Wednesday, September 22, 2021

Gawat! Xi Jinping Komitmen 'Hajar' Batu Bara, Kenapa China?

 Xi Jinping. (REUTERS/Jason Lee) Foto: Xi Jinping. (REUTERS/Jason Lee)

 - Presiden China Xi Jinping memberikan pidato langka di depan Majelis Umum PBB, Selasa (22/9/2021) malam waktu New York, AS. Ia membuat komitmen iklim baru untuk menangani pemanasan global. 

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI


Ditegaskannya, China tak akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga batu bara lagi di luar negeri. Diketahui melalui pendanaan Belt and Road, (BRI), China berinvestasi di sejumlah proyek PLTU di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.

PT BESTPROFIT

Ia juga berjanji mempercepat upaya China untuk menjadi "netral karbon" di 2060. Termasuk mendukung negara berkembang mengembangkan energy hijau dan rendah karbon.

"Kami akan melakukan segala upaya untuk mencapai tujuan ini," ujarnya dalam pidato yang direkam sebelumnya dikutip dari AFP.

Pengumuman China ini sama seperti Korea Selatan dan Jepang. Kedua negara donor proyek batu bara di sejumlah negara itu juga menegaskan hal yang sama.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik sikap China. Ini juga dibarengi dengan komitmen baru AS meningkatkan pendanaan iklim internasionalnya hingga menjadi US$ 11,4 miliar per tahun.

"Saya menyambut baik pengumuman yang dibuat Presiden Xi, untuk mengakhiri semua pembiayaan," tegasnya. BEST PROFIT


"Saluran pembiayaan publik internasional untuk batu bara sudah dimatikan," katanya.Sementara Wakil Presiden untuk iklim dan ekonomi di World Resources Institute, Helen Mountford, mengatakan komitmen Xi adalah titik bersejarah. China, dalam laporan sejumlah kelompok non pemerintah disebut telah mengucurkan US$ 35 miliar untuk batu bara sejak Perjanjian Iklim Paris (Paris Agreement) ditandatangani 2015. BESTPROFIT



Sumber : Jakarta, CNBC Indonesia

Sebelumnya, lebih dari satu decade lalu, pemimpin negara maju sepakat menyumbang US$ 100 miliar untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Di 2019, OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) melaporkan negara maju hanya menyumbang US$ 79,6 miliar untuk negara berkembang mengatasi persoalan ini, US$ 20 miliar lebih rendah dari target tahunan awal. PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

No comments:

Post a Comment