelum akhirnya mengundurkan diri pada Maret 2022 lalu. Winato juga berinvestasi bersama Saratoga Investama Sedaya di TBIG.

Selanjutnya, SRTG juga memiliki investasi pada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TOWR). Kepemilikan saham Saratoga Investama pada TBIG secara tidak langsung melalui Bersama Digital Infrastructure Asia Pte Ltd sebesar 16.617.514.923 atau setara 73,34%. Saratoga juga tercatat memegang 173.913.000 atau 6,97% saham emiten konstruksi PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).

Teranyar, perusahaan rumah sakit grup Saratoga, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. atau Primaya Hospital akan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO dengan harga penawaran antara Rp 900 - Rp 950 per saham.

Jangan Kaget! Kini Ambruk, Begini Ramalan Rupiah ke Depan

 Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Dolar Amerika serikat (AS) masih begitu perkasa di dunia, hingga membuat mata uang banyak negara termasuk rupiah bertekuk lutut. Kini dolar AS masih bertengger di sekitar level Rp 15.600.

Bagaimana perkiraan ke depan?

Rupiah sebenarnya berpotensi menguat ke depan. Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto memperkirakan pada kuartal IV-2022, dolar AS berada di sekitar level Rp 14.900. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022), Myrdal menyatakan penguatan rupiah akan didukung oleh semakin kuatnya fundamental perekonomian nasional. Antara lain pemulihan ekonomi yang semakin berlanjut, terkendalinya inflasi dan surplus pada neraca perdagangan.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Irman Faiz juga memperkirakan rupiah menguat signifikan pada level 14.800-15.000 per dolar AS menuju akhir tahun.

"Kami perkirakan ada potensi penguatan mengarah ke akhir tahun d level skitar 14.800-15.000/USD," ujarnya kepada CNBC Indonesia. BESTPROFIT


Selain fundamental yang semakin membaik, menurut Irman penguatan rupiah akan terjadi apabila Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan ke level 5,25% akhir tahun ini.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto menjelaskan, untuk melihat daya tahan rupiah bisa dilihat dari dua hal. Pertama dilihat bagaimana cadangan devisa Indonesia terkuras untuk melakukan intervensi, serta implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Edi menjelaskan, pengurangan cadangan devisa tanah air masih sedikit berkurang dibandingkan dengan negara peers di Asia Tenggara. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

"Di Bulan September, penurunan cadangan devisa dilihat dari data, kita hanya menurun 1,07%. Sementara negara peers seperti Malaysia menurun 3,46%, Thailand 7,24%, Filipina 4,04%. Kita relatively penurunan cadangan devisa kita relatif terbatas," jelas Edi kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/11/2022).

BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai US$ 130,8 miliar. Realisasi ini anjlok US$ 1,4 miliar dibandingkan posisi Agustus 2022 yang sebesar US$ 132,2 miliar.

Adapun persentase pelemahan pergerakan rupiah pada September dibandingkan negara tetangga lainnya, Indonesia masih relatif terbatas.

"Rupiah melemah hanya 2,53% di September, Malaysia Ringgit sekitar 3,5%, Filipina Peso 4,35%, Thailand Baht 3,36%. Bahkan Korea Won 6,5%," jelas Edi lagi.

Di tengah situasi saat ini, Indonesia masih mendapat keberkahan dari hasil neraca perdagangan yang tercatat surplus.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,99 miliar. Surplus neraca perdagangan ini sudah berlangsung 29 kali berturut-turut sejak Mei 2020.

Edi bilang, surplus neraca perdagangan yang masih kuat tersebut menolong atau dapat menahan rupiah saat ini.

Hal kedua yang juga menggambarkan daya tahan rupiah terlihat dari implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

"So far, bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) di Kuartal II-2022 masih kuat 5,44%, eksternal balance masih positif masih sangat kuat. Juga PMI yang masih ekspansif," jelas Edi.

Peningkatan produksi dan ekspansi permintaan domestik baru mendorong naiknya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia di bulan September 2022. PMI Manufaktur di bulan tersebut tercatat sebesar 53,7, atau naik dari 51,7 di bulan Agustus lalu.

"Menurut saya, ini adalah salah satu indikator yang bisa kita lihat untuk daya tahan rupiah," kata Edi lagi.

