Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka sedikit menguat pada perdagangan hari ini Jumat (17/11/2023) setelah anjlok hampir 5% pada perdagangan sebelumnya ke level terendah dalam empat bulan karena kekhawatiran ekonomi AS dan China hingga sanksi untuk Iran.
Harga minyak mentah WTI dibuka naik 0,10% di posisi US$72,97 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka menguat 0,17% ke posisi US$77,55 per barel.
Pada perdagangan Kamis (16/11/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 4,90% di posisi US$72,9 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup merosot 4,63% ke posisi US$77,42 per barel.
Harga minyak turun hampir 5% pada perdagangan Kamis ke level terendah dalam empat bulan, karena investor khawatir terhadap permintaan minyak global menyusul lemahnya data dari AS dan Asia.
Kontrak bulan depan WTI dan Brent juga diperdagangkan di bawah kontrak tanggal selanjutnya, struktur yang dikenal sebagai contango.
Sementara itu jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam tiga bulan pada minggu lalu, menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja terus melemah.
Diketahui, kemarin AS telah merilis data klaim pengangguran. Pengajuan tunjangan pengangguran naik 13.000 menjadi 231.000 untuk pekan yang berakhir 11 November, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Rabu waktu Indonesia. Angka tersebut merupakan tertinggi dalam tiga bulan.
Permohonan klaim pengangguran dipandang mewakili jumlah PHK pada minggu tertentu.
Sementara itu, jumlah orang yang mengumpulkan tunjangan pengangguran di AS meningkat selama delapan minggu berturut-turut ke angka tertinggi dalam tujuh bulan sebesar 1,83 juta.
Peningkatan bertahap dalam klaim yang berkelanjutan ini merupakan tanda bahwa masyarakat membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Laporan tersebut muncul setelah data lain yang menunjukkan penjualan ritel AS turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada bulan Oktober karena pembelian kendaraan bermotor dan belanja hobi menurun. Hal ini menunjukkan melambatnya permintaan pada awal kuartal keempat yang semakin memperkuat ekspektasi The Federal Reserve akan segera menyelesaikan kenaikan suku bunga.
OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan terbatasnya pasokan pada kuartal keempat, namun data AS pada hari Rabu menunjukkan persediaan berlimpah.
Dalam perkembangan lain, perkiraan perlambatan produksi kilang minyak China juga membuat investor terdiam. Produksi minyak berkurang pada Oktober dari nilai tertinggi bulan sebelumnya karena melemahnya permintaan bahan bakar industri dan menyempitnya margin penyulingan.
Namun, aktivitas ekonomi China tetap meningkat pada bulan Oktober karena output industri meningkat lebih cepat dan pertumbuhan penjualan ritel melampaui ekspektasi.
Akan tetapi masalah lain datang, ketika konflik Israel-Hamas tampaknya meningkat di Gaza, para pejabat AS pada Rabu mengatakan mereka akan menerapkan sanksi minyak terhadap Iran, yang telah lama menjadi pendukung Hamas.
No comments:
Post a Comment