Thursday, May 12, 2022

Sentimen Masih Ngeri-ngeri Sedap, Kabar IHSG Dkk Kurang Sehat

 Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (9/5/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Pasar finansial Tanah Air masih belum bergairah. Saham dan obligasi pemerintah melemah sementara rupiah stagnan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan koreksi tipis 0,05% ke level 6.816,2 pada perdagangan kemarin, Rabu (11/5/2022).

Sempat melemah di awal perdagangan, bahkan keluar dari level psikologis 6.800, IHSG sukses rebound dan berakhir di zona hijau di sesi I. PT BESTPROFIT



Namun sayang, di sesi II, gerak IHSG justru berbalik arah. Tekanan jual yang meningkat membuat penguatan IHSG terpangkas hingga akhirnya kembali ke zona merah. BEST PROFIT


Data perdagangan mencatat asing net sell Rp 876 miliar di pasar reguler.

Sementara itu di pasar obligasi pemerintah, harga berbagai obligasi seri acuan mengalami pelemahan. Hal ini tercermin dari kenaikan imbal hasil (yield).

Yield SBN tenor 15 tahun dan 30 tahun stagnan di masing-masing level 7,011% dan 7,084%. Sementara untuk yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara, kembali menguat 8,9 bp ke level 7,419%.

Kinerja buruk di pasar saham dan SBN hingga outflows di pasar keuangan RI pun tak mampu membuat nilai tukar rupiah menguat. Akhirnya rupiah pun harus rela berakhir stagnan di Rp 14.555/US$ di pasar spot. BESTPROFIT


Dari AS, yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung kembali melemah, jelang rilis data inflasi pada periode April 2022.

Dilansir dari CNBC Internationalyield Treasury tenor 10 tahun melemah 7 bp ke level 2,923%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Selasa kemarin di level 2,993%. PT BESTPROFIT FUTURES

Kinerja buruk di pasar saham dan SBN hingga outflows di pasar keuangan RI pun tak mampu membuat nilai tukar rupiah menguat. Akhirnya, rupiah pun harus rela berakhir stagnan di Rp 14.555/US$ di pasar spot.

Rilis data ekonomi domestik yang bagus ternyata masih belum mampu menjadi katalis positif untuk pasar keuangan karena sentimen eksternal masih sangat dominan.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan April 2022 meningkat 2,1 poin ke level 113,1.

Peningkatan IKK ditopang oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini, sejalan dengan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, serta (durable goods) yang meningkat. Jakarta, CNBC Indonesia

No comments:

Post a Comment