Monday, October 31, 2022

Saham Tercuan, Taruh Rp 100 Juta Jadi Rp 207,5 Juta Seminggu!

 Market Focus: IHSG Ditutup Melemah Hingga Harga Gas Alam Anjlok 12%(CNBC Indonesia TV) Foto: Market Focus: IHSG Ditutup Melemah Hingga Harga Gas Alam Anjlok 12%(CNBC Indonesia TV)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Pada perdagangan pekan lalu ada satu saham yang melejit hingga lebih dari 100% per pekan, tepatnya 107,50%.

Jika investor menaruh uang Rp 1 juta, dalam seminggu akan berkembang menjadi Rp 2,07 juta. Sedangkan jika dirinya menginvestasikan uang Rp 10 juta, maka kenaikannya menjadi Rp 20,75 juta. Kemudian jika uang yang dialokasikannya sebesar Rp 100 juta, maka lonjakannya menjadi Rp 207,50 juta. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Ya, itu bisa didapatkan investor jika masuk ke saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ). Pada pekan sebelumnya, saham SRAJ berada di level Rp 160 per saham. Sementara pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu nilainya melonjak ke posisi Rp 332 per saham.

Di belakang saham SRAJ, ada saham PT Shield On Service Tbk (SOSS) yang naik 81,51%, atau mengalami perubahan dari Rp 292 per saham ke Rp 530 per saham di akhir pekan kemarin. Sementara di posisi ketiga saham tercuan ditempati oleh PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) yang menguat 78,57%, dari Rp 630 per saham ke level Rp 1.125 per saham.

Melengkapi lima besar, ada saham PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) yang menguat 45,32% ke level Rp 202 per saham, dari Rp 139 per saham. dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) yang naik 41,98% ke posisi Rp 115 per saham dari sebelumnya Rp 81 per saham.

Sementara di daftar 10 besar ada saham PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. (BIMA) yang naik 38,85%, PT Asiaplast Industries Tbk. (APLI) yang menguat 29,13%, PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) yang melesat 24,73%, PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) yang meroket 24,47%, dan PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang melejit 21,43%.

Jakarta, CNBC Indonesia

Thursday, October 27, 2022

Ramalan Mantan Menkeu Terbukti, Perusahaan RI Mulai 'Sakit'

 Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri. (CNBC Indonesia/Efrem Siregar) Foto: Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri. (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)


PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Awal bulan Oktober, ketika pelemahan rupiah belum terlalu dalam, ekonom senior Chatib Basri membagikan 'ramalan' terkait dengan fenomena 'strong dollar' dan pengaruhnya bagi korporasi Indonesia.

Menurutnya, fenomena keperkasaan dolar AS atau 'strong dollar' dapat menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan-perusahaan di Tanah Air yang utangnya menggunakan mata uang Negeri Paman Sam tersebut. PT BESTPROFIT

BEST PROFIT

Mantan menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut mengungkapkan fenomena strong dollar dipicu oleh tiga hal. Pertama adalah pertumbuhan ekonomi AS yang slowdown masih lebih baik jika dibandingkan Eropa.

"Orang akan selalu melihat relative growth, kalau growth suatu negara relatif lebih baik dari negara lain, investor akan prefer taruh (aset) di situ dibandingkan di negara lain. Itu yang bikin nilai tukarnya (dolar AS) masih akan kuat," ujar Chatib dalam dialog bersama CNBC Indonesia.

Kedua, tidak banyak pihak yang sadar, AS sudah menjadi net exporter komoditas energi saat ini. Jika harga komoditas energi naik, otomatis dolar akan terkerek naik. BESTPROFIT


Ketiga, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akan menarik dolar di pasar global kembali ke AS.

"Jadi dengan begini, kita akan berhadapan dengan strong dollar. Kalau strong dollar terjadi akan ada efek yang disebut sebagai balance sheet effect atau efek neraca," ungkap Chatib.

Perusahaan-perusahaan di dalam negeri dengan utang dalam dolar akan mengalami peningkatan beban karena utangnya menjadi mahal. Ketika beban utang mahal, porsi investasi akan turun. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF­

"Kalau porsi investasi turun, dia kontraktif," ujarnya.

Chatib menggarisbawahi sebagian besar perusahaan asing di Indonesia memiliki orientasi bisnis ke pasar domestik. Jika demikian, pendapatan perusahaan asing dicatat dalam rupiah. Sementara itu, perusahaan asing harus melakukan repatriasi keuntungan dalam dolar AS.

Dalam kondisi penguatan dolar, keuntungannya akan turun. "Gak tertarik dong, investor untuk tambah investasinya di sini atau kedua, kalau dia mau tetap lebih besar (pendapatannya) dalam US dollar, dalam rupiahnya harus lebih besar. Berarti posisi investasinya akan turun," jelasnya.

"Jadi penguatan dolar akan menimbulkan efek balance sheet, efek neraca, dimana perusahaan kontraktif," tegas Chatib.

Selang beberapa minggu, di akhir Oktober, 'ramalan' Chatib menjadi nyata. Investor berhamburan keluar dari pasar Indonesia dan eksportir berupaya mengamankan cadangan dolar AS di luar negeri yang memudahkan mereka untuk terus beroperasi ketika membutuhkan valas.

Yang terjadi di negeri ini adalah fenomena kelangkaan dolar Amerika Serikat di pasar yang membuat pelemahan rupiah. Mata uang Garuda yang melemah tersebut mulai menekan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Mereka umumnya yang memiliki banyak utang dalam bentuk dolar AS sehingga pelemahan rupiah membuat biaya bayar atau restrukturisasi pinjaman semakin mahal.

Terbaru adalah PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang rating utang jangka panjangnya dipangkas oleh PT Fitch Ratings Indonesia, menjadi CC dari sebelumnya di level B- pada pekan lalu. Peringkat CC menunjukkan adanya potensi risiko KIJA gagal bayar utang.

Downgrade peringkat utang itu juga mengenai obligasi senior tanpa jaminan senilai US$300 juta yang baru akan jatuh tempo pada 5 Oktober 2023. Rating obligasi yang kini menjadi CC dari B- ini dijamin oleh KIJA dan diterbitkan oleh anak usahanya Jababeka International BV.

Menurut Fitch, penurunan peringkat mencerminkan adanya peningkatan ketidakpastian tentang kemampuan KIJA untuk mengatasi pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.

Padahal, pada awal bulan ini Jababeka sudah mendapat kucuran utang dolar AS dari Bank Mandiri senilai US$100 juta. Utang baru ini jatuh tempo lima tahun dengan cicilan setiap enam bulan sekali. Manajemen sudah mengakui, tujuan utang baru itu diantaranya untuk membayar utang jatuh tempo, termasuk obligasi US$300 juta yang harus lunas Oktober 2023.

Ramalan Resesi

Selain ramalan terkait dengan efek strong dollar untuk korporasi, Chatib juga menyampaikan pandangannya soal resesi. Indonesia diyakini dapat terhindar dari resesi ekonomi yang saat ini menghantui negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris dan Eropa.

Chatib mengungkapkan dirinya tidak melihat risiko resesi bagi Indonesia tahun depan.

"Tidak sampai resesi lah," tegas Chatib. Meskipun, ekonomi Indonesia akan terdampak dari sisi ekspor. Khususnya ketika harga komoditas mengalami penurunan harga dan permintaan.

Indikasinya sudah terlihat, harga minyak dunia, minyak kelapa sawit, nikel dan lainnya sudah turun. Sementara itu, batu bara masih stabil karena permintaan Eropa naik drastis.

Dengan demikian, Chatib meyakini ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh sedikit di bawah 5%. "Tahun ini kita bisa tumbuh di 5,2%, tahun depan mungkin sekitar 4%," ujarnya.

Dampak guncangan global terhadap ekspor Indonesia, lanjutnya, tidak akan besar. Pasalnya, kontribusi ekspor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi hanya menyumbang 25%, kecil dibandingkan dengan Singapura yang memiliki share ekspor terhadap pertumbuhan ekonominya mencapai 200%.

Alhasil, ekonomi Indonesia hanya akan mengalami perlambatan.

"Ini gara-gara share ekspor ke GDP cuma 25%, ya efeknya 25%. Itu yang menyebabkan dampaknya slow down, tapi tidak resesi. Makanya somehow, kita butuh domestic demand kalau ekonomi global kena," ungkapnya Chatib. Jakarta, CNBC Indonesia